Saturday, 10 October 2020

Tips Agar Percakapan Tidak Membosankan Gunakan Rayuan Maut

Pernahkah ketika berbicara, Anda merasa diri Anda sangat membosankan karena respon dari lawan bicara tidak sesuai harapan? Ada beberapa tips berbicara yang bisa dilakukan. Tenang, jangan bunuh diri, itu bisa kita perbaiki kok. 

Selama kita masih ingin memperbaiki diri, maka ada jalan, ya kan? jalan banyak persimpangan, jika ingin menuju ke suatu tempat, Anda bisa melewati jalan mana saja, sampai gak sampai urusan belakangan. 

Tips percakapan agar tidak membosankan ini, kita akan mengkaji beberapa faktor yang menyebabkan percakapan membosankan, menjenuhkan, memuakkan, memuntahkan, mem mem mem lah. 

Namun, Anda tidak perlu khawatir, masih ada cara dan jalan. 
Berikut ini tips yang masih dikutip dari buku ‘Bicara itu Ada Seninya’ karangan Oh Su Hyang.
Jangan bosan ya, jika kami mengutip dari buku ini saja, sebuah buku harus dipelajari habis, agar ilmu dari buku itu tersampaikan semua dengan baik.

Faktor Penghambat Komunikasi
Faktor penghambat komunikasi berkaitan dengan pembicaraan yang kaku, situasi menegangkan, kebosanan karena tidak ada yang menarik dibicarakan, serta pembahasan yang berulang-ulang itu saja, tidak ada penambahan informasi apapun. 

Akibat faktor penghambat ini, membuat percakapan sehari-hari tidak berjalan dengan baik. 
Apakah ada cara untuk mengatasi faktor penghambat ini agar pembicaraan tidak membosankan ? 
Ada? Ada gak? jawabannya pasti ada. 

Cara menghilangkan kebosanan itu dengan humor dan pujian. 
Humor bisa menjadi pelumas dalam komunikasi agar suansana lebih hangat dan bersahabat. Terlebih jika Anda sedang berbicara di depan umum, usahakan setelah melakukan pembicaraan serius, berusahalah buat para pendengar tertawa dalam durasi 20 menit sekali. 

Agar para pendengar tidak jenuh, Anda pun tidak kaku berbicara di depan umum. 
Selain itu, membuat pendengar tertawa selama 20 menit sekali, akan menghilangkan kebosanan pendengar dan meningkatkan konsentrasi dan menambah daya ingat. 

Ada empat ucapan yang membuat para pendengar bosan, atau lelucon Anda terasa garing dan krik krik
“Saya mau menceritakan sebuah lelucon” 
“Ada kejadian menarik saat saya datang ke sini” 
“Ada satu cerita lucu. Kalian pasti tertawa kalau mendengarnya”
“Ini sangat sangat lucu”
“Saya teringat sebuah lelucon, mungkin ada yang pernah mendengarnya, tapi akan saya ceritakan lagi” 

Berbeda dengan para komedian, apapun yang keluar dari mulutnya, dengan otomatis para pendengar tertawa. Karena mereka telah menjadikan humor sebagai mata pencaharian, sehingga mereka lebih terbiasa dalam berbicara lucu. 

Memang bukan hal mudah untuk melakukan candaan sehingga para pendengar tertawa. 
Meski demikian, rasa humor masih bisa dilatih, cara paling ampuhnya untuk menumbuhkan rasa humor dengan sering menonton film komedi atau drama komedi. 

Selain itu, cara selanjutnya menonton film humor bersama anak-anak, biasanya anak-anak akan bereaksi dengan spontan bila ada pembicaraan humor ringan, namun mereka jarang bisa paham dengan humor-humor berat atau susah dimengerti. 

Dengan menonton dan tertawa bersama-sama dengan anak, Anda dapat mempelajari poin dasar dalam tertawa yang bisa dirasakan oleh semua kalangan orang, dari dewasa sampai dengan anak-anak. 

Humor terpenting berkaitan dengan waktu, selucu atau sekocak apapun yang Anda ceritakan, tidak akan terdengar lucu jika bukan pada waktu yang tepat. 

Humor yang Anda ucapkan harus terlebih dahulu menyatu dengan diri Anda, sehingga ketika Anda mengucapkannya mendapat respons dari audiens karena terdengar alami. 
Menguasai humor, kita akan lebih bisa membawa suasana lebih baik dan lebih hangat. 

Fungsi Positif Rayuan
Pujian juga sangat berperan untuk membangun komunikasi lebih bersahabat. 
Dalam suansana kaku antara bos dan bawahan, antara pihak pertama dengan pihak kedua, untuk bisa mencarikan suasana lebih hangat bisa dilakukan dengan pujian. 

Namun, sebagian orang juga khawatir jika pujian mereka terkesan seperti menjilat. Mereka takut pujiannya disalahartikan sebagai rayuan yang dilontarkan hanya untuk menyenangkan hati orang tersebut.

Harus diketahui rayuan memiliki fungsi positif. Penyair Amerika, Ralph Waldo Emerson, pernah berkata seperti ini,
“Tidak ada yang tidak suka dengan rayuan. Karena rayuan menampakkan bahwa kita adalah orang yang penting sehingga orang lain harus menyenangkan diri kita.”

Sebenarnya rayuan adalah tindakan meninggikan harkat seseorang dengan mengamatinya secara saksama dan memujinya di depan orang-orang.

Jika orang membicarakan aib seseorang di belakangnya, maka orang merayu seseorang di hadapannya untuk membentuk hubungan baik dan akrab dengan seseorang, kita harus tahu bagaimana cara merayu. Rayuan yang mengandung kesungguhan dan tidak akan ada bedanya dengar pujian.

Sebelum bisa memuji seseorang, maka kita harus terlebih dahulu peduli dan terhadap orang itu dengan memperhatikannya dengan sungguh-sungguh. 

Jangan melihatnya hanya sekilas, tapi perhatikan baik-baik. Dengan begitu kita akan dapat mengeluarkan rayuan yang jujur, alias pujian.
“Kakak jadi cantik sekali.”

Sebenarnya pujian seperti ini adalah pujian paling garing dan sudah banyak dilakukan, sehingga orang yang mendengarnya biasa saja. Coba ganti pujian Anda dengan ucapan, “Wah, sepatu Anda bagus sekali, sangat cocok dengan Anda” “Anda terlihat lebih rapi menggunakan baju itu, sangat cocok” 

Pujian seperti ini yakni dengan menunjuk suatu bagian khusus akan lebih mengena di hati.
Selain itu, Anda harus memperhatikan pada siapa Anda memuji, jangan mengatakan Anda sangat beruntung pada orang yang baru siap gagal ujian, maka ia akan jengkel, bahkan bisa mencekek Anda, melempar batu, dan seterusnya sampai Anda benar-benar kapok bicara. 

Kesimpulannya, kita harus memahami dengan baik kondisi yang sedang dialami seseorang sebelum memujinya.

Ungkapnya pujian secara detail dengan memuji pada sesuatu bagian yang ia senangi. Puji dengan spesifik agar yang mendengar paham yang Anda ucapkan. Jika pujian hanya seperti “kamu cantik” percayalah ucapan itu garing, memiliki arti yang banyak makna. 
Namun bila Anda ucapkan, “Wah, Anda terlihat lebih cantik dengan memakai jilbab kuning itu, terlihat lebih cerah dan lebih ceria,”.