Saturday 10 October 2020

Berbicara Seperti Bercerita Tips Ampuh Mencuri Perhatian Pendengar dan Sukses Wawancara

Dalam buku ‘Bicara itu Ada Seninya’ karangan Oh Su Hyang, tertulis “Saat diminta berbicara, berceritalah,”.

“Beri tahu kelebihanmu, gunakan angka,”.
“Setelah diterima bekerja, selesaikan sesuai target waktu,”
“Menggunakan suara yang jelas dan lantang,”. 

Hal-hal di atas merupakan cara memperkenalkan diri saat wawancara. Sebuah pengetahuan penting yang tidak boleh dilupakan. Namun ada yang lainnya yakni ‘Storytelling’. 

Kesalahan Wawancara 
Ada satu kesalahan biasanya dilakukan saat wawancara, yaitu sibuk menyebutkan spesifikasi diri. Bisa dipahami bahwa Anda ingin memberitahukan kelebihan Anda sebanyak mungkin dalam waktu singkat.

Namun, jika tidak terlalu luar biasa, akan sulit menemukan perbedaan Anda dengan kandidat lainnya, oleh sebab itu, diperlukan storytelling.

Mengapa harus bercerita? 
Sebab dengan bercerita, Anda bisa menyentuh hati seorang pendengar dengan kisah-kisah menarik dan membuat pendengar bisa membayangkan langsung yang Anda ceritakan. 

Apa itu Storytelling?
Storytelling adalah salah satu cara berbicara yang efektif, tidak hanya untuk wawancara, tetapi untuk segala macam kegunaan Anda bisa mempergunakan storytelling ketika berhubungan dengan orang lain. 
Jika Anda tahu sejarah roti bagel, roti berbentuk seperti cincin seukuran telapak tangan, dibuat dari adonan tepung terigu dan ragi yang direbus di dalam air sebelum dipanggang. Bagian dalam mempunyai tekstur yang padat dan kenyal dengan bagian luar berwarna coklat muda. 

Ada sebuah kisah tentang roti bagel sehingga cerita roti ini dikenal sampai saat ini. Konon ada seorang tukang roti berkebangsaan Jerman yang memiliki istri seorang Yahudi. 
Suatu hari, sang istri ditangkap oleh tentara Nazi dan dimasukkan ke penjara. Lelaki tadi menyusup bekerja ke dapur pembuatan roti di dalam penjara untuk menyelamatkan istrinya. Kepala penjara mengakui bakatnya yang luar biasa dan mengizinkannya menghabiskan satu malam bersama istrinya. 

Menjelang pertemuan, ia membuatkan roti kesukaan istrinya. la hanya memberi sedikit ragi, agar roti itu keras dan tidak terlalu mengembang sehingga saat memakan satu roti sudah kenyang. 

Lalu ia membuat lubang besar pada roti itu agar bisa dijalin tali dan mengikatnya pada leher istrinya. Hal itu dilakukan agar roti-roti tersebut tidak dicuri olen orang lain. Keduanya berjanji untuk bertemu lagi sebelum roti terakhir habis. Namun, mereka tidak dapat bertemu lagi untuk selamanya. 

Karena kejadian tersebut, pria ini pulang ke kampung halaman, jika merindukan istri, ia akan membuat roti bagel, sampai kisahnya diketahui orang lain dan terkenal di seluruh dunia. 

Namun sebenarnya kisah roti bagel ini hanya dongeng semata, atau hanya sebagai bahan cerita. Karena unsur dari cerita itu sangat menyentuh, cerita ini dikenal sampai saat ini. 

Berbicara seperti bercerita sangat membantu Anda jika ingin menyampaikan pesan lebih diingat oleh pendengar. Jika Anda ingin menjadi seorang pembicara yang hebat, maka Anda butuh latihan storytelling.

Storytelling adalah sebuah cara yang sangat bagus jika diterapkan dalam dunia mengajar, bisnis, wawancara atau pada kehidupan sehari-hari. 

Unsur Storytelling 
Untuk bisa berbicara seperti bercerita, ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan, yaitu : 

Tema 
Gunakan tema yang mudah diingat dan penuh emosional. Cerita-cerita dengan emosional akan lebih diperhatikan oleh pendengar. Seperti dongeng-dongeng dan kisah zaman dahulu yang belum tentu benar keasliannya, namun cerita-cerita itu turun temurun diceritakan dan memiliki nilai moral yang baik bagi anak-anak. 

Konflik 
Semakin berat konflik, maka cerita akan semakin menarik. Namun jangan lupakan klimaks, jika ada konflik maka harus ada klimaks agar cerita tidak mengantung. 

Seperti kisah yang diceritakan sebelumnya, mengenai roti bagel. Konfliknya suami tidak bisa bertemu karena ada sesuatu hal pemisah hubungan mereka. Klimaknya adalah suaminya harus terpisah selamanya dan jika rindu akan membuat roti bagel. 

Simpati
Berceritalah yang membuat simpati, bawa pendengar agar bisa merasakan berada diposisi yang Anda ceritakan, Anda bisa mengatakan kepada pendengar, “Coba kisah ini terjadi disekitar kita, atau bahkan diantara kita ada yang mengalami,” buatlah pendengar bersimpati pada cerita Anda. 
Jika ia telah bersimpati, maka ia akan memberikan fokusnya kepada Anda, tanpa melewatkan satupun kata dari mulut Anda. 

Solusi
Tahap akhir, buatlah sebuah solusi dari cerita Anda, sama seperti kisah roti bagel, ketika seorang suami merindukan istrinya, maka ia akan membuat roti bagel, ini adalah solusi dari keseluruhan cerita. 

Faktor Tambahan 
Setelah memahami beberapa unsur di atas, ada faktor tambahan yang bisa digunakan untuk berbicara seperti bercerita agar berhasil. yaktu faktor pembalikan. 

Jika cerita mudah ditebak, maka pendengar akan bosan mendengar cerita Anda, berusahalah membuat alur yang sulit ditebak, faktor pembalikan ini untuk kejutan bagi para pendengar. 
Jika Anda bercerita tidak bisa ditebak oleh pendengar, maka pendengar penasaran dan memancing pendengar untuk fokus mendengarkan cerita Anda.

Berikan Alasan 
Agar cerita Anda lebih hidup, berikan alasan dari cerita-cerita Anda. Alasan tersebut bisa dengan memperlihatkan bukti-bukti, atau Anda bisa menganalogikan cerita Anda dengan cerita lain. 

Sebuah storytelling harus memiliki alasan, karena dengan adanya alasan, pembicaraan serius dan benar pun akan terlihat seperti tidak berdasar. 
Jadi dengan memahami storytelling, maka Anda akan mudah menganggukan kepada pendengar, karena yang ucapan yang keluar dari mulut Anda telah dipercayai olehnya bukanlah sebuah kebohongan. 
Alasan Takut Bicara dan Tips Agar Bisa Lancar Bicara di Depan Umum

Setiap orang memang tidak ada yang sempurna, memiliki kekurangan pada bagian tertentu, termasuk salah satunya kelemahan takut berbicara di depan umum.

Nah, jika Anda mengalami masalah seperti ini, yakni takut berbicara di depan umum, gemeteran sebelum berbicara, atau sampai tidak bisa tidur bermalam-malam karena Anda diminta untuk melakukan presentasi di depan orang ramai, Anda membuka web yang tepat.
Kali ini, kami akan memberikan Anda tips untuk mengenali alasan Anda takut berbicara, serta memberikan tips agar bisa lancar bicara di depan umum.

Tips ini seperti dikutip pada buku ‘Bicara itu Ada Seninya’ karangan Oh Su Hyang, seorang pakar komunikasi dari Korea Selatan. 

Simak berikut ini. 
Trauma salah ucap
Ini adalah alasan pertama orang takut bicara, seperti sebuah contoh suatu ketika ada seorang kepala tim dari perusahaan alat kesehatan takut untuk berbicara, ia sangat kebingungan karena harus melakukan presentasi di depan para pemilik saham perusahaan. Sebenarnya ia memiliki kejeniusan dalam berbisnis, namun jika harus berbicara di depan umum, ia bagai disambar petir ketakutan.

Kepala tim perusahaan ini menjelaskan alasannya tidak bisa berbicara dengan tenang di depan orang ramai, kala itu ia pernah melakukan presentasi di depan pemilik saham, dengan nilai miliaran. Namun, karena ia merasa tidak percaya diri, serta banyak kesalahan pada saat ia berbicara, akibatnya kerjasama bernilai miliaran itu hilang begitu saja sehingga menyebabkan perusahaan merugi besar. 

Akibat hal inilah, ia terganggu, serta trauma untuk mengalami kesalahan yang sama. Semenjak itu ia sangat tidak percaya diri melakukan presentasi. 

Masalah besarnya pada trauma, padahal berbicara adalah sebuah daya saing penting dalam bisnis, jika tidak menguasai komunikasi dengan baik, siap tidak siap harus mengalah dari orang lain yang mampu berbicara dengan teratur dan mempengaharui pendengar.

Ciri trauma berbicara 
Takut berbicara karena alasan trauma banyak ditemukan di dunia nyata, cirinya seperti berbicara yang terbata-bata, suara sangat kecil, gagap ketika bicara, tidak berani menatap orang lain.

Orang yang memperlihatkan gejala seperti ini bisa karena pernah mengalami gejala psikologis, trauma, atau merasa tidak percaya diri. 
Anda harus segera menata diri jika mengalami kondisi seperti ini, karena akan sangat merugikan diri Anda sendiri. Atasilah trauma dengan memupuk percaya diri dan membuang rasa takut.

Tarik nafas Anda dalam-dalam, ucapakan “Saya bisa jika saya tenang,” ucapkanlah pelan, tenangkan diri Anda, jika pikiran blank maka yang Anda ucapkan akan berantakan, parahnya orang yang mendengar akan menilai Anda gugup berbicara dengannya.

Percaya diri adalah hal utama dalam berbicara, selain itu berbicara dengan pikiran tenang juga salah satu alasan penting agar Anda tidak mengeluarkan kata-kata yang tidak perlu diucapkan.

Bebaskan diri dan perasaan dari tekanan dan merasa diri hina, tidak bisa apa-apa, percayalah pada diri Anda sendiri karena jika Anda diminta berbicara di depan orang lain, berarti mereka percaya bahwa Anda bisa dan Anda bisa membuat mereka tertarik dengan ide Anda.

Berikut ini, tips-tips yang bisa Anda lakukan agar tidak takut bicara. 
Empat faktor yang bisa menjadikan Anda memiliki keberanian dalam berbicara di depan umum. 
Anggap pendengar hanya duduk dan mendengar Anda, Anggap mereka boneka.
Berbicaralah dengan lega, anggap saja orang di hadapan Anda hanya boneka atau orang yang sama dengan Anda, berpikirlah orang di depan Anda hanya bisa mendengar tanpa bisa membantah. 

Lalu, Anggap mereka juga seperti Anda, manusia biasa dan memiliki kesalahan dan kekurangan, jangan takut salah dalam berbicara, selama Anda sudah berusaha berkata baik dan mempertimbangkan segala aspek dalam membuat sebuah argumen, jika argumen Anda tidak diterima dengan baik, maka jangan panik dan marah, tetap tenang teruslah berbicara dengan baik.

Hindari merendahkan diri ketika perkenalan
Jangan merendahkan diri Anda di depan orang lain ketika memperkenalkan diri. Hal ini fatal jika Anda lakukan, para pendengar akan berpikir Anda tidak bisa berbicara dan pendengar akan rugi mendengar yang Anda ucapkan. 

Maka, berikanlah kesan yang baik ketika memperkenalkan diri, ucapkanlah kalimat-kalimat yang bisa membuat kagum pendengar karena bisa melihat Anda di depan matanya. Anda bisa mengatakan “Saya akan memberikan sesuatu kepada Anda, sesuatu yang berharga dan hanya saya yang bisa memberikannya pada Anda,” tingkatkan kekaguman pendengar namun jangan merendahkan orang lain. 

Pelajari konten dengan baik
Tips agar Anda bisa lancar di depan umur yakni dengan mempelajari bahan dengan baik. Jika audiens lebih tahu dari Anda, maka mereka tidak akan memperdulikan apapun yang Anda bicarakan. 
Namun, jika audiens merasa ada pengetahuan baru dari yang Anda sampaikan, maka mereka akan memasang kuping dan mendengar dengan baik.

Menguasai semua bahan sebelum presentasi sangat penting, agar mereka yang mendengar tidak merasa lebih tahu dari Anda dan tidak menghakimi karena menganggap yang keluar dari mulut Anda sudah basi, atau sesuatu yang tidak penting. 

Ucapkan mantra
Sugestikan diri Anda dengan kalimat “Aku yang terbaik,” “Hari ini aku memberikan yang terbaik pada pendengar,” selalu sugestikan diri jika tiba-tiba Anda merasa gugup. 
Ucapan ini akan membantu Anda berdiri di atas panggung, sebelum berdiri Anda bisa saja mengalami kecemasan yang luar biasa, namun percayalah ketika Anda sudah berada di atas panggung, maka semua kegelisahan yang ada pada diri Anda akan lenyap dengan sendirinya.