Ketika bekerja, kita pasti seringkali merasakan emosi negatif, seperti merasakan takut, marah, sedih, tertekan, dan emosi-emosi negatif lainnya.
Dihadapkan pada kondisi tersebut, mengelola emosi negatif dalam diri merupakan hal yang sangat penting khususnya dalam membina hubungan kerja. Kamu dituntut untuk tetap bisa menguasai emosi dan bekerja dengan baik.
Cari Waktu untuk Menenangkan Diri
Ketika Anda merasa sensitif ataupun sedang merasa marah, cobalah untuk mencari waktu menenangkan diri. Posisikan diri dengan duduk santai, sandarkan punggung di kursi lalu ambilah napas panjang. Selain itu, Anda bisa meredam emosi dengan minum air putih lalu berjalan di sekitar kantor untuk meredam emosi.
Kenali Diri Lebih Baik
Kunci untuk mengendalikan emosi adalah mengenali diri sendiri lebih baik lagi. Cari tahu apa yang membuat Anda lebih mudah merasa sensitif. Dengan mengenal diri lebih baik, maka bisa meningkatkan kecerdasan emosi saat di kantor. Jika Anda sudah mengenal baik diri sendiri, Anda bisa mengatasi masalah emosi jauh lebih baik.
Berpikir Positif
Saat Anda tertekan dan menghadapi masalah, sebaiknya ubah mindset Anda. Hindari berpikir negatif. Ubah cara pandang Anda menjadi lebih positif. Yakin bahwa Anda dapat mengatasi masalah dengan tenang dan tidak akan membuat Anda tertekan. Lingkungan yang positif akan membuat segalanya menjadi lebih baik.
Belajar untuk Mengalihkan Pikiran
Masalah emosi sering kali terjadi akibat Anda overthinking atau berpikir terlalu berlebihan. Untuk mengurangi emosi yang menghambat efektivitas kerja, cobalah untuk belajar mengalihkan pikiran. Rehatlah dulu untuk memikirkan masalah yang Anda hadapi di kantor. Cobalah pikirkan hal lain atau tugas lain agar emosi Anda mudah dikendalikan.
Cara Berkomunikasi
Salah satu penyebab terjadinya konflik adalah kurangnya komunikasi yang baik. Maka saat ini belajarlah untuk berkomunikasi dengan baik. Komunikasi yang baik akan membuat Anda dapat menyampaikan maksud dan keinginan Anda dengan baik. Salurkan emosi negatif Anda pada hal yang positif, seperti hobi dan hal yang akan membuat Anda merasa lebih tenang.
Belajar Menerima Kritikan
Ketika Anda sedang merasa sensitif, terkadang kritikan dari atasan atau rekan kerja terdengar seperti penghinaan. Namun jangan sampai kondisi tersebut mengendalikan diri Anda. Cobalah untuk belajar mendengarkan kritikan yang bisa datang kapan saja. Pikirkan jika kritikan tersebut adalah materi bagi Anda untuk memperbaiki diri.
Tekanan pekerjaan sering memicu emosi. Tiba-tiba saja ada tambahan pekerjaan semementara tumpukan tugas di meja belum selesai. Bisa saja panik, emosi dengan atasan karena selalu menambah beban pekerjaan atau kesal dengan kolega kerja yang tak mau membantu. Jika Anda merasa sudah di luar batas, usahakan Anda terlihat kacau di depan kolega. Karena tampilan emosi yang kacau, juga menganggu kondisi pekerjaan dan performance kita di mata klien. Berikut sejumlah cara untuk mengatasinya:
1. Stres di kantor
Situasi: Bos Anda minta tugas dan pekerjaan yang diberikannya bisa rampung malam ini juga di mejanya. Padahal, Anda punya banyak pekerjaan yang menumpuk dan waktu yang sangat sedikit. Lalu, bagaimana mengatasi hal seperti ini.
Solusi: Tak usah panik. Perasaan panik yang timbul berulang-ulang membuat Anda tak bisa menuntaskan pekerjaan sama sekali. Gunakan stres ini sebagai stimulan. Stres kadang merupakan hasil dari situasi yang tidak dapat Anda kendalikan. Dan kadang-kadang Anda perlu sedikit stres untuk bergerak.
2. Kesedihan
Situasi: Bisa saja, pada saat penilaian tahunan, atasan Anda bilang kalau Anda tidak mencapai target. Bahkan, dia bilang Anda kurang menyediakan waktu dan usaha untuk pekerjaan Anda. Padahal, Anda berpikir telah memberikan semua yang Anda bisa dan merasa kalau pengharapan mereka tidak masuk akal. Ini menyakitkan dan Anda rasanya ingin menangis.
Solusi: Menyimpan kesedihan Anda. Namun, melepaskannya semua juga tidak baik atau Anda akan hilang kendali. Menangis di hadapan manajer Anda tidak akan memecahkan masalah.
Reaksi yang benar untuk mengendalikan kesedihan Anda adalah dengan menerima dan menunjukkannya. Jika Anda ingin menangis, yang terbaik adalah meninggalkan ruangan. Kumpulkan kembali kekuatan Anda dan cari penjelasannya. Tanyakan pada atasan apa yang membuat dia berpikir Anda telah melakukan hal yang berbeda.
3. Panik
Situasi: Anda hanya punya waktu satu jam sampai saat pertemuan dengan klien baru. Presentasi Anda telah siap, tapi muncul ketakutan lain, bagaimana jika laptop Anda mati di tengah-tengah presentasi? Bagaimana jika Anda kehilangan kata-kata atau klien ternyata tidak suka.
Solusi: Jangan fokus pada rasa panik yang berkembang. Cobalah untuk tidak berpikir apa yang bisa menjadi salah.
Coba membayangkan dan mengingat pertemuan saat Anda meraih kesuksesan. Maka, hal ini bisa meningkatkan rasa percaya diri yang artinya akan lebih sukses.
4. Marah pada pekerjaan
Situasi: Anda sudah bekerja keras untuk satu proyek selama lebih dari dua bulan. Pertemuan penting semakin mendekat, tetapi tiba-tiba atasan Anda memutuskan kalau dia lebih suka rekan kerja Anda yang akan mempresentasikan pekerjaan itu karena melihat rekan ini lebih nyaman ketika berbicara di muka umum.
Tentu Anda akan menyerang keputusan ini dan marah kepada atasan. Akhirnya rekan kerja ini akan mendapatkan semua pujian atas kerja yang telah Anda lakukan.
Solusi: Jangan marah karena atasan Anda akan merespon dengan nada yang sama. Reaksi benar dari kejadian seperti ini adalah dengan menanyakan kenapa ini terjadi.
Katakan padanya kalau keputusannya telah membuat Anda terdemotivasi. Tunjukkan kekuatan Anda pada atasan Anda dan dengan sendirinya Anda akan mengingat bertapa berharganya Anda sebagai seorang pegawai.
5. Kebahagiaan di kantor
Situasi: Jajaran direksi baru saja memberikan selamat atas kerja Anda dan menawarkan promosi pada Anda. Merasa senang, Anda rasanya ingin meneriakkan kabar ini dari atap gedung.
Solusi: Hindari untuk berlebihan dalam menunjukkan perasaan bahagia Anda. Sebelum memberitahukan berita ini, pertimbangkan perasaan rekan kerja yang lain. Sayangnya, antusiasme seperti ini bisa memicu rasa cemburu dari staf lain.
Reaksi yang benar adalah dimulai dengan berterima kasih pada jajaran direksi atas promosi ini. Positif dan profesional. Bertindaklah dengan baik sesuai dengan budaya di kantor Anda. Sementara dengan kolega yang lain cobalah untuk tidak menunjukkan betapa bahagianya Anda.
6. Pelecehan
Situasi: Saat rapat dengan tim, tiba-tiba Anda harus berhadapan dengan ide atau strategi bisnis atasan Anda. Sebaliknya, atasan Anda merespon perdebatan itu dengan mengungkap pencapaian buruk tim Anda bulan lalu.
Solusi: Cobalah untuk tidak menyerang balik. Serangan balik akan mengganggu atasan Anda. Jika bereaksi seperti ini, mereka tidak akan mendengar dan membiarkannya sampai diam sendiri. Di hadapan atasan Anda, sangatlah tidak pantas untuk membela diri Anda sendiri.
Yang perlu Anda lakukan adalah jangan sampai menunjukkan kalau hal ini melecehkan Anda karena hanya akan membuat senang atasan. Sebaliknya, bertindaklah seperti Anda tidak berpengaruh akan hal ini.
Kembali kepada hal dasar, tujuan dari pertemuan ini. Selanjutnya, bicaralah satu lawan satu dengan atasan mengenai kesalahpahaman dan rasa malu Anda. Pelecahan bukanlah tehnik manajemen yang bagus dan tidak punya tempat di perusahaan manapun.
7. Cemas
Situasinya: Asisten Anda memberitahu, klien penting yang akan bertemu pada pukul 10.00 sudah tiba di kantor. Ternyata, Anda sama sekali lupa dan tidak mempersiapkan apapun.
Solusi: Tak usah berpura-pura kalau Anda sudah siap padahal tidak. Mereka akan menyadari itu, terutama ketika kecemasan ini membuat Anda grogi dan bingung. Kalau begini klien Anda akan kurang percaya pada pada Anda dan hal ini bukan yang diinginkan.
Sebaiknya, jika Anda belum siap, jujur pada klien dengan mengatakan yang sebenarnya. Daripada panik dan kehilangan arah, rencanakan ulang untuk pertemuan selanjutnya. Belajar dari pengalaman sehingga hal-hal seperti ini tidak akan terjadi.