Melakukan presentasi pekerjaan atau presentasi kuliah, memang menjadi momen mengerikan bagi sebagian orang, terlebih bila tidak memiliki cukup materi untuk disampaikan.
Coba bayangan, Anda diminta untuk menjelaskan sesuatu mengenai tugas kuliah, sedangkan Anda sendiri tidak paham mengenai topik pembahasan, sehingga yang banyak terdengar dari ucapan Anda hanya Hah Heh Hoh, karena tidak bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan teman diskusi.
Jika Anda diminta berbicara, maka mereka percaya ada sesuatu pada diri Anda yang tidak dimiliki oleh orang lain, sehingga mereka meminta Anda untuk mengeluarkan isi kepala Anda, agar yang lainnya bisa berdiskusi dan memahami yang Anda pikirkan.
Maka, diperlukan persiapan, supaya Anda tidak terlihat memalukan di depan umum.
Tips ini dikutip dari buku ‘Bicara itu Ada Seninya’ karangan Oh Su Hyang.
Presentasi 10 Menit yang Menarik 10 Suara
Apakah bisa kita menjual lemari es pada orang yang ditinggal di daerah es (eskimo) ? tentu saja jawaban adalah ‘Bisa’.
Mengapa orang tinggal di kawasan es mau membeli lemari es lagi ? jawabannya karena ‘Bujukan’.
Bujukan sangat berpengaruh dalam berbicara, dengan bujukan hal yang tidak mungkin menjadi mungkin, seperti dalam melakukan negosiasi, bujukan juga sangat berpengaruh dalam proses berhasilnya negosiasi. Mengapa ? karena dengan bujukan, kedua belah pihak merasa diuntungkan, sehingga sesuatu yang dikehendaki bisa tercapai.
Mengapa bujukan berhasil dalam proses negosiasi atau semacamnya? karena pada bujukan mengandung kalimat persuasif, kalimat persuasif ini bisa menggerakkan hati orang banyak.
Dalam negosiasi atau kalimat bujukan hal paling utama yang harus dilakukan adalah mengetahui sepenuhnya isi yang akan disampaikan.
Selanjutnya pahami dan kenali keinginan audiens, kemudian buat pesan yang Anda sampaikan sesuai dengan bahasa yang mereka ingin dengarkan.
Berusahalah mendapatkan simpati dari audiens dan gerakkan hati mereka dengan memberikan semangat sebelum membujuk.
Ada rumus yang bisa diterapkan yang bisa dilakukan untuk menarik perhatian.
P = Px SxT
Persuasion Punch Sympathize Touch
‘P’ pertama adalah persuasion (bujukan), ‘P’ kedua adalah punch (pukulan), ‘S’ adalah sympathize (simpati), dan T’adalah touch (sentuhan).
Pebisnis, presenter, negosiator, dan karyawan yang ingin memperoleh keinginannya dengan membujuk orang lain tidak boleh melupakan tiga hal ini.
Punch diterapkan pada pembukaan berbicara, karena jika ada orang yang tidak saling kenal sebelumnya, pasti akan bersikap wasdapa dan mengamati setiap gerak gerik satu sama lain.
Mengucapkan bujukan dalam keadaan tegang pasti akan sangat sulit, jika pada permulaan pembukaan Anda sudah mengatakan keinginan Anda, maka tujuan Anda pasti akan gagal, karena mereka belum mengenal sebelumnya.
Sebelum mengucapkan tujuan, buatlah suasana menjadi hangat dahulu, sehingga mereka yang mendengar merasa lebih rileks.
Ada pertanyaan yang bagus untuk mencairkan suasana yakni “Cuaca hari ini bagus, ya?” “Cari kerja sekarang susah, ya?” “Anda kesulitan merencanakan masa tua?”.
Kalimat atau pertanyaan seperti ini akan membuat pendengar merasa penasaran dengan diri Anda, sehingga mereka tidak segan membuka hati menerima yang Anda sampaikan, karena merasa Anda bukan orang lain, namun sudah ibarat seperti tetangga atau teman dekat mereka.
Seperti para wanita yang memulai pertanyaan pada temannya dengan “Kamu tahu apa yang aku lakukan kemarin?” saat membuka obrolan.
Pertanyaan seperti ini memiliki makna “Mulai sekarang simak ceritaku baik-baik”.
Selain itu, Anda juga bisa memberikan pertanyaan seperti :
“Mengapa 320 warga Amerika bisa meninggal dunia akibat makanan yang dimakannya?”
“Kenapa Apple bisa menjadi perusahaan yang inovatif?”
“Saya ada satu pertanyaan. Pengalaman apa yang tidak bisa Anda lupakan tentang Olimpiade?”
Sympathize atau simpati salah satu membuat hati pendengar mengerti dengan perasaan Anda. Menyesuaikan perasaan, pendapat, hal ini memang bukan perkara mudah.
Jangan menyampaikan nilai moral untuk pendengar merasa sedih mendengar cerita Anda, karena sebagian orang tidak percaya dengan yang Anda bicarakan. Namun, sampaikanlah kebenaran yang sebenarnya pada pendengar, kisah yang sebenarnya.
Kisah yang alami yang Anda alami secara pribadi akan meraih perhatian para audiens.
Seperti kisah di bawah ini, yang cukup menyentuh perasaan.
“Saya tinggal dan besar di pinggir rel. Siang dan malam, suara kereta selalu terdengar. Orangtua saya bekerja di pabrik sepatu dan keadaan keluarga kami tidak begitu beruntung, saya adalah anak yang tumbuh tanpa mimpi,”.
Bila Anda berhasil mendapat perhatian pendengar dengan cerita itu, maka akan muncul reaksi dari penonton, mereka akan langsung menatap ke arah Anda dan mendengarkan dengan seksama yang Anda sampaikan.
Touch adalah menyentuh perasaan. Setelah memberikan pukulan pada saat pembukaan dan memperoleh simpati, hal terakhir yang diperlukan adalah memberi sentuhan.
Dengan menyentuh perasaan, barulah lawan bicara akan terbujuk. Pada tahap ini, lawan bicara tidak akan ragu lagi dan kemantapan hatinya akan berubah menjadi tindakan.
Dalam dunia bisnis, pada tahap inilah konsumen memutuskan untuk membeli produk. Oleh karena itu, Anda harus memotivasinya untuk membeli dan memanas-manasi bahwa ia akan menyesal jika tidak membelinya sekarang.
“Anda dapat memelihara kesehatan dengan biaya murah.”
“Sepuluh menit sebelum kami tutup.”
Bagaimana dengan berbicara di depan banyak audiens? Pada tahap ini, Anda harus mengarahkan audiens agar membuat keputusan.
Anda dapat mengakhiri dengan ucapan seperti ini,
“Nah, berakhir sudah wisata kita pada hari ini. Kini masa depan kalian yang mengejutkan akan dimulai.
“Sekarang saatnya Anda memutuskan setelah mendengar saran yang saya berikan.”