Tutorial Computer

Informasi Seputar Computer

Tutorial Entrepreneur

Informasi Seputar Wirausaha

Motivation

Informasi Seputar Motivasi Kehidupan

Tutorial Video

Informasi Seputar Video

Tutorial Blogger

Informasi Seputar Blogger

Tutorial Wordpress

Informasi Seputar Wordpress

Tutorial Youtube

Informasi Seputar Youtube

Tutorial Pemrograman

Informasi Seputar Pemrograman

Showing posts with label Motivasi. Show all posts
Showing posts with label Motivasi. Show all posts

Sunday, 11 October 2020

9 Jurus Berdebat

Dulu dosen saya pernah mengatakan bahwa kuliah hukum di Amerika sana terdapat mata kuliah Berdebat. Sedangkan di Indonesia belum ada kurikulum tentang mata kuliah Berdebat. Hal ini dikarenakan Amerika Serikat memakai sistem hukum Anglo Saxon, sedangkan Indonesia masih setia menggunakan Eropa Kontinental. Perbedaan dari keduanya antara lain pada hukum acaranya. Hukum acara pada Anglo Saxon memungkinkan interaksi yang lebih intens antara pihak Tergugat/Terdakwa dengan pihak Penggugat/Penuntut Umum dan para saksinya, sehingga kemungkinan terjadinya perdebatan di ruang persidangan lebih besar.

Meskipun begitu, orang-orang Indonesia pada umumnya suka memperdebatkan sesuatu. Bahkan acara televisi diramaikan oleh ajang-ajang debat antar tokoh. Mahkamah Konstitusi saja membuat Lomba Debat Konstitusi Antar Perguruan Tinggi Se-Indonesia.

Saya sendiri pada dasarnya suka berdiskusi tentang apapun dengan siapapun (bilang saja cerewet). Kadang diskusi yang memanas juga akan menimbulkan debat. Dari beberapa pengalaman debat yang bisa dibilang masih dangkal, ijinkan saya membagi sedikit ilmu atau semacam jurus berdebat yang saya kumpulkan sendiri dari pengalaman maupun pengamatan pribadi.

1.Dalami Materi. Perluas dan Perbanyak Data
Ketika berdebat hendaknya kita memakai dasar argumen yang kuat, jelas, dapat dipertanggungjawabkan, dan tentunya “mematikan”. Hal ini bisa dicapai bila kita benar-benar menguasai materi. Maka penguasaan materi tak ayal merupakan pondasi kita dalam berdebat. Setelah pondasi kuat, maka harus ada kerangka bangunan yang kokoh. Hal ini bisa kita capai dengan jalan memperbanyak dan memperluas data yang kita miliki. Ingat! Memperbanyak dan memperluas.

Bisa diibaratkan materi dan data adalah kuda-kuda sebelum memulai pertandingan. Mereka harus kuat dan kita kuasai betul.

2.Fokus Pada Substansi Debat
Ini yang sering menjadi kesalahan kita ketika berdebat, tetapi sering tidak disadari. Pada awal debat mungkin apa yang kita sampaikan masih substantif, tetapi sering di pertengahan debat kemudian bahasannya menjadi melebar kemana-mana. Misalnya tadinya memperdebatkan tentang penyadapan Australia, tetapi lalu melebar sampai ke Pemilu 2014. Nah, ini sudah tidak substantif namanya. Meskipun terlihat berhubungan, tetapi hubungannya hanya terlihat dari luar saja, substansi atau isinya tidak berhubungan.

3.Kuasai Emosi
Bukan hanya emosi diri sendiri saja yang harus dikuasai, tetapi kuasai juga emosi lawan. Debat berbeda dengan bertengkar. Dalam pertengkaran kita boleh mengedepankan emosi kita. Sebab justru pertengkaran itu muncul karena adanya luapan emosi dari kita. Berbeda dengan debat yang harus mengedepankan argumentasi yang cerdas.

Maka dalam berdebat kita harus bisa menguasai diri agar tidak terbawa amarah. Selain itu kita harus pandai-pandai mengamati bagaimana kondisi emosional lawan debat. Jika sudah bisa menguasai kondisi emosional lawan, maka kita bisa menempatkan serangan argumen kita pada saat yang tepat. Ketepatan inilah yang membuat serangan kita menjadi telak dan mematikan, sehingga dengan emosi tinggi lawan akan cenderung mengedepankan emosinya dalam melakukan serangan balik. Ini keuntungan bagi kita.

4.Hindari Menyerang Pribadi Lawan
Sering kita melihat peserta debat yang ketika sudah kehabisan argumen lalu menyerang pribadi lawannya sebagai serangan penghabisan. Mungkin berhasil, tetapi keberhasilan yang tidak sportif, tidak membanggakan bahkan terkesan tidak gentle. Ibarat bertanding sepakbola, sudah frustasi karena tertinggal gol lalu melakukan tackling-tackling dan pelanggaran keras yang tidak perlu. Sekali lagi : tidak sportif, tidak gentle, tidak membanggakan, dan tampak sekali kalau takut kalah.

5.Serang Inkonsistensi Lawan
Ini strategi ofensif yang sering saya gunakan dan menjadi favorit saya ketika berdebat. Kita harus jeli menyimak dan mengingat argumen-argumen lawan. Ketika dalam berargumen lawan melakukan ketidakkonsistenan, inilah saatnya kita menyerang. Seperti dalam aikido, memanfaatkan tenaga lawan untuk membalas serangan. Misalnya :

A : Saya hari itu tidur jam 12 malam dan baru bangun jam 5 keesokan harinya. Nah malam itu saya melihat dengan mata kepala saya sendiri Pak Susilo sedang bermesraan dengan Bu Ani di depan rumah.
B : Loh? Katanya tidur? Tapi katanya melihat dengan mata kepala sendiri? Jadi mana pernyataan anda yang benar? Anda tidur atau anda melihat mereka bermesraan?
A : (dlongap-dlongop)

Kita tidak memerlukan banyak data pendukung untuk melakukan serangan ini. Cukup perhatikan, amati, dan ingat-ingat apa argumen lawan. Dan ketika kita menemukan inkonsistensi, segera lakukan serangan balik. Menggunakan tenaga lawan untuk melumpuhkan lawan. Hemat energi. Go Green pokoknya.

6.Membalikkan Logika Argumen Lawan
Ini juga strategi ofensif yang paling saya sukai, apalagi digunakan pada saat yang tepat, akan sangat mematikan.

Dalam menyampaikan argumen agar bisa diterima dengan baik maka harus logis, bisa masuk ke dalam logika berpikir manusia pada umumnya. Tetapi jika kita jeli dalam bermain logika, argumen selogis apapun bisa kita balikkan sehingga menjadi tidak logis. Atau paling tidak bisa memunculkan logika baru yang sama masuk akalnya. Contohnya :

A : Untuk mendukung seseorang melakukan ibadah saja kok negara pelit amat. Masak cuma menganggarkan selembar sarung untuk seorang PNS Muslim saja tidak mau? (Oke, sampai disini logikanya negara itu pelit, bahkan cuma membelikan sarung untuk sarana ibadah PNSnya saja tidak mau. Dari argumen ini memang logikanya negara yang pelit, maka serangan baliknya adalah….)

B : Nah, jadi PNS mau ibadah saja kok pelit amat. Mau pakai sarung buat ibadah saja kok minta anggaran negara? Emang gajinya nggak cukup buat beli sarung? Tukang becak yang penghasilannya pas-pasan saja bisa beli sarung sendiri, nggak minta negara. (sekarang muncul logika baru kan? Yaitu yang pelit bukan negaranya tapi PNSnya.)

See? As simple as that. Itu tadi kalau kita jeli. Syarat utama agar bisa mengeluarkan jurus ini kita harus jeli dan menguasai alur logika berpikir manusia secara umum.

7.Serahkan Hasil Debat pada Penonton/Pendengar sebagai Juri
Ini yang sering tidak kita sadari. Saat berdebat kita terlalu memaksakan diri untuk mendapat pengakuan dari lawan bahwa kita menang dan dia kalah. Sikap ini kalau dipelihara terlalu lama akhirnya akan menimbulkan kebencian yang mengakar. Sampai kapanpun, dalam kondisi apapun kita akan selalu benci dan mendebat lawan kita. Bahkan ketika sebenarnya sependapat dengannya kita lalu sok oposisi, asalkan beda dengan dia. Sing penting jothakan. Lalu dimana letak idealisme itu?

Dalam berdebat sebaiknya kita sebatas menyampaikan argumen untuk memperkuat pendapat kita dan memperlemah argumen lawan. Hasilnya menang siapa ya kita serahkan saja pada penilaian para penikmat debat.

8.Nglurug Tanpa Bala Menang Tanpa Ngasorake
Ketika berdebat sebaiknya jangan terlalu mengandalkan dukungan, jumlah massa, atau bala tentara untuk memperkuat pendapat kita. Lebih baik kita memperkuat argumen yang kita miliki. Ini debat, bukan voting. Yang banyak belum tentu benar dan menang, yang sedikit belum tentu salah dan kalah. Pemenang adalah pihak yang mampu menyuguhkan argumen-argumen yang logis dan faktual sehingga memperkuat pendapatnya.

Dan tidak ada pemenang yang lebih sejati daripada pemenang yang tidak merendahkan kekalahan lawannya. Bagai ilmu padi, makin berisi maka akan semakin merunduk. Semakin ia menang maka seharusnya ia makin rendah hati, bukan makin sombong. Apalagi kalau sudah kalah sombong pula. Alamaaak…

9.Kalah Jadi Abu, Menang Jadi Arang
Bagaimanapun juga berdebat itu pada intinya adalah pertarungan, pertandingan, perlombaan antara satu pihak dengan pihak yang lain. Dan seperti kata pepatah, dalam pertarungan apapun baik pemenang maupun pecundang keduanya sama-sama rugi. Yang satu jadi abu, tetapi yang satunya juga jadi arang. Tidak ada yang jadi pohon.
Jadi, seperti kata Jackie Chan dalam film “The Karate Kid” : Menghindari perkelahian adalah cara bertahan yang paling baik.

Cara Menang Debat, Lakukan Empat Teknik ini Agar Anda Bisa Bungkam Lawan Bicara

Ada beberapa teknik berdebat yang bisa Anda lakukan untuk membungkam lawan bicara. Ingat, berdebat secara objektif, bukan berdebat tapi ujung-ujungnya menjatuhkan lawan dengan menyerang pribadi.

Sebagian orang memandang debat adalah tindakan yang tidak baik, karena bisa menimbulkan kebencian.
Ya bisa saja, debat bisa menimbulkan kebencian bila orang kalah debat menyerang pribadi lawan bicara dengan memaki untuk menjatuhkan, padahal tujuan dari debat adalah mendiskusikan sebuah perkara dan mencari jawaban.

Bukan ajang jatuh menjatuhkan harga diri atau jangan sampai Anda menyerang lawan bicara dengan bahan menyerang kepribadiannya, sungguh itu bukan orang yang paham, biasanya IQ rendah menyerang pribadi jika kalah dalam berdebat, gak mau kan dibilang IQ rendah?.

Nah, lalu bagaimana berdebat dengan baik dan bisa menjelaskan pada lawan bicara tanpa ada bantahan lagi darinya?
Simak berikut ini, seperti dikutip pada buku ‘Bicara itu Ada Seninya’ karangan Oh Su Hyang.

Dasar Dari Perdebatan, Dengarkan
Jika Anda pernah mendengar ‘Havruta’ maka Anda tidak asing lagi dengan metode debat satu ini.
Metode ini adalah teknik yang efektif yang berasal dari bangsa Yahudi. Sehingga, bangsa ini bisa menguasai dunia.
Alasan utama Facebook bisa menjadi aplikasi raksasa setaraf dunia adalah membudayakan diskusi sebagai penggerak pertumbuhan perusahaan.

Hasil dari usaha mereka membuahkan sebuah konsep bernama Hackathon.
Hackathon adalah kata gabungan dari hacking dan marathon bermakna “diskusi akhir” yang berguna untuk mendobrak pemikiran yang ada dan menciptakan nilai baru.

Hackathon sendiri dicetuskan oleh Mark Elliot Zuckerberg. Melalui hackathon ini, Facebook mendapatkan ide cemerlang dari para developer yang berkumpul dan memberikan kemampuannya sehingga perusahaan tersebut bisa menjadi sekuat sekarang dan menjadi salah satu aplikasi banyak digunakan umat manusia.

Selain itu, ada sebuah pengakuan menarik dari buku yang dikutip, yakni bangsa Yahudi berhasil memimpin dunia karena debat.
Data yang diperoleh sebanyak 25% mahasiswa Ivy League Amerika dan 30% mahasiswa Universitas Harvard adalah Yahudi. Terlebih lagi, 22% peraih penghargaan Nobel pun merupakan orang Yahudi.
Hasil yang diperoleh oleh bangsa Yahudi ini ada juga peran dari Havruta.

Metode Havruta ini membuat manusia selama melakukan terus berpikir dalam diskusi, sehingga otak mencapai tingkat terbaiknya.
Jadi tidak selamanya berdebat tidak baik, buktinya dengan debat bangsa Yahudi bisa menguasai dunia. Berdebat tidak baik itu debat yang mengeraskan urat leher, berucap hinaan, itu yang tidak baik dan dijauhi.

Karena, debat adalah kegiatan sekelompok orang untuk menyampaikan pendapatnya tentang sebuah topik atau masalah dan membuktikan kebenaran pemikirannya.

Dalam debat memang harus ada beberapa pendapat, jika tidak ada pendapat berarti bukan debat namanya tapi mengajar.

Pihak yang berdebat harus memberikan argument sekaligus alasan mengapa ia berargumen demikian.
Jangan Anda hanya memberikan argument namun tidak memberikan penjelasan maupun alasan, maka argumentasi Anda itu bisa dikatakan tidak kuat dan mudah untuk dipatahkan.

Debat Yang Baik
Agar debat berjalan dengan baik, maka pilihlah seorang moderator yang disetujui oleh para panelis. Terdapat dua kelompok panelis biasanya, kelompok setuju dengan juri dan kelompok yang tidak setuju.

Jika sudah lengkap dan struktur sudah mantap, maka debat bisa dimulai dengan diarahkan oleh moderator, masing-masing para panelis bisa menyampaikan argumen dan data-data dasar dirinya berargumen.
Arthur Schopenhauer berkata dalam bukunya The Art of Always Being Right’ sebagai berikut:

“Jangan berdebat dengan siapa pun dan apa pun yang Anda temui. Jangan pernah memberikan argumen yang tidak berdasar. Namun, jika sudah telanjur maka berdebatlah dengan orang yang cukup rasional. Jangan menekan dan berdebat hanya dengan orang yang mau mendengarkan alasan logis lawan bicara dan menerimanya. Orang yang adil dan tidak berpihak serta bisa menerima dengan lapang dada alasan yang tepat meskipun keluar dari mulut lawan bicara, orang tersebut harus rela mengakui kesalahan argumennya jika pendapat lawan dinilai benar,”

Trik Menang Tanpa Berkelahi, Mendengarkan!
Trik terpenting dalam berdebat ialah mendengarkan. Agar bisa berdebat dengan baik Anda tidak boleh bersikeras dengan pendapat Anda sendiri, tapi coba open mind untuk terbuka dengan pendapat lawan.
Rahasia berdebat dengan baik salah satunya dengan memberikan pendapat yang masuk akal. Selain itu, Anda bisa mengerti maksud lawan bicara dengan mendengarkan seksama maksud ucapan lawan.

Mendengarkan dapat membuat menang tanpa perlu berkelahi dan menghadapi debat dengan baik untuk menemukan ide-ide baru.

Empat Teknik Mendengarkan
Respons: Anggukkan kepala dengan ringan dan berikan respons kecil.
Dengarkan hingga selesai: Jangan memotong pembicaraan lawan yang sedang berbicara dan dengarkan hingga selesai. Namun, saat ucapan lawan melenceng dari tema, segera tanggapi dan sangkal pendapatnya.

Simpulkan: Apabila lawan berbicara panjang lebar, ringkas dan simpulkan terlebih dulu sebelum mengajukan pertanyaan untuk mengarahkan pembicaraan.

Ikuti: Ulangi beberapa bagian dari apa yang disampaikan lawan. Dengan begitu lawan dapat merasakan bahwa kita tertarik kepadanya.

Demikianlah tips berdebat seperti dikutip pada buku ‘Bicara itu Ada Seninya’ karangan Oh Su Hyang.
Mulailah Anda membuka pikiran, jangan terlalu menutup pikiran dengan pandangan Anda sendiri.
Penulis sendiri menanggap dunia ini ada tiga dimensi penglihatan, yakni dimensi ‘Aku, Kamu, Mereka.’
Jadi lepaskan kacamata kuda Anda, coba lihat dunia ini yang begitu luas. Ada berjuta pendapat di dunia ini. 

9 Cara Elegan Menghadapi Konflik

Debat, konflik, adu argumen adalah hal biasa dalam dunia kerja, bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Baik itu dengan bos, rekan, klien, bahkan petugas kebersihan di kantor. Kalau di lomba debat, Anda boleh saja memakai jurus bertahan supaya menang, tapi di lingkungan kerja, dibutuhkan cara elegan untuk mengakhiri "perang". 

1. Pelajaran penting dari sidang skripsi
Dosen penguji pasti akan mengeluarkan semua kritikan tentang skripsi yang kita buat. Itu juga yang mungkin akan terjadi saat kita mendiskusikan program baru dengan bos atau klien, apalagi bila kita tak menguasai masalah dengan baik. Pastikan apa yang kita utarakan punya alasan dan tujuan jelas agar risiko diserang tak jadi kenyataan. Ambil pelajaran penting saat sidang: persiapan itu penting. 

2. Satukan persepsi
Menurut ahli karier, alasan terbanyak mengapa konflik terjadi ternyata bukan karena perbedaan pendapt, melainkan karena salah persepsi. Nah, sebelum debat makin memanas, sebaiknya pahami dulu, apa sih sebenarnya tujuan berdebat. Apa maksud yang sebenarnya ingin di sampaikan lawan bicara. Jangan-jangan tujuannya sama tapi hanya beda cara pandang. 

3. Gunakan "bahasa jerapah"
Seringkali debat berujung pada pertengkaran. Di ruang rapat heboh, di kantin diam seribu bahasa. Itu sebabnya, para pakar karier menyarankan kita untuk menggunakan giraffe language, yaitu komunikasi untuk mengobati perang argumen melalui apresiasi dan minta maaf, seperti: Ganti kalimat “Kan Anda yang bilang sendiri kalau saya harus…” dengan “Maaf kalau saya salah mengerti tentang maksud Anda. Kita bisa membicarakannya lagi supaya tidak ada salah paham.” Contoh lainnya, ganti kalimat ”Kan sudah saya bilang kalau laporannya harus .... ” dengan “Terima kasih ya sudah menolong saya membuat laporan, tapi masih perlu perbaikan.” 

4. Tunjukkan dukungan
Saat rapat dengan klien, supaya "jualan" Anda sukses, tekankan dari awal kalau program yang Anda buat akan menguntungkan mereka, misalnya, “Program ini bagus untuk meningkatkan brand awareness, karena…” atau “Event yang saya tawarkan berpotensi meningkatkan penjualan produk Anda.” Konflik biasanya timbul saat ada pihak yang merasa kepentingannya tidak diutamakan. Tapi, jangan sampai tawaran yang kita sampaikan terlalu berbunga-bunga, nanti target perusahaan malah tak tercapai. 

5. Tersenyumlah
Saat menerima kritik, jangan ragu untuk pasang wajah seperti saat ingin foto buat KTP, SIM, atau profil di Twitter. Sebab, senyum dinilai bisa melancarkan masuknya oksigen dan aliran darah sehingga ampuh meredam emosi. Sama seperti efek menganggukkan kepala saat sedang adu argumen. Dan cara ini diyakini bisa membuat lawan bicara tertular sehingga suasana debat bisa lebih damai. 

6. Tidak menyimpang dari topik
Debat panjang berpotensi bikin obrolan jadi tak karuan. Dari yang awalnya membahas tentang konten, berujung pada membongkar aib lawan bicara. Kontrol diri Anda agar tak terjebak pada kondisi ini, sebab ini menunjukkan Anda kurang profesional. 

7. Mencari solusi bersama
Debat yang sehat bukan mencari ide siapa yang paling layak, namun bagaimana kita mengombinasikan ide-ide menjadi sesuatu yang lebih baik. Istilahnya win-win solution, sehingga tak ada pihak yang merasa dirugikan. Misalnya dengan mengutarakan kalimat “Saya setuju dengan pendapat Anda, itu akan lebih baik lagi bila (utarakan ide yang kita punya).” 

8. Berpikir positif
Wajar saja jika Anda merasa mengganjal saat ide ditolak atasan atau penawaran kerjasama tak memikat hati klien. Tapi, debat bisa mengasah kemampuan argumentasi, menajamkan ide, menguatkan mental "perang", hingga belajar terbuka menerima pendapat orang lain. Berpikirlah positif bahwa ide yang Anda hasilkan bagus, tapi mungkin belum jadi yang terbaik. 

9. Mengalah untuk menang
Sama seperti olahraga, butuh pendinginan biar otot enggak kejang. Debat juga perlu pendinginan supaya hubungan dengan lawan bicara tetap adem. Bila debat berakhir dengan bencana, jangan malu untuk minta maaf. Maaf bukan tanda kalah, namun pembuktian kalau kita bisa bersikap dewasa menghadapi konflik. Misalnya katakan, “Maaf ya kalau saya sempat emosional, maklum terbawa emosi.” Yakinlah, satu kata maaf bisa menghapus seribu benci di hati.

10 Cara Berdamai Dengan Diri Sendiri

Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan besar di dalam hidup. Bahkan mungkin kesalahan tersebut tampaknya sulit untuk dilupakan dan menjadi beban.
Namun menurut konselor dan ahli hipnoterapi klinis Louis Armstrong, jangan biarkan kesalahan itu menghantui hidup Anda terlalu lama. Lepaskan beban itu sehingga Anda bisa belajar cara memaafkan diri sendiri dan mulai mengalami kebebasan dalam hidup.
Dilansir dari Your Tango, Jumat (7/8/2020), berikut 10 hal untuk membantu Anda memaafkan diri sendiri, bahkan di saat-saat tergelap:

1. Jangan melekatkan emosi pada penyesalan
"Salah satu kesadaran pertama saya adalah bahwa saya melampirkan emosi pada hal-hal yang telah saya sesali. Saya sebenarnya menghubungkan kesalahan saya dengan keyakinan saya yang membatasi," ujar Armstrong.
Jika seperti itu, tidak heran sulit rasanya memaafkan diri sendiri atas tindakan tersebut. Lantas bagaimana caranya? Sebagai contoh, jika meneriaki ibu, pasti akan perasaan sangat bersalah muncul sesudahnya. Mencoba memaafkan diri sendiri atas teriakan itu tidak efektif karena perlu melihat rasa bersalah yang ditimbulkannya.

2. Pindah dari masa lalu
Masa lalu sebenarnya adalah masa lalu, dan ketika kita bisa meninggalkannya di sana kita menjadi lebih terbuka untuk diterima. Ini adalah pengalaman yang sangat menyembuhkan di mana Anda berhenti berusaha mengubah situasi.
Masa lalu mungkin sulit dilupakan, tetapi ingatkan diri Anda bahwa pada saat itu juga, Anda telah melakukan yang terbaik yang Anda bisa. Simpan apa yang telah Anda pelajari dari acara tersebut, dan lepaskan yang lainnya.

3. Lihatlah hubungan yang Anda miliki dengan diri sendiri
Anda bisa memaafkan orang-orang di sekitar Anda yang sangat Anda cintai dengan lebih mudah. Jadi, dengan mencintai diri sendiri dan tidak terlalu kritis, tidak terlalu kasar, dan memberi diri Anda keuntungan dari keraguan, itu akan membuat Anda lebih menghargai diri sendiri.
Mengutamakan diri sendiri, memenuhi kebutuhan, membuat batasan, dan mempraktikkan perawatan diri akan memberi Anda perspektif positif yang baru.

4. Kenali peristiwa di mana Anda bisa melakukan hal-hal yang berbeda
Merupakan pengalaman belajar yang luar biasa untuk menuliskan bagaimana Anda akan melakukannya secara berbeda di lain waktu. Ini menegaskan ke pikiran bawah sadar bahwa Anda telah belajar dari situasi tersebut. Dan jika Anda memiliki alat yang Anda miliki saat itu, segala sesuatunya tidak akan berjalan seperti dulu. Anda kemudian dapat membuat visualisasi yang jelas di benak tentang kreasi baru Anda. Inilah cara kita belajar untuk tidak mengulangi kesalahan.

5. Jangan melihat setiap kesalahan masa lalu
Lihat saja yang utama untuk memaafkan diri sendiri. Anda akan mengidentifikasi sebuah pola, dan begitu Anda dapat melihat perilakunya berkembang, Anda dapat berfokus untuk mengubahnya dan bukan hanya peristiwa "satu kali".

6. Akui kesalahan Anda
Kita dibesarkan untuk tidak membuat kesalahan, dan jika kita melakukannya, kita akan dihukum. Jadi, tentu saja, kita mencoba bersembunyi dari mereka. Ketika Anda dapat mengakui pada diri sendiri bahwa telah mengambil alih kesalahan itu, Anda menyadari bahwa Anda adalah manusia, dan itulah cara tumbuh dan belajar. Jika Anda membuat kesalahan, keluar dari zona nyaman Anda.

7. Jangan melalui ini sendirian
Mulailah membagikan perasaan Anda dengan seseorang yang Anda percayai. Niscaya Anda akan segera menyadari bahwa berbagi pemikiran sebenarnya akan menghentikan jalan penyangkalan dan penindasan.

8. Minta maaf kepada orang-orang atas sesuatu yang sudah dilakukan
Jika Anda kesulitan untuk memaafkan diri sendiri atas sesuatu yang telah Anda lakukan kepada orang lain, cara terbaik adalah dengan mengatakan "maaf" kepada orang itu.Lakukan dengan bertatap muka, jika memungkinkan, tetapi jika Anda tidak dapat melakukannya, coba kirim pesan atau email. Jangan mengharapkan tanggapan; ketahuilah bahwa Anda telah mengatakan "maaf."

9. Perbaiki sejak hari ini
"Saya tidak bisa kembali dan mengubah cara saya berperilaku terhadap keluarga,berteriak dengan marah pada ibu saya, atau dikenal sebagai 'polisi yang menyenangkan' oleh anak-anak saya. Tapi yang bisa saya lakukan adalah menjadi orang tua dan anak yang lebih baik sekarang," sebut Armstrong.

10. Renungkan seberapa jauh Anda telah berhasil
Sebelum Anda memejamkan mata sebelum tidur, renungkan kembali hari itu dan ingatkan diri Anda sendiri akan semua hal yang dapat Anda lakukan dan buat perbedaan, betapapun kecilnya, seperti senyum yang Anda berikan kepada orang asing, sampah yang Anda ambil di taman , makan malam yang kamu buat untuk suamimu, orang yang membiarkanmu di antrian supermarket. Pertahankan pikiran ini saat Anda tertidur. Mengapa? Karena Anda benar-benar telah menjadi orang yang luar biasa.

Pengampunan adalah alat terbaik yang memungkinkan kita menghadapi apa yang telah kita lakukan di masa lalu, mengakui kesalahan kita, belajar darinya, meninggalkannya dan melanjutkan hidup. Ini tidak berarti kita memaafkan apa yang telah terjadi, dan itu tidak berarti kita melupakan apa yang telah terjadi. Namun itu berarti Anda telah belajar dan melangkah dengan cara yang lebih baik.

7 Kunci Sukses agar Konsisten dalam Menggapai Mimpi

Seseorang berhak memiliki sebuah mimpi besar untuk digapai suatu hari nanti. Masalahnya, belum tentu setiap orang berusaha semaksimal mungkin dalam meraih mimpi tersebut. Kadangkala di tengah perjalanan, kamu dijerat kemalasan. Ini membuat motivasi menurun lalu hilang sikap konsisten.
Biar rasa malas tak menjadi bumerang, kamu mesti berusaha keras untuk tetap konsisten setiap harinya. 

1. Tentukan step-step kecil yang dapat membantu gapai mimpi besarmu
Mimpi besar mustahil diraih kalau kamu cuma berandai-andai tanpa bertindak. Biar mimpimu bukan hanya sekadar mimpi, lakukan langkah kecil yang bisa mendekatkanmu pada goals tersebut. Yang terpenting, lakukan setiap hari secara rutin dan secukupnya. Sebab kalau kamu bekerja secara berlebihan, bukan konsisten yang didapat. Malah yang ada kamu merasa usahamu adalah sebuah beban berat.

2. Atur sekelilingmu agar dapat memberi suatu kenyamanan tersendiri
Tempat yang rapi dan tertata memberi kenyamanan tersendiri untukmu. Hal ini pun turut bermanfaat meningkatkan semangat juangmu, lho. Melakukan sesuatu di tempat yang terlihat berantakan dan kacau balau justru membuat kamu malas. Jadi kalau kamu melihat meja atau ruangan kerjamu berantakan, sempatkan untuk membenahinya ya. 

3. Rajin mengingatkan diri sendiri alasan saat pertama kali memulai mimpi ini
Usaha yang dilakukan secara terus-menerus bisa saja membuat kamu bosan. Ketika sudah merasa seperti ini, jangan tergiur untuk menghentikan langkah. Kamu mesti tetap ingat alasan saat pertama kali memutuskan untuk memulai mimpi. Setiap orang pasti punya alasan luar biasa, maka sudah sepantasnya untuk mencoba mengingat kembali tujuanmu. 

4. Lebih peka terhadap berbagai pencapaian kecil yang sudah berhasil kamu raih
Pencapaian kecil yang sudah berhasil kamu raih tak boleh dilupakan begitu saja. Jadikan keberhasilan-keberhasilan yang telah lalu menjadi motivasi buatmu untuk menggapai mimpi terbesar dalam hidup. Sesuatu yang besar datang dari hal kecil yang sering tidak disadari. Sekarang waktunya kamu lebih peka atas hal itu agar konsisten menjemput mimpi. 

5. Belajar mengerti bahwa tidak semua hal dapat kamu kendalikan
Mengertilah bahwa tidak semuanya dapat kamu kendalikan, termasuk hasil dari usahamu. Dalam hidup, tugas kamu adalah lebih banyak fokus pada usaha yang tengah digeluti. Sudah jelas bahwa terus-menerus khawatir dan bertanya-tanya tentang hasil yang akan didapat bukan tindakan yang bijak. Biarkan sesuatu terjadi sebagaimana mestinya. Yang penting kamu sudah berusaha sebaik mungkin. 

6. Tetap sempatkan waktu untuk melakukan sesuatu yang kamu sukai
Giat mengejar mimpi bukan berarti kamu menyiksa diri dengan tidak mengizinkan untuk bersantai. Tiap orang pasti dapat menyempatkan diri melakukan sesuatu yang disukai. Nah supaya kamu tak merasa jenuh, berikan reward pada diri sendiri untuk istirahat sejenak guna melakukan sesuatu yang menyenangkan. Ketika energi terisi kembali, kamu lebih mampu pertahankan konsistensi. 

7. Banyak bergaul dengan mereka yang penuh dengan aura positif
Memasuki usia yang semakin dewasa, menyeleksi dengan siapa kamu bergaul dapat memberi efek pada kesuksesan. Kalau kamu bergaul dengan orang-orang yang penuh dengan aura positif, maka dampak baiknya akan menular. Begitu pun sebaliknya kalau kamu bergaul dengan mereka yang toxic. 

Singkatnya, semua nilai kehidupan yang baik akan memberi dampak baik pula. Mulai dari kebiasaan, tempat, hingga orang-orang di dekatmu. Sederet hal positif tersebut akan membuatmu otomatis konsisten tanpa disuruh, tanpa tunggu sampai kamu menyesal duluan.

Tips Menenangkan Teman yang Ditimpa Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial. Maka tidak heran ketika ditimpa masalah, kebiasaan kita akan mencari sosok yang paling dipercaya untuk bercerita panjang lebar.

Menjadi pendengar budiman
Jika teman Anda mengadu pada Anda tentang masalah yang ia hadapi, tugas pertama Anda dalam situasi begini adalah menjadi pendengar budiman.

Terlepas jika Anda pada akhirnya menyangkal kata-katanya, menceramahi atau mungkin menasehati teman Anda, minimal Anda harus bisa mendengarkan mereka dengan baik, karena selain mencari solusi, mereka sangat ingin didengarkan dan dimengerti.

Dalam buku “Listen like A Dog” karya Jeff Lazarus, penulis menyatakan bahwa manusia lebih suka berbicara mendalam (deep-talk) dengan hewan kesayangan ketimbang menceritakan permasalahan hidup kepada manusia.

Nah, mengapa demikian? Ternyata manusia lebih sering mendengar untuk menjawab, dan bukan mendengar untuk mengerti.
Maka, akhirnya teman Anda yang ditimpa masalah tadi berasa dirinya seolah tak dipahami, malah makin dihakimi.
Berujung, mereka akan merasa seolah beban mereka semakin bertambah lagi. Kasihan sekali, kan ya?

Belajar ‘seni’ berbicara
Berbicara juga ada seninya. Tidak hanya individu yang sedang ditimpa masalah, bahkan individu yang sehat juga senang mendengarkan kata-kata yang berunsur motivasi.

Dalam buku “Words Can Change Your Brain”, Andrew Newberg dan Mark Robert Waldman menuliskan bahwa sebuah kata punya kekuatan untuk memengaruhi ekspresi gen yang mengatur stres fisik dan emosi.

Lebih jauh, penulis mendasari tulisannya dengan penelitian, dan memaparkan kata-kata positif seperti “cinta” dan “damai” mampu mengubah ekspresi gen, memperkuat area di lobus frontal otak, dan meningkatkan fungsi kognitif otak.

Kata positif mendorong pusat motivasi di otak untuk melakukan tindakan yang rasional. Oleh itu, sering-seringlah menyemangati teman yang sedang berada dalam kesusahan atau ditimpa masalah, dengan kata-kata yang positif

Anda bisa mencoba kalimat berikut ini; “Aku yakin kamu pasti bisa”, atau “Semangat teman, kamu adalah orang yang kuat” dan apapun yang dapat menenangkan mereka.
Dengan demkian, mereka lebih merasa dipedulikan dan akhirnya matang merungkai solusi atas permasalahan yang dihadapi.

Menjaga lisan
Begitu pun dengan pantangan ketika menghadapi teman yang sedang berduka atau berputus asa, kata-kata negatif seperti “kamu memang tidak pantas”, “itu aja sedih”, atau “itu masalah kecil. Orang lain malah pernah lebih parah lagi” sebisanya dihindari, ya?

Jika Anda pernah mendengar tentang teori kebutuhan Maslow, tokoh Psikologi barat itu telah sangat jelas menerangkan bahwa salah satu dari kebutuhan (needs) manusia adalah kebutuhan rasa aman.
Kebutuhan tersebut secara psikis adalah yang tidak mengancam kondisi kejiwaan seperti tidak diejek, tidak direndahkan, dan tidak stres.

Maka, sebagai teman yang baik, hindarilah diri daripada menjadi penyebab terjadinya stres yang malah membuat kondisi teman Anda semakin memburuk, melalui apa yang terlontarkan oleh lisan Anda.

Menjadi teman terbaik versi diri sendiri
Akhirnya, penanganan terbaik kembali lagi pada diri Anda sendiri. Saya pribadi lebih memilih untuk mendengarkan setiap keluh kesah, tangis pecah atau curhatan panjang sebagai ‘katarsis’ (ungkapan emosi) teman-teman saya saat ditimpa masalah.

Saya percaya bahwa kebanyakan manusia mampu berbicara panjang dan mengutarakan apa yang terbesit dipikiran, tetapi belum tentu mampu untuk mendengarkan secara efektif. Terlebih untuk berusaha memahami dan bukan sekedar untuk menghakimi.

Maka, mendengarkan permasalahan teman Anda dengan baik, adalah semacam “first-aid” yang dapat Anda berikan. Nah kemudian, cari tau dulu bentuk penanganan seperti apa yang bisa Anda tawarkan.
Jika teman Anda kehilangan uang misalnya, maka pinjamkan ia uang terlebih dulu. Jika ia stres, berikan coklat. Setidaknya cukup untuk membuat emosinya meningkat baik.

Sekarang kembali lagi pada Anda. Semoga apa yang coba saya sampaikan disini sedikit dapat menambah pengetahuan dan mempertajam pikiran guna menjadi individu yang menyenangkan.

Saya percaya, untuk menangani kasus begini masing-masing kita pasti punya solusi penanganan sederhana tetapi tetap ampuh mencairkan suasana. Intinya, pilihlah langkah penanganan yang paling efekif menurut Anda.

Tips Mengatasi Rasa Cemas Menghadapi Kematian

Kematian adalah teka-teki tanpa jawaban, hingga terjawab oleh waktu dan keadaan. Lalu Anda berbicara tentang kematian seolah ia adalah peristiwa yang paling menakutkan.
Bukankah ketika di dunia Anda sibuk dengan perkara melalaikan? Seolah hari mati itu perihal kesekian. Konon Anda masih muda, masih punya umur panjang. Tetapi sampai kapan?

Tentang Kematian
Jika Anda pernah membaca buku “Psikologi Kematian” karya Komaruddin Hidayat, Anda mungkin masih ingat bagaimana penulis menggambarkan kematian sebagai suatu ‘jalan pulang’.
Bayangkan Anda sudah lama sekali kuliah di luar negeri. Tidakkah Anda akan rindu suasana di rumah? Lalu, bukankah saat akan berangkat pulang ke rumah menjadi momen yang paling membahagiakan?

Ibarat seperti orang rantau pulang kerumah, begitulah gambaran kematian. Dunia ini adalah tempat para musafir. Anda adalah anak rantau yang suatu saat akan pulang menuju rumah keabadian (akhirat).

Mengapa kita takut mati?
Entah. Tentu ada jawaban berbeda pada setiap individu. Hanya saja, satu hal yang pasti bahwa kita semua ini adalah manusia penuh dosa.
Siapa yang berani bilang “Aku tidak punya dosa!”… Tentu saja, Anda akan menggeleng kepala. Saya juga tidak berani.

Nah, berarti Anda sebenarnya sadar bahwa Anda punya dosa. Sadar juga bahwa pendosa itu tempatnya di neraka.
Tetapi ketika berdoa Anda dengan berani minta Surga. Tak tanggung, surga Firdaus malah. Memang antum siapa?

Coba tanya pada diri, solat taubat apa sudah rutin? Maksiat sudah ditinggalkan? Ibadahnya sudah rajin? Sudah layak belum surga Firdaus itu Anda tempati?…
Coba evaluasi lagi. Bisa jadi, dosa yang menumpuk itulah menjadi sebab mengapa Anda takut mati!

Bekal menuju akhirat
Orang-orang yang sadar bahwa dunia adalah tempat persinggahan akan selalu mendambakan kematian.
Mereka tidak akan terbuai dengan segala permainan yang ditawarkan dunia karena mereka sedang sibuk mengumpul ‘bekal’ untuk dibawa ‘pulang’.

Entah itu dengan memperbanyak amalan sunnah dan meningkatkan amalan rutin, atau menyebar kebaikan kepada orang lain.
Saya jadi teringat kata-kata ustaz Zaky A. Rivai, pada salah satu postingan Instagramnya;

“kita ini di dunia cuma ngantri mati. Biar ga bete, ga bosen, karena ngantri itu lama, kita dikasi mainan sama Allah, supaya kita bisa berlomba. Di lomba itu nanti ada yang menang ada yang kalah.. ada sedih ada senang”

Tips agar tidak takut mati
Kematian sering dikaitkan dengan kecemasan pada lansia. Jika pernah membaca penelitian tentang cara menghadapi kematian, tidak sedikit kita akan menemukan terapi menghadapi rasa cemas, terapi kesejahteraan, terapi zikir dan beberapa terapi lainnya.

Saya tertarik mempelajari serta mencari tau solusi menghadapi kematian tanpa harus cemas atau takut. Akhirnya, saya mendapat insight dari sebuah postingan video yang saya tonton beberapa hari lalu.
Inti dari video tersebut adalah; “Manusia meninggal dalam kebiasaan yang sering ia lakukan”.

Sebagai contoh, pada bulan suci Ramadhan yang lalu, seorang hafidz sekaligus guru ngaji al-Qur’an di Turki, Mehmed Ali Seflek, meninggal ketika sedang membaca al-Qur’an.
Beliau menghembuskan nafas terakhir saat membaca al-Qur’an dengan wajah tertelungkup di atas mushaf.

Masih pada tahun yang sama, kematian dengan cara berbeda dapat kita lihat pada seorang Penyanyi Amerika, David Olney.
Artis Barat itu menghembuskan nafas terakhirnya saat sedang manggung di pertunjukan 30 A Songwriters Festival di Santa Rosa Beach, Florida, pada Sabtu 18 Januari 2020.
Dua contoh kasus kematian diatas tentu saja sangat berbeda sekali. Persamaannya, mereka sama-sama telah meninggal. Namun, jelas dapat kita lihat bahwa mereka meninggal dalam kebiasaan sehari-hari.

Seorang hafidz yang sering membaca al-Qur’an serta mengajarkannya, meninggal bersama al-Qur’an.
Manakala seorang penyanyi yang sering manggung kemana-mana, meninggal diatas panggung! Lalu, bagaimana cara Anda meninggal?
Jangan tanya saya. Tetapi lihatlah pada apa dan bagaimana rutinitas Anda sehari-hari.

Kematian sebagai pengakhiran abadi
Berbicara tentang kematian tidak perlu mengundang rasa takut. Justru, kita dinasehati untuk lebih sering mengingat mati, agar tidak sombong dimuka bumi ini.
Ingatkah Anda pada ikrar suci sewaktu berdiri mengadap kiblat setiap hari?

”Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam’.”
*Terjemahan doa iftitah, dibaca dalam setiap solat fardu.

Nah, padahal setiap hari kita sudah berjanji dihadapan Allah. Seperti mana hidup, kita juga mati hanya untuk Allah. Lalu apa lagi yang ditakuti dari sebuah kematian yang pasti?

Masih cemas? Tenang, wajar kok. Berarti Anda adalah insan terpilih yang disayang Allah. Diberi rasa cemas supaya Anda bersegera sujud pada Allah.
Jika tidak cemas ketika mengingat mati, bisa jadi ibadah Anda lalai, karena tidak takut pada azab Allah lagi.

Mulai sekarang, segera beribadah dengan rajin. Tingkatkan ibadah rutin. Semoga semua pembaca tulisan ini mendapat kematian yang diridhai-Nya, dan pengakhiran hidup yang Khusnul Khatimah, insya-Allah.

Tips Bicara Untuk Negosiasi dan Memperoleh Keinginan, Mengalah Untuk Menang

Negosiasi memang menjadi gampang-gampang sulit dilakukan, karena dalam negosiasi, antara Anda dengan lawan bicara pasti memiliki kepentingan tersendiri dan tujuan masing-masing.
Pastinya Anda juga memiliki tujuan pastinya mengarah kepada keuntungan, tidak mungkin seseorang melakukan negosiasi untuk mendapat kerugian, benar ?.

Kalau Anda sependapat, maka Anda harus membaca tulisan dari awal, sampai habis, agar paham bagaimana cara bernegosiasi. Tapi, tidak dipaksa juga, kalau mau baca silahkan, kalau tidak mau ya tinggal close, toh pilihan semua kembali kepada Anda.

Serius, intinya negosiasi itu pasti mengarah tujuan agar sama-sama merasa diuntungkan. Jadi, jika dalam bernegosiasi Anda bicara tidak memperlihatkan keuntungan lawan bicara, maka kemungkinan besar negosiasi Anda akan gagal.

Maka, agar berhasil, jelaskan keuntungan mereka dan keuntungan Anda, namun lebih baiknya lagi, cukup jelaskan keuntungan-keuntungan lawan bicara, bila lawan bicara masih tidak yakin, baru Anda jelaskan keuntungan Anda dapat setelah bekerja sama dengannya.

Masih dari buku yang sama sebagai sumbernya, yakni buku ‘Bicara itu Ada Seninya’ karangan Oh Su Hyang.

Mengalah untuk Menang
Negosiasi memiliki makna sebagai suatu proses perundingan oleh beberapa orang untuk mencapai kesepakatan yang sesuai dengan tujuan dan saling diuntungkan.

Setiap orang melakukan negosiasi, dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pekerjaan.
Seperti seorang emak-emak yang berbelanja di pasar, melakukan negosiasi dengan penjual sayur sebelum membeli, jika keduanya sudah menemukan kesepakatan, maka sayur jadi dibeli.

Kalau tidak sesuai kesepakatan, maka emak-emak itu sok-sok pergi dan dalam hatinya “semoga dipanggil lagi dan dikasih kurang,” namun sayangnya mang sayur tidak memanggil, karena dirinya merasa dirugikan.
Nah, ternyata negosiasi gagal antara mang sayur dengan emak-emak.

Bagaimana cara sebaiknya kita melakukan negosiasi?
Begini, jika kita meminta dan sangat bersikeras agar harga diturunkan, maka negosiasi ini tidak akan pernah berhasil.

Kita harus bisa berhasil membuat kesepakatan di titik tengah, agar kedua belah pihak mengalah dan berhasil melakukan transaksi dengan senang hati dan tidak merasa dirugikan.
Pembeli yang bisa bernegosiasi yakni bisa memainkan hal yang tidak penting baginya, namun sangat dibutuhkan oleh para penjual.

Seperti Anda membeli baju atau benda-benda lain, Anda bisa mempengaharui penjual dengan ucapan “Kalau saya dikasih diskon, saya akan beritahu teman-teman saya untuk berbelanja di sini karena di sini barang bagus dan berkualitas,”.

Nah, dengan begitu, dengan ucapan itu, secara tidak langsung penjual merasa diuntungkan karena Anda memberitahu teman-teman Anda yang lain untuk berbelanja kepadanya.

Anda senang membeli dengan harga relatif murah, penjual juga senang karena Anda bisa mengundang para pelanggan baru.
Seperti inilah negosiasi. Agar negosiasi berhasil, bukan hanya satu pihak mengalah, atau bukan hanya satu pihak yang diuntungkan, namun kedua pihak harus diuntungkan.

Teknik Tarik Ulur Negosiasi
Negosiasi merupakan sebuah permainan dalam hidup, permainan ini sering dilakukan saat ingin menyatukan perbedaan pendapat serta membuat semua bisa bersatu.
Negosiasi adalah adalah salah satu kesempatan untuk memperoleh keinginan dengan memperlihatkan kemampuan yang terbaik.

Selangkah Lebih Maju
Dalam bernegosiasi yang penting adalah terlihat tidak terlalu membutuhkan dan melebihi lawan bicara.
Memperlihatkan kita bisa menolak negosiasi jika tidak mendapatkan yang diinginkan biasanya juga bisa membantu. Serta perlihatkan Anda sedang membuat alternatif-alternatif lain, sehingga posisi Anda bisa berada di atas lawan bicara.

Mengulur Waktu
Teknik selanjutnya dengan tidak cepat memberikan jawaban, ulurlah waktu agar lawan bicara Anda bisa mengalah untuk mendapatkan jawaban dari Anda.
Misalnya dalam bernegosiasi sebuah barang, Anda bisa melempar harga tawaran Anda sekali, setelah itu bersikaplah diam seperti memikirkan sesuatu, tunggu hingga penjual menjelaskan kenapa harganya mahal atau yang berkaitan dengan barang yang ingin Anda beli.

Bila penjual telah menjawab, biasanya dia akan meminta dengan harga lebih tinggi dari nilai tawaran Anda, nah setelah ini terjadi Anda bisa kembali memberi tawaran lebih rendah dari tawaran penjual namun lebih tinggi dari nilai tawaran Anda pertama.
Namun, tidak selamanya teknik mengulur waktu bisa efektif, terkadang teknik ini juga bisa gagal, maka lihat kondisi dan situasi ya.

High & Low
Negosiasi adalah tawar-menawar secara terus-menerus sehingga mencapai angka kesepakatan dan angka tidak merugikan kedua belah pihak.

Jika Anda seorang penjual, maka tawar dengan harga agak lebih tinggi dahulu, sehingga penawaran menjadi turun, sebaliknya jika Anda seorang pembeli, tawar dengan harga terendah dahulu, sehingga harganya naik perlahan.

Bukan Seorang “Keyman”
Jelaskan bahwa Anda bukan seorang yang bisa mengambil keputusan atau ‘Keyman’ lalu ulur waktu. Sebutkan beberapa syarat atau beberapa keuntungan yang ia dapat bila membeli barang Anda.

Lawan bicara tidak mengetahui siapa pembuat keputusan itu karena Anda mengaku bukan ‘Keyman’ lalu karena merasa percuma melakukan negosiasi tapi Anda bukan seorang yang bisa memberi keputusan, lawan bicara Anda kemungkinan besar akan mengalah dan membeli barang Anda sesuai keinginan Anda.

Berpikir Positif
Tetap dalam pikiran positif, karena jika Anda berpikir positif dari semua hasil negosiasi, maka untuk kedepan Anda akan bisa lebih mahir dalam bernegosiasi.

Misalnya Anda berhasil membeli barang dengan harga tidak sesuai dengan keinginan Anda, namun Anda telah membeli dan merasa gagal negosiasi.
Maka, Anda tetap harus ambil sisi positifnya, karena bila Anda gagal dalam bernegosiasi dalam satu kesempatan, masih ada kesempatan lainnya.

12 Cara Mengatasi Rasa Kecewa

Saat Anda kecewa maka itu bisa menyakitkan. Terkadang sedikit. Terkadang banyak.
Jika Anda belajar bagaimana menghadapi kekecewaan itu dengan cara yang lebih sehat dan lebih bermanfaat maka itu bisa menjadi lebih tidak menakutkan dan menyakitkan dan sebenarnya merupakan batu loncatan atau pengalaman belajar untuk pertumbuhan pribadi lebih lanjut.

1. Pertama, terima apa yang Anda rasakan
Kekecewaan menyakitkan. Dan tidak apa-apa.
Jangan coba mendorongnya. Dan jangan mencoba menyembunyikannya di bawah senyuman lebar.
Saya telah menemukan bahwa lebih baik tidak terbawa oleh dorongan yang begitu menggoda.

Tetapi untuk menerima apa yang dirasakan. Membiarkan semuanya masuk dan menyakitkan untuk sementara waktu.
Karena jika kita melakukannya maka itu akan berjalan lebih cepat dan dalam jangka panjang tidak terlalu menyakitkan untuk memproses apa yang telah terjadi.
Di sisi lain, jika kita menolak perasaan itu, maka emosi tersebut dapat muncul kemudian dan pada waktu yang tidak terduga. Dan membuatnya menjadi murung, pesimis atau agresif pasif.

2. Ingat, Anda tidak mengecewakan
Hanya karena Anda mungkin telah kecewa, mengalami kemunduran, atau membuat kesalahan dan mengecewakan orang lain tidak berarti Anda kecewa atau gagal .
Dan situasi yang Anda hadapi saat ini tidak akan berlangsung selamanya. Bahkan jika mungkin terasa seperti itu hari ini.

Yang benar adalah:
Hanya karena Anda kecewa hari ini atau Anda mengecewakan seseorang, bukan berarti Anda akan atau melakukannya besok atau waktu berikutnya.
Ini tidak mencap Anda sebagai kekecewaan (kecuali jika Anda memilih untuk memberi label itu pada diri Anda sendiri).
Jika Anda terus bergerak maju dan Anda terus mengambil tindakan maka Anda akan terus maju dan Anda akan meningkat.

3. Belajar dari rasa kecewa
Cara Mengatasi Rasa kecewa. Daripada tersesat dalam rasa sakit dan emosi negatif yang muncul dari kekecewaan, pilih untuk melihatnya lebih sebagai sesuatu yang dapat Anda pelajari dari hal-hal yang berharga (dan sesuatu yang akan membantu Anda untuk tumbuh).
Anda dapat melakukannya dengan mengajukan pertanyaan yang lebih baik kepada diri sendiri.

Pertanyaan seperti:
Apa satu hal yang dapat saya pelajari dari ini?
Bagaimana cara menyesuaikan jalur saya untuk menghindari kekecewaan ini di masa mendatang?
Apa satu hal yang dapat saya lakukan secara berbeda di lain waktu?

Mungkin Anda mengetahui bahwa Anda mungkin dapat berkomunikasi lebih baik di lain waktu ketika Anda berada dalam situasi yang sama atau bekerja bersama dengan orang lain dalam suatu tugas atau proyek.
Atau Anda perlu memberi diri Anda keseimbangan yang lebih baik antara istirahat dan bekerja untuk menghindari kesalahan atau berpikir lebih jernih.

Anda bahkan mungkin menyadari bahwa Anda perlu membuat perubahan yang lebih besar dalam hidup Anda dan mulai menghabiskan lebih sedikit waktu – atau tidak sama sekali – dengan seseorang yang telah terlalu sering mengecewakan Anda (atau selalu membuat Anda merasa kecewa, bukan peduli seberapa keras Anda mencoba).

4. Ingatkan diri Anda: kekecewaan akan terjadi jika Anda keluar dari zona nyaman Anda
Siapa yang tidak pernah kecewa? Atau tidak pernah merasa rendah tentang kemunduran atau kesalahan?
Orang-orang yang tidak pernah benar-benar keluar dari zona nyaman mereka.
Setiap orang yang sekarang sukses dan Anda mungkin merasa kecewa dan gagal.

Kemunduran dan terkadang merasa kecewa adalah bagian alami dari menjalani hidup Anda sepenuhnya. Pertanda kamu mencoba untuk tumbuh dan memperbaiki situasi kamu.
Perlu digaris bawahi bahwa dengan mengingat fakta ini membantu kita untuk tetap kuat dan lebih dengan mudah menangani halanagan dan kemunduran diri.

5. Fokus kembali pada apa yang masih Anda miliki dalam hidup Anda
Untuk terus mengalihkan fokus Anda ke apa yang masih Anda miliki dalam hidup Anda.
Orang-orang, hasrat dan hal-hal yang terkadang Anda anggap remeh seperti atap di atas kepala Anda dan air bersih.

Memanfaatkan rasa syukur dengan cara ini membantu kita untuk menempatkan segala sesuatunya ke dalam perspektif dan tidak membiarkan kekecewaan membanjiri dan menggagalkan seluruh minggu kita.

6. Bicarakan dengan seseorang yang dekat dengan Anda
Mendapatkan perspektif yang lebih sehat dan lebih luas tentang apa yang terjadi, seperti yang telah disebutkan, merupakan bagian penting dalam menghadapi kekecewaan dengan cara yang lebih baik.
Dan salah satu cara paling ampuh untuk melakukannya adalah dengan pengalaman untuk mengungkapkannya dan membicarakannya dengan seseorang yang dekat dengan Anda.

Dengan melampiaskan saat teman menjadi pendengar yanga baik, Anda dapat melepaskan tekanan batin itu, menyelesaikan masalah untuk diri Anda sendiri dan menerima apa yang telah terjadi alih-alih mencoba mendorongnya atau mengabaikannya.
Dan jika Anda berdua membicarakannya, Anda dapat melihat situasinya melalui mata orang lain dan dari perspektif lain. Anda berdua dapat bersama-sama memulai rencana aksi tentang bagaimana Anda akan bergerak maju.

7. Jika ekspektasi Anda sempurna, sesuaikanlah
Jika Anda menuntut atau mengharapkan kesempurnaan dari diri sendiri atau orang lain maka Anda akan sering kecewa.
Jadi sesuaikan sedikit ekspektasi Anda.
Jika Anda kecewa dengan apa yang Anda lakukan, apa yang orang lain lakukan atau bagaimana situasi berubah dalam hidup Anda, tanyakan pada diri Anda:

Apakah ini penting dalam 5 tahun? Atau bahkan 5 minggu?
Hal lain yang membantu adalah mengingatkan diri sendiri bahwa jika Anda percaya pada mitos kesempurnaan maka Anda akan menyakiti diri sendiri dan orang-orang dalam hidup Anda.

Karena mitos yang mungkin Anda ambil dari film, lagu, dan apa yang dikatakan oleh dunia atau sorotan Instagram, Anda akan berbenturan dengan kenyataan dan cenderung:
Menyebabkan banyak stres dan penderitaan di dalam diri Anda dan orang-orang di sekitar Anda.
Membuat Anda terjebak dalam penundaan karena Anda menjadi takut kecewa atau mengecewakan orang lain sekali lagi.

Membahayakan atau mungkin menuntun Anda untuk mengakhiri hubungan, pekerjaan, proyek, dll. Karena harapan Anda berada di luar dunia ini.
Menjaga pengingat ini di garis depan pikiran dan terkadang ditulis di selembar kertas dapat membantu untuk menyesuaikan harapan dan mengurangi penderitaan dan kekecewaan anda sendiri.

8. Beristirahatlah (dan temukan cara lain untuk mengurangi tingkat stres Anda saat Anda bergerak maju)
Hanya berfokus pada tujuan Anda dan bekerja ke arahnya sepanjang waktu dapat menyebabkan stres yang tidak perlu dan membuat Anda kehilangan perspektif.
Dan terkadang Anda hanya perlu istirahat untuk mengatasi rasa kecewa. Jadi luangkan waktu untuk beristirahat, mengisi ulang tenaga, dan bersenang-senang.

Setelah Anda mengambil cuti dari tujuan dan impian Anda, Anda mungkin akan berada di tempat yang lebih baik untuk menerima dan belajar dari apa yang terjadi dan kemudian bergerak maju sekali lagi.
Ketika Anda berada di tempat yang lebih tenang ini, luangkan sedikit waktu untuk melihat bagaimana Anda dapat merencanakan keseimbangan yang lebih baik antara bekerja dan waktu istirahat yang tenang.

Kita telah menemukan bahwa ketika keseimbangan diantara kedua hal tersebut teratur maka biasanya akan lebih mudah untuk menangani kemunduran dan hal-hal tidak berjalan seperti yang diinginkan dengan cara yang lebih konstruktif dan terpusat secara mental.

9. Keluar dari kepalamu sendiri
Jika Anda tahu bahwa Anda memiliki kecenderungan untuk terjebak dalam memikirkan situasi negatif terlalu lama dan jatuh ke dalam spiral kemudian keluar dari kepala Anda sendiri dan pikiran-pikiran melintas di sana.

Dua cara untuk melakukan itu dan memfokuskan perhatian Anda ke luar adalah dengan:
Bantu seseorang. Bantu teman merencanakan pesta atau rapat di tempat kerja. Atau bantu dia memindahkan kotak dan barang lain ke rumah barunya. Atau cukup hadir dan dengarkan dia saat dia mengungkapkan kekecewaan dalam hidupnya.
Latihan. Menurut saya, angkat beban atau jalan-jalan jauh adalah cara yang bagus untuk saya untuk fokus ke luar sekali lagi, untuk memperbarui energi saya dan untuk mempertajam fokus saya.

10. Temukan energi dan motivasi lagi dengan bantuan orang lain.
Angkat semangat Anda, tingkatkan motivasi dan pemikiran positif Anda dengan bantuan orang lain.
Bisa dengan bantuan percakapan dengan teman, keluarga atau rekan kerja.

Perbarui fokus dan motivasi itu untuk terus bergerak menuju impian Anda dengan bantuan misalnya:
Buku (buku motivasi atau mungkin biografi orang yang Anda kagumi) dan podcast.
Film, acara TV, dan saluran Youtube.
Forum online dan saluran media sosial.
Pergunakan dari waktumu sekitar 10 – 60 menit dengan satu atau beberapa sumber untuk menemukan energi baru dan perubahan dalam pemikiran Anda.

11. Temukan langkah kecil untuk mulai bergerak maju lagi
Setelah Anda menerima situasinya, mungkin belajar satu atau dua hal darinya dan meningkatkan motivasi Anda lagi lalu mulai bergerak maju.
Anda tidak harus mengambil lompatan besar dan berani.
Kita biasanya mencoba memikirkan setidaknya permulaan untuk rencana aksi kecil tentang bagaimana untuk maju. Kita dapat melakukannya bersama dengan seseorang – seperti misalnya dengan pasangan kita.

Kemudian memecahkan rencana itu menjadi langkah-langkah kecil. Dan mulai bekerja dengan langkah pertama itu.
Jika masih sulit memulai dengan menunda-nunda pada langkah itu maka pecahkan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan mengambil tindakan pada salah satunya.

12. Tingkatkan harga diri Anda
Meningkatkan harga diri dapat membantu menghindari terseret terlalu jauh ke dalam kritik diri dan emosi negatif setelah kekecewaan.
Hal ini juga membantu untuk tidak kecewa pada diri sendiri sesering dulu, tetapi untuk mengatasi kemunduran dengan pikiran yang lebih tenang dan lebih stabil secara emosional.

Ini juga memudahkan untuk tidak menyalahkan orang lain agar merasa lebih baik tentang diri kita dan untuk belajar lebih banyak dari situasi ini dan mendapatkan hasil yang lebih baik di lain waktu.
Jadi bagaimana Anda meningkatkan harga diri Anda?
Beberapa kiat dan kebiasaan paling membantu yang bisa dicoba adalah:

Tuliskan 3 hal di malam hari yang Anda hargai tentang diri Anda.
Luangkan beberapa menit di penghujung hari Anda untuk bertanya pada diri sendiri: 3 hal apa yang dapat saya hargai tentang diri saya?
Tuliskan jawaban Anda di buku catatan, di laptop atau ponsel pintar. Ini akan membantu Anda untuk mulai berfokus pada hal-hal positif tentang diri Anda dan berhenti bersikap kritis terhadap diri sendiri.

Berhentilah jatuh ke dalam perangkap perbandingan yang merusak.
Cara Mengatasi Rasa kecewa. Jika Anda membandingkan apa yang Anda miliki, apa yang telah Anda lakukan dan siapa Anda dengan orang lain dan kehidupan mereka, maka Anda akan paling sering mulai merasa tertekan dan buruk tentang diri Anda sendiri.
Karena masih ada langit diatas langit.
Jadi, pilih cara membandingkan yang lain. Mulailah membandingkan diri Anda dengan diri sendiri. Lihat seberapa jauh Anda telah berkembang. Apa yang telah Anda atasi. Dan fokuslah pada cara Anda meningkatkan hasil.

Itu hanya dua kebiasaan berguna untuk meningkatkan harga diri Anda .
Anda juga dapat menggunakan banyak hal yang Anda temukan dalam artikel ini seperti bersikap konstruktif dalam menghadapi kesulitan, bersikap lebih baik dan lebih membantu orang lain, tidak berpikir bahwa Anda kecewa hanya karena satu kemunduran dan mengganti perfeksionisme dengan sesuatu lebih sehat.

5 Tips Menghilangkan Kebiasaan Menunda Pekerjaan

Menunda pekerjaan tampaknya telah menjangkiti semua karyawan. Penyebabnya beragam, antara lain lupa, pusing karena membayangkan kerumitan pekerjaan tersebut, tidak punya waktu untuk mengerjakannya, atau merasa kewalahan.

Dampaknnya adalah pekerjaan tidak selesai sesuai tenggat waktu, karyawan mengalami stres, atasan marah-marah, pekerjaan menumpuk, produktivitas kerja turun drastis, atau perasaan bersalah.
Apakah Anda merasakan dampak tersebut? Jika ya, jangan khawatir.

1. Catat setiap tugas
Jika Anda menunda pekerjaan karena lupa, mulai sekarang catat tugas tersebut dengan baik. Anda dapat mencatatnya di buku harian, buku tuga, telepon seluler, laptop, kalender, atau papan tulis.
Lihat catatan tersebut sebelum berangkat kerja dan masukkan dalam daftar yang harus dikerjakan (to do list) pada hari kerja tersebut.

Jika di kantor ada hal yang tidak direncanakan, misalnya atasan meminta rapat secara mendadak, buat pengingat (reminder) akan tugas yang tertera dalam to do list tersebut.
Dengan begitu, Anda dapat mengerjakannya segera setelah rapat tersebut selesai.

2. Pecah pekerjaan besar menjadi tugas-tugas kecil
Jika Anda memiliki atau mendapat pekerjaan besar yang membuat kepala Anda pusing, pecah atau rinci pekerjaan tersebut menjadi tugas-tugas kecil berdasarkan urutan proses pengerjaannya.
Setelah memecahnya, kerjakan tugas-tugas tersebut secara bertahap.

Dengan mengerjakannya secara bertahap, Anda akan memiliki momentum kerja sehingga tidak terasa Anda akan menyelesaikan pekerjaan tersebut tepat waktu.
Jika Anda tidak memecahnya, besar kemungkinan Anda akan stres memikirkan rumitnya atau besarnya pekerjaan yang harus Anda selesaikan.
Ujung-ujungnya pekerjaan tersebut tidak selesai karena Anda mengeluh atau malas mengerjakannya.

3. Blok waktu untuk mengerjakannya
Sibuk atau tidak punya waktu mengerjakan tugas adalah alasan klasik yang menyebabkan penundaan pekerjaan.
Solusinya adalah dengan memblok (mengalokasikan) waktu untuk mengerjakan pekerjaan yang harus diselesaikan.

Jika sekarang Anda merasa tidak punya waktu, cermati manajemen waktu kerja Anda. Siapa tahu Anda membuang-buang waktu untuk hal di luar pekerjaan.
Misalnya, terlalu sering membuka akun sosial media Anda (misalnya Facebook, Twitter, atau Instagram), ngobrol ngalor ngidul dengan rekan kerja, atau pura-pura sibuk.

Kapan waktu terbaik mengerjakan tugas Anda?
Itu tergantung pada aktivitas Anda, namun yang terbaik adalah pada waktu sebelum jam makan siang karena stamina Anda masih bagus.

Saat mengerjakan tugas tersebut, cobalah menerapkan Teknik Pomodoro yaitu dengan mengeset waktu kerja per 25 menit lalu istirahat selama 5 menit.
Hilangkan gangguan selama blok waktu tersebut sehingga Anda fokus.

4. Gunakan Teknik 5 Menit
Tugas kecil yang tidak medesak sering Anda tunda, bukan? Jika ya, gunakan teknik 5 menit untuk mengerjakan tugas tersebut.
Waktu lima menit ini dapat Anda dapatkan dengan mengurangi waktu makan siang Anda.

Ingat, jangan remehkan tugas kecil yang tidak mendesak. Mengapa?
Karena tugas-tugas tersebut akan menumpuk sehinga campur aduk dengan pekerjaan tugas besar lain yang Anda dapatkan berikutnya.

5. Terapkan Kaidah 80/20
Jika Anda seorang atasan yang sering menunda pekerjaan karena kewalahan, terapkan kaidah 80/20 (Prinsip Pareto). Tentukan 20% pekerjaan yang berdampak pada 80% hasil yang Anda peroleh.
Setelah itu, fokus pada pekerjaan tersebut, sedangkan pekerjaan-pekerjaan lain bisa Anda delegasikan pada bawahan atau kontraktor Anda.

Tentu saja, Anda yang bukan atasan dapat juga menerapkan kaidah ini.
Sebagai contoh, jika dalam satu hari kerja Anda memiliki 10 pekerjaan, fokuskan pikiran dan waktu Anda pada 2 tugas terpenting. Setelah itu, baru mengerjakan 8 tugas lainnya.

Penutup
Kebiasaan menunda pekerjaan harus dihilangkan sesegera mungkin. Cobalah menggunakan satu atau lebih cara di atas untuk menghilangkan kebiasaan tersebut.

16 Cara Mengatasi Stres dan Rasa Cemas Berlebih

Stres dan kecemasan adalah pengalaman umum bagi kebanyakan orang. Perasaan stres dan cemas memiliki kesamaan dalam menguras energi, bahkan sampai membuat penderitanya kehilangan semangat untuk menjalani hidup.

Mulai dari mengganggu pola tidur, menurunkan nafsu makan, menimbulkan sakit kepala, sampai membuat daya tahan tubuh lama-lama menurun. Efek negatifnya, penderita akan lebih mudah jatuh sakit.
Memang tidak mudah untuk menghilangkan rasa cemas, apalagi stres yang hampir setiap hari orang rasakan.

Namun, kamu tetap harus mencari cara untuk mengatasi perasaan negatif tersebut agar tidak semakin menjadi dan mengganggu aktivitas atau bahkan kesehatanmu.

Ada banyak cara mudah untuk membantu mengatasi rasa stres dan cemas, mulailah dengan meminta bantuan dan dukungan dari orang sekitar.
Selain itu, mengubah pola hidup juga cara ampuh mengatasi rasa stres dan cemas berlebih.

1. Olahraga
Olahraga adalah salah satu hal terpenting yang dapat kamu lakukan untuk melawan stres.
Dengan rutin berolahraga, maka akan menurunkan hormon stres pada tubuh dalam jangka panjang, meningkatkan kualitas tidur, dan akan lebih merasa percaya diri.

Tidak perlu melakukan olahraga yang berat, cobalah luangkan waktu untuk melakukan olahraga ringan yang bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun seperti berjalan, berlari, atau yoga.
Olahraga teratur dapat membantu menurunkan stres dan kecemasan dengan melepaskan endorfin dan meningkatkan kualitas tidur dan citra diri yang ada dalam tubuhmu.

2. Konsumsi suplemen jika dibutuhkan
Jika diperlukan, kamu juga bisa mengonsumsi beberapa jenis suplemen yang baik untuk meningkatkan pengurangan stres dan kecemasan, diantara suplemen tersebut adalah lemon balm, asam lemak omega-3, teh hijau, valerian, dan kava-kava.

Suplemen-suplemen tertentu memang dapat mengurangi rasa stres dan cemas berlebih, namun beberapa suplemen tersebut dapat memiliki efek samping jika dikonsumsi terlalu sering. 
Oleh sebab itu, sebelum memutuskan mengonsumsi suplemen pengurang rasa stres dan cemas, sebaiknya kau konsultasikan dengan dokter yang lebih ahli.

3. Lilin aromaterapi
Menggunakan minyak esensial atau menyalakan lilin aromaterapi juga bisa membantu mengatasi stres dan kecemasan yang kamu rasakan.
Saat ini sudah banyak dijual berbagai jenis aromaterapi yang bisa kamu gunakan. Beberapa aroma yang paling direkomendasikan untuk memberikan efek tenang adalah Lavender, Mawar, Vetiver, Bergamot, Chamomile roma, Neroli, Kemenyan, Kayu cendana, Ylang ylang, Jeruk atau bunga jeruk, dan Kerenyam.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa aromaterapi dapat mengurangi kecemasan dan meningkatkan kualitas tidur. Aromaterapi dapat membantu menurunkan kecemasan dan stres. 

4. Kurangi asupan kafein
Kafein adalah stimulan yang ditemukan dalam kopi, teh, cokelat, dan minuman berenergi. Mengonsumsi kafein dengan dosis yang terlalu tinggi dapat meningkatkan kecemasan.
Setiap orang memiliki sensitivitas yang bervariasi dalam mengonsumsi kafein. Jika kamu merasa kafein membuat kamu lebih mudah gelisah atau cemas, lebih baik kamu menguranginya agar lebih rileks.

Meskipun banyak penelitian menunjukkan bahwa kopi bisa sehat dalam jumlah sedang, namun itu kembali lagi kepada toleransi tubuh menerimanya. Sebab jumlah kafein yang tinggi dapat meningkatkan stres dan kecemasan.

5. Menulis
Cara mudah lainnya untuk mengatasi stres adalah dengan menulis.
Kamu bisa mencatat apa yang telah kamu syukuri selama menjalani kehidupan. Rasa syukur dapat membantu mengatasi stres dan kecemasan dengan memfokuskan pikiran pada apa yang positif dalam hidup.
Membuat jurnal dapat membantu menghilangkan stres dan kecemasan, terutama jika kamu berfokus pada hal positif.

6. Mengunyah permen karet
Nah, untuk cara satu ini tentu sangat mudah kamu gunakan. Mengunyah permen karet ternyata dirasa super mudah dan cepat dalam mengatasi rasa stres.
Menurut beberapa penelitian, mengunyah permen karet bisa membantu kamu lebih rileks. Ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi rasa stres.

Salah satu penjelasan yang mungkin adalah bahwa mengunyah permen karet menyebabkan gelombang otak yang mirip dengan orang yang santai. Dengan mengunyah permen karet bisa meningkatkan aliran darah ke otak.

7. Menghabiskan waktu bersama orang terdekat
Dukungan sosial dari teman dan keluarga menjadi satu cara mudah yang dapat membantu kamu melewati masa-masa penuh tekanan.

Satu studi menemukan bahwa untuk perempuan khususnya, menghabiskan waktu bersama teman dan anak-anak membantu melepaskan oksitosin, pereda stres alami. Efek ini disebut "tend and befriend," dan merupakan kebalikan dari respon fight-or-flight.
Memiliki ikatan sosial yang kuat dapat membantu kamu melewati masa-masa stres dan menurunkan risiko kecemasan berlebih dalam hidup.

8. Tertawa
Dalam keadaan stres dan cemas, tentu tertawa bisa menjadi hal paling susah dilakukan. 
Oleh karena itu, kamu perlu berada di lingkungan sosial yang bisa menebarkan energi positif yang bisa membuatmu dengan mudah tertawa.

Dengan tertawa bisa meredakan ketegangan dengan mengendurkan otot lho. Untuk jangka panjangnya, tertawa juga bisa membantu meningkatkan sistem kekebalan dan suasana hati.
Temukan humor dalam kehidupan sehari-hari, habiskan waktu bersama teman-teman lucu atau dengan mudah kamu bisa menonton acara komedi untuk membantu menghilangkan stres.

9. Belajar untuk mengatakan "tidak"
Cara ini perlu kamu terapkan dalam hidup dengan mengendalikan bagian dirimu yang bisa mengubah atau menyebabkan rasa stres atau cemas itu datang.

Salah satu cara untuk melakukan ini mungkin dengan mengatakan "tidak" lebih sering.
Cobalah untuk tidak mengambil sesuatu lebih dari yang bisa kamu tangani. Mengatakan tidak adalah salah satu cara untuk mengendalikan stres yang kamu rasakan, karena menyulap banyak tanggung jawab dapat membuat kamu merasa kewalahan dan akhirnya berakhir stres.

10. Belajar menunda sesuatu
Cara mudah lainnya untuk mengatasi stres dan rasa cemas, kamu harus bisa memprioritaskan diri dan berhenti untuk menunda sesuatu.
Penundaan dapat membuat kamu bertindak reaktif, dan berakhir mengerjakannya secara bergegas untuk mengejar ketinggalan. Ini dapat menyebabkan stres, yang secara negatif memengaruhi kesehatan dan kualitas tidur.

Biasakan membuat to-do list yang diurutkan berdasarkan prioritas dan selesaikan berdasarkan waktu yang telah kamu tetapkan. Hal ini bisa membantu menangkal stres yang terkait dengan penundaan.

11. Mengikuti kelas yoga
Yoga telah menjadi metode yang populer untuk menghilangkan stres dan berolahraga di antara semua kelompok umur. Yoga dilakukan untuk meningkatkan kesadaran tubuh dan napas.

Secara keseluruhan, penelitian telah menemukan bahwa yoga dapat meningkatkan suasana hati dan bahkan mungkin seefektif obat antidepresan dalam mengobati rasa stres dan cemas.
Secara umum, manfaat yoga bisa membantu menurunkan kadar hormon stres dan tekanan darah.

12. Mindfulness
Latihan mindfulness dapat membantu menurunkan gejala kecemasan dan depresi. Dengan melatih diri melakukan mindfulness bisa memberikan efek yang merangsang kecemasan dari pemikiran negatif.

Ada beberapa metode untuk meningkatkan kesadaran, termasuk terapi kognitif berbasis kesadaran, pengurangan stres berbasis kesadaran, yoga dan meditasi.
Sebuah studi baru-baru ini pada mahasiswa menyatakan bahwa perhatian dapat membantu meningkatkan harga diri, yang pada gilirannya mengurangi gejala kecemasan dan depresi.

13. Cuddling
"Having a good time with your love one is the best way to relieve your stress and anxiety."
Mungkin kita sering membaca istilah seperti itu, sebab cuddling time dengan berciuman, berpelukan, bahkan bercinta dirasa cukup ampuh dalam membantu mengatasi rasa stres.

Sentuhan positif dari pelukan, pelukan, ciuman, dan seks dapat membantu menurunkan stres dengan melepaskan oksitosin dan menurunkan tekanan darah.

14. Mendengarkan musik
Mendengarkan musik dapat memiliki efek yang sangat rileks pada tubuh.
Musik intrumental meruoakan salah satu yang bisa memicu respon relaksasi dengan membantu menurunkan tekanan darah dan detak jantung serta hormon stres.

Beberapa jenis musik klasik, Celtic, Native American dan India dapat sangat menenangkan. Namun, dengan mendengarkan musik kesukaanmu juga efektif mengurangi stres dan cemas berlebih.

Suara alam juga dirasa bisa sangat menenangkan bagi penderita stres dan cemas berlebih. Itulah sebabnya mengapa suara alam sering dimasukkan ke dalam musik relaksasi dan meditasi.

15. Mengatur napas dalam
Ketika mengalami stres, hormon stres yang dilepaskan bisa mengalami gejala fisik seperti detak jantung yang lebih cepat, pernapasan lebih cepat, dan pembuluh darah menyempit.

Tujuan dari bernafas dalam adalah untuk memfokuskan kesadaranmua pada saat napas, membuatnya lebih lambat dan lebih dalam. Saat kamu bernapas dalam-dalam melalui hidung, paru-parumu mengembang sepenuhnya dan perut akan naik.
Ini membantu memperlambat detak jantung Anda, memungkinkan kamu merasa lebih rileks.

16. Habiskan waktu dengan hewan peliharaan
Selain menghabiskan waktu dengan orang terdekat seperti teman dan keluarga, menghabiskan waktu bersama hewan peliharaan adalah cara santai dan menyenangkan lainnya untuk mengurangi stres.

Berinteraksi dengan hewan peliharaan dapat membantu melepaskan oksitosin, zat kimia otak yang mempromosikan suasana hati yang positif.
Memiliki hewan peliharaan juga dapat membantu menghilangkan stres dengan memberikan tujuan dan menjadi kamu tetap aktif sehingga membantu mengurangi rasa cemas berlebih.