Tutorial Computer

Informasi Seputar Computer

Tutorial Entrepreneur

Informasi Seputar Wirausaha

Motivation

Informasi Seputar Motivasi Kehidupan

Tutorial Video

Informasi Seputar Video

Tutorial Blogger

Informasi Seputar Blogger

Tutorial Wordpress

Informasi Seputar Wordpress

Tutorial Youtube

Informasi Seputar Youtube

Tutorial Pemrograman

Informasi Seputar Pemrograman

Sunday, 11 October 2020

7 Kunci Sukses agar Konsisten dalam Menggapai Mimpi

Seseorang berhak memiliki sebuah mimpi besar untuk digapai suatu hari nanti. Masalahnya, belum tentu setiap orang berusaha semaksimal mungkin dalam meraih mimpi tersebut. Kadangkala di tengah perjalanan, kamu dijerat kemalasan. Ini membuat motivasi menurun lalu hilang sikap konsisten.
Biar rasa malas tak menjadi bumerang, kamu mesti berusaha keras untuk tetap konsisten setiap harinya. 

1. Tentukan step-step kecil yang dapat membantu gapai mimpi besarmu
Mimpi besar mustahil diraih kalau kamu cuma berandai-andai tanpa bertindak. Biar mimpimu bukan hanya sekadar mimpi, lakukan langkah kecil yang bisa mendekatkanmu pada goals tersebut. Yang terpenting, lakukan setiap hari secara rutin dan secukupnya. Sebab kalau kamu bekerja secara berlebihan, bukan konsisten yang didapat. Malah yang ada kamu merasa usahamu adalah sebuah beban berat.

2. Atur sekelilingmu agar dapat memberi suatu kenyamanan tersendiri
Tempat yang rapi dan tertata memberi kenyamanan tersendiri untukmu. Hal ini pun turut bermanfaat meningkatkan semangat juangmu, lho. Melakukan sesuatu di tempat yang terlihat berantakan dan kacau balau justru membuat kamu malas. Jadi kalau kamu melihat meja atau ruangan kerjamu berantakan, sempatkan untuk membenahinya ya. 

3. Rajin mengingatkan diri sendiri alasan saat pertama kali memulai mimpi ini
Usaha yang dilakukan secara terus-menerus bisa saja membuat kamu bosan. Ketika sudah merasa seperti ini, jangan tergiur untuk menghentikan langkah. Kamu mesti tetap ingat alasan saat pertama kali memutuskan untuk memulai mimpi. Setiap orang pasti punya alasan luar biasa, maka sudah sepantasnya untuk mencoba mengingat kembali tujuanmu. 

4. Lebih peka terhadap berbagai pencapaian kecil yang sudah berhasil kamu raih
Pencapaian kecil yang sudah berhasil kamu raih tak boleh dilupakan begitu saja. Jadikan keberhasilan-keberhasilan yang telah lalu menjadi motivasi buatmu untuk menggapai mimpi terbesar dalam hidup. Sesuatu yang besar datang dari hal kecil yang sering tidak disadari. Sekarang waktunya kamu lebih peka atas hal itu agar konsisten menjemput mimpi. 

5. Belajar mengerti bahwa tidak semua hal dapat kamu kendalikan
Mengertilah bahwa tidak semuanya dapat kamu kendalikan, termasuk hasil dari usahamu. Dalam hidup, tugas kamu adalah lebih banyak fokus pada usaha yang tengah digeluti. Sudah jelas bahwa terus-menerus khawatir dan bertanya-tanya tentang hasil yang akan didapat bukan tindakan yang bijak. Biarkan sesuatu terjadi sebagaimana mestinya. Yang penting kamu sudah berusaha sebaik mungkin. 

6. Tetap sempatkan waktu untuk melakukan sesuatu yang kamu sukai
Giat mengejar mimpi bukan berarti kamu menyiksa diri dengan tidak mengizinkan untuk bersantai. Tiap orang pasti dapat menyempatkan diri melakukan sesuatu yang disukai. Nah supaya kamu tak merasa jenuh, berikan reward pada diri sendiri untuk istirahat sejenak guna melakukan sesuatu yang menyenangkan. Ketika energi terisi kembali, kamu lebih mampu pertahankan konsistensi. 

7. Banyak bergaul dengan mereka yang penuh dengan aura positif
Memasuki usia yang semakin dewasa, menyeleksi dengan siapa kamu bergaul dapat memberi efek pada kesuksesan. Kalau kamu bergaul dengan orang-orang yang penuh dengan aura positif, maka dampak baiknya akan menular. Begitu pun sebaliknya kalau kamu bergaul dengan mereka yang toxic. 

Singkatnya, semua nilai kehidupan yang baik akan memberi dampak baik pula. Mulai dari kebiasaan, tempat, hingga orang-orang di dekatmu. Sederet hal positif tersebut akan membuatmu otomatis konsisten tanpa disuruh, tanpa tunggu sampai kamu menyesal duluan.

Tips Menenangkan Teman yang Ditimpa Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial. Maka tidak heran ketika ditimpa masalah, kebiasaan kita akan mencari sosok yang paling dipercaya untuk bercerita panjang lebar.

Menjadi pendengar budiman
Jika teman Anda mengadu pada Anda tentang masalah yang ia hadapi, tugas pertama Anda dalam situasi begini adalah menjadi pendengar budiman.

Terlepas jika Anda pada akhirnya menyangkal kata-katanya, menceramahi atau mungkin menasehati teman Anda, minimal Anda harus bisa mendengarkan mereka dengan baik, karena selain mencari solusi, mereka sangat ingin didengarkan dan dimengerti.

Dalam buku “Listen like A Dog” karya Jeff Lazarus, penulis menyatakan bahwa manusia lebih suka berbicara mendalam (deep-talk) dengan hewan kesayangan ketimbang menceritakan permasalahan hidup kepada manusia.

Nah, mengapa demikian? Ternyata manusia lebih sering mendengar untuk menjawab, dan bukan mendengar untuk mengerti.
Maka, akhirnya teman Anda yang ditimpa masalah tadi berasa dirinya seolah tak dipahami, malah makin dihakimi.
Berujung, mereka akan merasa seolah beban mereka semakin bertambah lagi. Kasihan sekali, kan ya?

Belajar ‘seni’ berbicara
Berbicara juga ada seninya. Tidak hanya individu yang sedang ditimpa masalah, bahkan individu yang sehat juga senang mendengarkan kata-kata yang berunsur motivasi.

Dalam buku “Words Can Change Your Brain”, Andrew Newberg dan Mark Robert Waldman menuliskan bahwa sebuah kata punya kekuatan untuk memengaruhi ekspresi gen yang mengatur stres fisik dan emosi.

Lebih jauh, penulis mendasari tulisannya dengan penelitian, dan memaparkan kata-kata positif seperti “cinta” dan “damai” mampu mengubah ekspresi gen, memperkuat area di lobus frontal otak, dan meningkatkan fungsi kognitif otak.

Kata positif mendorong pusat motivasi di otak untuk melakukan tindakan yang rasional. Oleh itu, sering-seringlah menyemangati teman yang sedang berada dalam kesusahan atau ditimpa masalah, dengan kata-kata yang positif

Anda bisa mencoba kalimat berikut ini; “Aku yakin kamu pasti bisa”, atau “Semangat teman, kamu adalah orang yang kuat” dan apapun yang dapat menenangkan mereka.
Dengan demkian, mereka lebih merasa dipedulikan dan akhirnya matang merungkai solusi atas permasalahan yang dihadapi.

Menjaga lisan
Begitu pun dengan pantangan ketika menghadapi teman yang sedang berduka atau berputus asa, kata-kata negatif seperti “kamu memang tidak pantas”, “itu aja sedih”, atau “itu masalah kecil. Orang lain malah pernah lebih parah lagi” sebisanya dihindari, ya?

Jika Anda pernah mendengar tentang teori kebutuhan Maslow, tokoh Psikologi barat itu telah sangat jelas menerangkan bahwa salah satu dari kebutuhan (needs) manusia adalah kebutuhan rasa aman.
Kebutuhan tersebut secara psikis adalah yang tidak mengancam kondisi kejiwaan seperti tidak diejek, tidak direndahkan, dan tidak stres.

Maka, sebagai teman yang baik, hindarilah diri daripada menjadi penyebab terjadinya stres yang malah membuat kondisi teman Anda semakin memburuk, melalui apa yang terlontarkan oleh lisan Anda.

Menjadi teman terbaik versi diri sendiri
Akhirnya, penanganan terbaik kembali lagi pada diri Anda sendiri. Saya pribadi lebih memilih untuk mendengarkan setiap keluh kesah, tangis pecah atau curhatan panjang sebagai ‘katarsis’ (ungkapan emosi) teman-teman saya saat ditimpa masalah.

Saya percaya bahwa kebanyakan manusia mampu berbicara panjang dan mengutarakan apa yang terbesit dipikiran, tetapi belum tentu mampu untuk mendengarkan secara efektif. Terlebih untuk berusaha memahami dan bukan sekedar untuk menghakimi.

Maka, mendengarkan permasalahan teman Anda dengan baik, adalah semacam “first-aid” yang dapat Anda berikan. Nah kemudian, cari tau dulu bentuk penanganan seperti apa yang bisa Anda tawarkan.
Jika teman Anda kehilangan uang misalnya, maka pinjamkan ia uang terlebih dulu. Jika ia stres, berikan coklat. Setidaknya cukup untuk membuat emosinya meningkat baik.

Sekarang kembali lagi pada Anda. Semoga apa yang coba saya sampaikan disini sedikit dapat menambah pengetahuan dan mempertajam pikiran guna menjadi individu yang menyenangkan.

Saya percaya, untuk menangani kasus begini masing-masing kita pasti punya solusi penanganan sederhana tetapi tetap ampuh mencairkan suasana. Intinya, pilihlah langkah penanganan yang paling efekif menurut Anda.

Tips Mengatasi Rasa Cemas Menghadapi Kematian

Kematian adalah teka-teki tanpa jawaban, hingga terjawab oleh waktu dan keadaan. Lalu Anda berbicara tentang kematian seolah ia adalah peristiwa yang paling menakutkan.
Bukankah ketika di dunia Anda sibuk dengan perkara melalaikan? Seolah hari mati itu perihal kesekian. Konon Anda masih muda, masih punya umur panjang. Tetapi sampai kapan?

Tentang Kematian
Jika Anda pernah membaca buku “Psikologi Kematian” karya Komaruddin Hidayat, Anda mungkin masih ingat bagaimana penulis menggambarkan kematian sebagai suatu ‘jalan pulang’.
Bayangkan Anda sudah lama sekali kuliah di luar negeri. Tidakkah Anda akan rindu suasana di rumah? Lalu, bukankah saat akan berangkat pulang ke rumah menjadi momen yang paling membahagiakan?

Ibarat seperti orang rantau pulang kerumah, begitulah gambaran kematian. Dunia ini adalah tempat para musafir. Anda adalah anak rantau yang suatu saat akan pulang menuju rumah keabadian (akhirat).

Mengapa kita takut mati?
Entah. Tentu ada jawaban berbeda pada setiap individu. Hanya saja, satu hal yang pasti bahwa kita semua ini adalah manusia penuh dosa.
Siapa yang berani bilang “Aku tidak punya dosa!”… Tentu saja, Anda akan menggeleng kepala. Saya juga tidak berani.

Nah, berarti Anda sebenarnya sadar bahwa Anda punya dosa. Sadar juga bahwa pendosa itu tempatnya di neraka.
Tetapi ketika berdoa Anda dengan berani minta Surga. Tak tanggung, surga Firdaus malah. Memang antum siapa?

Coba tanya pada diri, solat taubat apa sudah rutin? Maksiat sudah ditinggalkan? Ibadahnya sudah rajin? Sudah layak belum surga Firdaus itu Anda tempati?…
Coba evaluasi lagi. Bisa jadi, dosa yang menumpuk itulah menjadi sebab mengapa Anda takut mati!

Bekal menuju akhirat
Orang-orang yang sadar bahwa dunia adalah tempat persinggahan akan selalu mendambakan kematian.
Mereka tidak akan terbuai dengan segala permainan yang ditawarkan dunia karena mereka sedang sibuk mengumpul ‘bekal’ untuk dibawa ‘pulang’.

Entah itu dengan memperbanyak amalan sunnah dan meningkatkan amalan rutin, atau menyebar kebaikan kepada orang lain.
Saya jadi teringat kata-kata ustaz Zaky A. Rivai, pada salah satu postingan Instagramnya;

“kita ini di dunia cuma ngantri mati. Biar ga bete, ga bosen, karena ngantri itu lama, kita dikasi mainan sama Allah, supaya kita bisa berlomba. Di lomba itu nanti ada yang menang ada yang kalah.. ada sedih ada senang”

Tips agar tidak takut mati
Kematian sering dikaitkan dengan kecemasan pada lansia. Jika pernah membaca penelitian tentang cara menghadapi kematian, tidak sedikit kita akan menemukan terapi menghadapi rasa cemas, terapi kesejahteraan, terapi zikir dan beberapa terapi lainnya.

Saya tertarik mempelajari serta mencari tau solusi menghadapi kematian tanpa harus cemas atau takut. Akhirnya, saya mendapat insight dari sebuah postingan video yang saya tonton beberapa hari lalu.
Inti dari video tersebut adalah; “Manusia meninggal dalam kebiasaan yang sering ia lakukan”.

Sebagai contoh, pada bulan suci Ramadhan yang lalu, seorang hafidz sekaligus guru ngaji al-Qur’an di Turki, Mehmed Ali Seflek, meninggal ketika sedang membaca al-Qur’an.
Beliau menghembuskan nafas terakhir saat membaca al-Qur’an dengan wajah tertelungkup di atas mushaf.

Masih pada tahun yang sama, kematian dengan cara berbeda dapat kita lihat pada seorang Penyanyi Amerika, David Olney.
Artis Barat itu menghembuskan nafas terakhirnya saat sedang manggung di pertunjukan 30 A Songwriters Festival di Santa Rosa Beach, Florida, pada Sabtu 18 Januari 2020.
Dua contoh kasus kematian diatas tentu saja sangat berbeda sekali. Persamaannya, mereka sama-sama telah meninggal. Namun, jelas dapat kita lihat bahwa mereka meninggal dalam kebiasaan sehari-hari.

Seorang hafidz yang sering membaca al-Qur’an serta mengajarkannya, meninggal bersama al-Qur’an.
Manakala seorang penyanyi yang sering manggung kemana-mana, meninggal diatas panggung! Lalu, bagaimana cara Anda meninggal?
Jangan tanya saya. Tetapi lihatlah pada apa dan bagaimana rutinitas Anda sehari-hari.

Kematian sebagai pengakhiran abadi
Berbicara tentang kematian tidak perlu mengundang rasa takut. Justru, kita dinasehati untuk lebih sering mengingat mati, agar tidak sombong dimuka bumi ini.
Ingatkah Anda pada ikrar suci sewaktu berdiri mengadap kiblat setiap hari?

”Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam’.”
*Terjemahan doa iftitah, dibaca dalam setiap solat fardu.

Nah, padahal setiap hari kita sudah berjanji dihadapan Allah. Seperti mana hidup, kita juga mati hanya untuk Allah. Lalu apa lagi yang ditakuti dari sebuah kematian yang pasti?

Masih cemas? Tenang, wajar kok. Berarti Anda adalah insan terpilih yang disayang Allah. Diberi rasa cemas supaya Anda bersegera sujud pada Allah.
Jika tidak cemas ketika mengingat mati, bisa jadi ibadah Anda lalai, karena tidak takut pada azab Allah lagi.

Mulai sekarang, segera beribadah dengan rajin. Tingkatkan ibadah rutin. Semoga semua pembaca tulisan ini mendapat kematian yang diridhai-Nya, dan pengakhiran hidup yang Khusnul Khatimah, insya-Allah.

Tips Bicara Untuk Negosiasi dan Memperoleh Keinginan, Mengalah Untuk Menang

Negosiasi memang menjadi gampang-gampang sulit dilakukan, karena dalam negosiasi, antara Anda dengan lawan bicara pasti memiliki kepentingan tersendiri dan tujuan masing-masing.
Pastinya Anda juga memiliki tujuan pastinya mengarah kepada keuntungan, tidak mungkin seseorang melakukan negosiasi untuk mendapat kerugian, benar ?.

Kalau Anda sependapat, maka Anda harus membaca tulisan dari awal, sampai habis, agar paham bagaimana cara bernegosiasi. Tapi, tidak dipaksa juga, kalau mau baca silahkan, kalau tidak mau ya tinggal close, toh pilihan semua kembali kepada Anda.

Serius, intinya negosiasi itu pasti mengarah tujuan agar sama-sama merasa diuntungkan. Jadi, jika dalam bernegosiasi Anda bicara tidak memperlihatkan keuntungan lawan bicara, maka kemungkinan besar negosiasi Anda akan gagal.

Maka, agar berhasil, jelaskan keuntungan mereka dan keuntungan Anda, namun lebih baiknya lagi, cukup jelaskan keuntungan-keuntungan lawan bicara, bila lawan bicara masih tidak yakin, baru Anda jelaskan keuntungan Anda dapat setelah bekerja sama dengannya.

Masih dari buku yang sama sebagai sumbernya, yakni buku ‘Bicara itu Ada Seninya’ karangan Oh Su Hyang.

Mengalah untuk Menang
Negosiasi memiliki makna sebagai suatu proses perundingan oleh beberapa orang untuk mencapai kesepakatan yang sesuai dengan tujuan dan saling diuntungkan.

Setiap orang melakukan negosiasi, dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pekerjaan.
Seperti seorang emak-emak yang berbelanja di pasar, melakukan negosiasi dengan penjual sayur sebelum membeli, jika keduanya sudah menemukan kesepakatan, maka sayur jadi dibeli.

Kalau tidak sesuai kesepakatan, maka emak-emak itu sok-sok pergi dan dalam hatinya “semoga dipanggil lagi dan dikasih kurang,” namun sayangnya mang sayur tidak memanggil, karena dirinya merasa dirugikan.
Nah, ternyata negosiasi gagal antara mang sayur dengan emak-emak.

Bagaimana cara sebaiknya kita melakukan negosiasi?
Begini, jika kita meminta dan sangat bersikeras agar harga diturunkan, maka negosiasi ini tidak akan pernah berhasil.

Kita harus bisa berhasil membuat kesepakatan di titik tengah, agar kedua belah pihak mengalah dan berhasil melakukan transaksi dengan senang hati dan tidak merasa dirugikan.
Pembeli yang bisa bernegosiasi yakni bisa memainkan hal yang tidak penting baginya, namun sangat dibutuhkan oleh para penjual.

Seperti Anda membeli baju atau benda-benda lain, Anda bisa mempengaharui penjual dengan ucapan “Kalau saya dikasih diskon, saya akan beritahu teman-teman saya untuk berbelanja di sini karena di sini barang bagus dan berkualitas,”.

Nah, dengan begitu, dengan ucapan itu, secara tidak langsung penjual merasa diuntungkan karena Anda memberitahu teman-teman Anda yang lain untuk berbelanja kepadanya.

Anda senang membeli dengan harga relatif murah, penjual juga senang karena Anda bisa mengundang para pelanggan baru.
Seperti inilah negosiasi. Agar negosiasi berhasil, bukan hanya satu pihak mengalah, atau bukan hanya satu pihak yang diuntungkan, namun kedua pihak harus diuntungkan.

Teknik Tarik Ulur Negosiasi
Negosiasi merupakan sebuah permainan dalam hidup, permainan ini sering dilakukan saat ingin menyatukan perbedaan pendapat serta membuat semua bisa bersatu.
Negosiasi adalah adalah salah satu kesempatan untuk memperoleh keinginan dengan memperlihatkan kemampuan yang terbaik.

Selangkah Lebih Maju
Dalam bernegosiasi yang penting adalah terlihat tidak terlalu membutuhkan dan melebihi lawan bicara.
Memperlihatkan kita bisa menolak negosiasi jika tidak mendapatkan yang diinginkan biasanya juga bisa membantu. Serta perlihatkan Anda sedang membuat alternatif-alternatif lain, sehingga posisi Anda bisa berada di atas lawan bicara.

Mengulur Waktu
Teknik selanjutnya dengan tidak cepat memberikan jawaban, ulurlah waktu agar lawan bicara Anda bisa mengalah untuk mendapatkan jawaban dari Anda.
Misalnya dalam bernegosiasi sebuah barang, Anda bisa melempar harga tawaran Anda sekali, setelah itu bersikaplah diam seperti memikirkan sesuatu, tunggu hingga penjual menjelaskan kenapa harganya mahal atau yang berkaitan dengan barang yang ingin Anda beli.

Bila penjual telah menjawab, biasanya dia akan meminta dengan harga lebih tinggi dari nilai tawaran Anda, nah setelah ini terjadi Anda bisa kembali memberi tawaran lebih rendah dari tawaran penjual namun lebih tinggi dari nilai tawaran Anda pertama.
Namun, tidak selamanya teknik mengulur waktu bisa efektif, terkadang teknik ini juga bisa gagal, maka lihat kondisi dan situasi ya.

High & Low
Negosiasi adalah tawar-menawar secara terus-menerus sehingga mencapai angka kesepakatan dan angka tidak merugikan kedua belah pihak.

Jika Anda seorang penjual, maka tawar dengan harga agak lebih tinggi dahulu, sehingga penawaran menjadi turun, sebaliknya jika Anda seorang pembeli, tawar dengan harga terendah dahulu, sehingga harganya naik perlahan.

Bukan Seorang “Keyman”
Jelaskan bahwa Anda bukan seorang yang bisa mengambil keputusan atau ‘Keyman’ lalu ulur waktu. Sebutkan beberapa syarat atau beberapa keuntungan yang ia dapat bila membeli barang Anda.

Lawan bicara tidak mengetahui siapa pembuat keputusan itu karena Anda mengaku bukan ‘Keyman’ lalu karena merasa percuma melakukan negosiasi tapi Anda bukan seorang yang bisa memberi keputusan, lawan bicara Anda kemungkinan besar akan mengalah dan membeli barang Anda sesuai keinginan Anda.

Berpikir Positif
Tetap dalam pikiran positif, karena jika Anda berpikir positif dari semua hasil negosiasi, maka untuk kedepan Anda akan bisa lebih mahir dalam bernegosiasi.

Misalnya Anda berhasil membeli barang dengan harga tidak sesuai dengan keinginan Anda, namun Anda telah membeli dan merasa gagal negosiasi.
Maka, Anda tetap harus ambil sisi positifnya, karena bila Anda gagal dalam bernegosiasi dalam satu kesempatan, masih ada kesempatan lainnya.

12 Cara Mengatasi Rasa Kecewa

Saat Anda kecewa maka itu bisa menyakitkan. Terkadang sedikit. Terkadang banyak.
Jika Anda belajar bagaimana menghadapi kekecewaan itu dengan cara yang lebih sehat dan lebih bermanfaat maka itu bisa menjadi lebih tidak menakutkan dan menyakitkan dan sebenarnya merupakan batu loncatan atau pengalaman belajar untuk pertumbuhan pribadi lebih lanjut.

1. Pertama, terima apa yang Anda rasakan
Kekecewaan menyakitkan. Dan tidak apa-apa.
Jangan coba mendorongnya. Dan jangan mencoba menyembunyikannya di bawah senyuman lebar.
Saya telah menemukan bahwa lebih baik tidak terbawa oleh dorongan yang begitu menggoda.

Tetapi untuk menerima apa yang dirasakan. Membiarkan semuanya masuk dan menyakitkan untuk sementara waktu.
Karena jika kita melakukannya maka itu akan berjalan lebih cepat dan dalam jangka panjang tidak terlalu menyakitkan untuk memproses apa yang telah terjadi.
Di sisi lain, jika kita menolak perasaan itu, maka emosi tersebut dapat muncul kemudian dan pada waktu yang tidak terduga. Dan membuatnya menjadi murung, pesimis atau agresif pasif.

2. Ingat, Anda tidak mengecewakan
Hanya karena Anda mungkin telah kecewa, mengalami kemunduran, atau membuat kesalahan dan mengecewakan orang lain tidak berarti Anda kecewa atau gagal .
Dan situasi yang Anda hadapi saat ini tidak akan berlangsung selamanya. Bahkan jika mungkin terasa seperti itu hari ini.

Yang benar adalah:
Hanya karena Anda kecewa hari ini atau Anda mengecewakan seseorang, bukan berarti Anda akan atau melakukannya besok atau waktu berikutnya.
Ini tidak mencap Anda sebagai kekecewaan (kecuali jika Anda memilih untuk memberi label itu pada diri Anda sendiri).
Jika Anda terus bergerak maju dan Anda terus mengambil tindakan maka Anda akan terus maju dan Anda akan meningkat.

3. Belajar dari rasa kecewa
Cara Mengatasi Rasa kecewa. Daripada tersesat dalam rasa sakit dan emosi negatif yang muncul dari kekecewaan, pilih untuk melihatnya lebih sebagai sesuatu yang dapat Anda pelajari dari hal-hal yang berharga (dan sesuatu yang akan membantu Anda untuk tumbuh).
Anda dapat melakukannya dengan mengajukan pertanyaan yang lebih baik kepada diri sendiri.

Pertanyaan seperti:
Apa satu hal yang dapat saya pelajari dari ini?
Bagaimana cara menyesuaikan jalur saya untuk menghindari kekecewaan ini di masa mendatang?
Apa satu hal yang dapat saya lakukan secara berbeda di lain waktu?

Mungkin Anda mengetahui bahwa Anda mungkin dapat berkomunikasi lebih baik di lain waktu ketika Anda berada dalam situasi yang sama atau bekerja bersama dengan orang lain dalam suatu tugas atau proyek.
Atau Anda perlu memberi diri Anda keseimbangan yang lebih baik antara istirahat dan bekerja untuk menghindari kesalahan atau berpikir lebih jernih.

Anda bahkan mungkin menyadari bahwa Anda perlu membuat perubahan yang lebih besar dalam hidup Anda dan mulai menghabiskan lebih sedikit waktu – atau tidak sama sekali – dengan seseorang yang telah terlalu sering mengecewakan Anda (atau selalu membuat Anda merasa kecewa, bukan peduli seberapa keras Anda mencoba).

4. Ingatkan diri Anda: kekecewaan akan terjadi jika Anda keluar dari zona nyaman Anda
Siapa yang tidak pernah kecewa? Atau tidak pernah merasa rendah tentang kemunduran atau kesalahan?
Orang-orang yang tidak pernah benar-benar keluar dari zona nyaman mereka.
Setiap orang yang sekarang sukses dan Anda mungkin merasa kecewa dan gagal.

Kemunduran dan terkadang merasa kecewa adalah bagian alami dari menjalani hidup Anda sepenuhnya. Pertanda kamu mencoba untuk tumbuh dan memperbaiki situasi kamu.
Perlu digaris bawahi bahwa dengan mengingat fakta ini membantu kita untuk tetap kuat dan lebih dengan mudah menangani halanagan dan kemunduran diri.

5. Fokus kembali pada apa yang masih Anda miliki dalam hidup Anda
Untuk terus mengalihkan fokus Anda ke apa yang masih Anda miliki dalam hidup Anda.
Orang-orang, hasrat dan hal-hal yang terkadang Anda anggap remeh seperti atap di atas kepala Anda dan air bersih.

Memanfaatkan rasa syukur dengan cara ini membantu kita untuk menempatkan segala sesuatunya ke dalam perspektif dan tidak membiarkan kekecewaan membanjiri dan menggagalkan seluruh minggu kita.

6. Bicarakan dengan seseorang yang dekat dengan Anda
Mendapatkan perspektif yang lebih sehat dan lebih luas tentang apa yang terjadi, seperti yang telah disebutkan, merupakan bagian penting dalam menghadapi kekecewaan dengan cara yang lebih baik.
Dan salah satu cara paling ampuh untuk melakukannya adalah dengan pengalaman untuk mengungkapkannya dan membicarakannya dengan seseorang yang dekat dengan Anda.

Dengan melampiaskan saat teman menjadi pendengar yanga baik, Anda dapat melepaskan tekanan batin itu, menyelesaikan masalah untuk diri Anda sendiri dan menerima apa yang telah terjadi alih-alih mencoba mendorongnya atau mengabaikannya.
Dan jika Anda berdua membicarakannya, Anda dapat melihat situasinya melalui mata orang lain dan dari perspektif lain. Anda berdua dapat bersama-sama memulai rencana aksi tentang bagaimana Anda akan bergerak maju.

7. Jika ekspektasi Anda sempurna, sesuaikanlah
Jika Anda menuntut atau mengharapkan kesempurnaan dari diri sendiri atau orang lain maka Anda akan sering kecewa.
Jadi sesuaikan sedikit ekspektasi Anda.
Jika Anda kecewa dengan apa yang Anda lakukan, apa yang orang lain lakukan atau bagaimana situasi berubah dalam hidup Anda, tanyakan pada diri Anda:

Apakah ini penting dalam 5 tahun? Atau bahkan 5 minggu?
Hal lain yang membantu adalah mengingatkan diri sendiri bahwa jika Anda percaya pada mitos kesempurnaan maka Anda akan menyakiti diri sendiri dan orang-orang dalam hidup Anda.

Karena mitos yang mungkin Anda ambil dari film, lagu, dan apa yang dikatakan oleh dunia atau sorotan Instagram, Anda akan berbenturan dengan kenyataan dan cenderung:
Menyebabkan banyak stres dan penderitaan di dalam diri Anda dan orang-orang di sekitar Anda.
Membuat Anda terjebak dalam penundaan karena Anda menjadi takut kecewa atau mengecewakan orang lain sekali lagi.

Membahayakan atau mungkin menuntun Anda untuk mengakhiri hubungan, pekerjaan, proyek, dll. Karena harapan Anda berada di luar dunia ini.
Menjaga pengingat ini di garis depan pikiran dan terkadang ditulis di selembar kertas dapat membantu untuk menyesuaikan harapan dan mengurangi penderitaan dan kekecewaan anda sendiri.

8. Beristirahatlah (dan temukan cara lain untuk mengurangi tingkat stres Anda saat Anda bergerak maju)
Hanya berfokus pada tujuan Anda dan bekerja ke arahnya sepanjang waktu dapat menyebabkan stres yang tidak perlu dan membuat Anda kehilangan perspektif.
Dan terkadang Anda hanya perlu istirahat untuk mengatasi rasa kecewa. Jadi luangkan waktu untuk beristirahat, mengisi ulang tenaga, dan bersenang-senang.

Setelah Anda mengambil cuti dari tujuan dan impian Anda, Anda mungkin akan berada di tempat yang lebih baik untuk menerima dan belajar dari apa yang terjadi dan kemudian bergerak maju sekali lagi.
Ketika Anda berada di tempat yang lebih tenang ini, luangkan sedikit waktu untuk melihat bagaimana Anda dapat merencanakan keseimbangan yang lebih baik antara bekerja dan waktu istirahat yang tenang.

Kita telah menemukan bahwa ketika keseimbangan diantara kedua hal tersebut teratur maka biasanya akan lebih mudah untuk menangani kemunduran dan hal-hal tidak berjalan seperti yang diinginkan dengan cara yang lebih konstruktif dan terpusat secara mental.

9. Keluar dari kepalamu sendiri
Jika Anda tahu bahwa Anda memiliki kecenderungan untuk terjebak dalam memikirkan situasi negatif terlalu lama dan jatuh ke dalam spiral kemudian keluar dari kepala Anda sendiri dan pikiran-pikiran melintas di sana.

Dua cara untuk melakukan itu dan memfokuskan perhatian Anda ke luar adalah dengan:
Bantu seseorang. Bantu teman merencanakan pesta atau rapat di tempat kerja. Atau bantu dia memindahkan kotak dan barang lain ke rumah barunya. Atau cukup hadir dan dengarkan dia saat dia mengungkapkan kekecewaan dalam hidupnya.
Latihan. Menurut saya, angkat beban atau jalan-jalan jauh adalah cara yang bagus untuk saya untuk fokus ke luar sekali lagi, untuk memperbarui energi saya dan untuk mempertajam fokus saya.

10. Temukan energi dan motivasi lagi dengan bantuan orang lain.
Angkat semangat Anda, tingkatkan motivasi dan pemikiran positif Anda dengan bantuan orang lain.
Bisa dengan bantuan percakapan dengan teman, keluarga atau rekan kerja.

Perbarui fokus dan motivasi itu untuk terus bergerak menuju impian Anda dengan bantuan misalnya:
Buku (buku motivasi atau mungkin biografi orang yang Anda kagumi) dan podcast.
Film, acara TV, dan saluran Youtube.
Forum online dan saluran media sosial.
Pergunakan dari waktumu sekitar 10 – 60 menit dengan satu atau beberapa sumber untuk menemukan energi baru dan perubahan dalam pemikiran Anda.

11. Temukan langkah kecil untuk mulai bergerak maju lagi
Setelah Anda menerima situasinya, mungkin belajar satu atau dua hal darinya dan meningkatkan motivasi Anda lagi lalu mulai bergerak maju.
Anda tidak harus mengambil lompatan besar dan berani.
Kita biasanya mencoba memikirkan setidaknya permulaan untuk rencana aksi kecil tentang bagaimana untuk maju. Kita dapat melakukannya bersama dengan seseorang – seperti misalnya dengan pasangan kita.

Kemudian memecahkan rencana itu menjadi langkah-langkah kecil. Dan mulai bekerja dengan langkah pertama itu.
Jika masih sulit memulai dengan menunda-nunda pada langkah itu maka pecahkan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan mengambil tindakan pada salah satunya.

12. Tingkatkan harga diri Anda
Meningkatkan harga diri dapat membantu menghindari terseret terlalu jauh ke dalam kritik diri dan emosi negatif setelah kekecewaan.
Hal ini juga membantu untuk tidak kecewa pada diri sendiri sesering dulu, tetapi untuk mengatasi kemunduran dengan pikiran yang lebih tenang dan lebih stabil secara emosional.

Ini juga memudahkan untuk tidak menyalahkan orang lain agar merasa lebih baik tentang diri kita dan untuk belajar lebih banyak dari situasi ini dan mendapatkan hasil yang lebih baik di lain waktu.
Jadi bagaimana Anda meningkatkan harga diri Anda?
Beberapa kiat dan kebiasaan paling membantu yang bisa dicoba adalah:

Tuliskan 3 hal di malam hari yang Anda hargai tentang diri Anda.
Luangkan beberapa menit di penghujung hari Anda untuk bertanya pada diri sendiri: 3 hal apa yang dapat saya hargai tentang diri saya?
Tuliskan jawaban Anda di buku catatan, di laptop atau ponsel pintar. Ini akan membantu Anda untuk mulai berfokus pada hal-hal positif tentang diri Anda dan berhenti bersikap kritis terhadap diri sendiri.

Berhentilah jatuh ke dalam perangkap perbandingan yang merusak.
Cara Mengatasi Rasa kecewa. Jika Anda membandingkan apa yang Anda miliki, apa yang telah Anda lakukan dan siapa Anda dengan orang lain dan kehidupan mereka, maka Anda akan paling sering mulai merasa tertekan dan buruk tentang diri Anda sendiri.
Karena masih ada langit diatas langit.
Jadi, pilih cara membandingkan yang lain. Mulailah membandingkan diri Anda dengan diri sendiri. Lihat seberapa jauh Anda telah berkembang. Apa yang telah Anda atasi. Dan fokuslah pada cara Anda meningkatkan hasil.

Itu hanya dua kebiasaan berguna untuk meningkatkan harga diri Anda .
Anda juga dapat menggunakan banyak hal yang Anda temukan dalam artikel ini seperti bersikap konstruktif dalam menghadapi kesulitan, bersikap lebih baik dan lebih membantu orang lain, tidak berpikir bahwa Anda kecewa hanya karena satu kemunduran dan mengganti perfeksionisme dengan sesuatu lebih sehat.