Pernahkah Anda menjalin hubungan persahabatan yang membingungkan? Bukannya merasa bahagia, Anda justru merasa stres dalam hubungan tersebut. Dan bukannya merasa nyaman, Anda seringkali justru merasa insecure.
Bila jawabannya iya, kemungkinan Anda sedang terjebak dalam hubungan dengan teman Anda yang toksik. Agak sulit mendefinisikan sikap toksik seseorang.
Secara umum, seseorang bisa disebut berperilaku toksik pada kita apabila orang tersebut terus-menerus membuat kita merasa buruk.
Contoh perilaku toksik antara lain:
- Melakukan manipulasi untuk keuntungannya sendiri
- Sangat suka mengkritik dan merendahkan, namun benci dikritik dan direndahkan
- Egois, tidak mau memahami posisi orang lain
- Suka menuntut tapi tak mau dituntut
- Mencari-cari kesalahan orang lain
Namun, kehilangan teman bagi sebagian orang bukanlah hal yang mudah diterima. Apalagi ketika jumlah teman kita tak banyak.
1. Kenali Sikap Toxic Teman
Pertama-tama kita harus bisa memahami teman kita sendiri. Kenali kepribadiannya secara menyeluruh, termasuk sikapnya yang toksik.
Perilaku toksik bisa disebabkan oleh banyak hal. Ada kalanya teman Anda memang suka memanfaatkan Anda sehingga terus-menerus menekan Anda.
Namun, ada kalanya juga teman Anda menjadi toksik karena ia memiliki masalah lain seperti masalah keluarga.
Kenapa harus memahami alasan-alasan tersebut? Tentu supaya kita bisa bersikap dengan tepat.
Menghadapi teman yang toksik karena insecure jelas berbeda dengan menghadapi teman yang toksik karena ia ingin memanipulasi kita. Yang pertama justru perlu kita bantu, sedang yang terakhir harus kita waspadai.
2. Buat Batasan untuk Diri Sendiri
Siapa yang bisa melindungi diri kita kecuali diri sendiri? Seorang temanpun belum tentu bisa diandalkan.
Apalagi bila teman yang dimaksud sangat toksik dan justru bisa melukai kita. Maka itulah, ketika hal seperti ini terjadi, kita harus mampu menjadi white knight untuk diri sendiri.
Misalnya begini, teman Anda sering mengkritik penampilan Anda. Ia menggunakan kata-kata menyakitkan seperti menyebut baju yang Anda pakai membuat Anda tampak murahan.
Tak hanya itu, si temanpun mengatakan Anda cengeng ketika Anda sedih ketika dikritik seperti itu.
Tatkala Anda berhadapan dengan situasi ini, jangan mengikuti logikanya begitu saja. Anda berhak lho untuk marah ketika dikritik dengan kasar. Anda juga berhak diperlakukan dengan baik terutama oleh teman sendiri.
Jadi ketika dikatain cengeng, jangan ragu untuk mengkonfrontasi teman Anda tersebut. Katakan dengan tegas dan jelas bahwa teman Anda tak boleh bersikap seenaknya. Jadilah white knight untuk diri sendiri.
3. Bicara Langsung
Banyak di antara kita yang ketika menghadapi teman yang toxic mengambil cara-cara yang “dramatis.”
Kita bertengkar dengan hebat, saling sindir di media sosial, dan lain sebagainya. Cara-cara seperti ini bukan hanya tak elegan, namun juga menyedot energi kita.
Daripada kita mengambil cara seperti itu, sebaiknya kita bicara empat mata saja. Ajak teman Anda untuk membahas masalah yang mengganggu Anda.
Katakan dengan tenang namun terus terang bahwa Anda tak suka dengan sikapnya. Apapun reaksi yang diberikan teman Anda, tahanlah emosi Anda.
Ingat, menghadapi orang yang toksik memang tak mudah. Banyak orang toksik ketika dikonfrontasi secara langsung akan bersikap “dramatis” dan berlebihan.
Bahkan mereka mungkin akan menyalahkan kita. Makanya, kita harus mempersiapkan mental sebelum bicara empat mata.
4. Minta Ia untuk Berubah
Tak cukup bila Anda hanya mengatakan kejengkelan yang Anda rasakan atas sikap toksik teman. Anda pun harus menjelaskan bahwa Anda ingin teman itu Anda berubah.
Tuntutan Anda ini sama sekali tidak berlebihan. Anda toh hanya minta agar diperlakukan dengan baik. Anda tidak minta teman Anda tersebut untuk melakukan sesuatu yang aneh-aneh.
Yang Anda mintapun demi kebaikan hubungan pertemanan Anda. Jadi, jangan merasa bersalah menuntut perubahan sikap toksik kawan Anda.
Dan jangan mundur ketika teman toksik Anda mulai mengata-ngatai Anda gara-gara hal tersebut.
5. Bantu Ia Mengubah Sikap Toksiknya
Ada kalanya selain menuntut kita juga perlu memberikan solusi. Bisa jadi lho, teman kita tak sadar bahwa selama ini ia toksik.
Teman Anda mungkin hanya insecure seperti disebut di atas. Atau, bisa jadi dia dibesarkan sebagai anak manja sehingga ketika sudah besar tak bisa bersikap dewasa dan mau menang sendiri.
Nah, menghadapi teman yang toxic seperti ini, idealnya kita juga membantu mencarikan solusi. Misalnya dengan memberikan kado berupa buku cara untuk berhenti bersikap toksik.
Katakan pada teman Anda bahwa sikap toksik si teman pasti juga akan berimbas buruk pada dirinya. Sebab, pada akhirnya tak akan ada satu orangpun di dunia ini yang betah menjadi kawan manusia toksik.
6. Hindari Menyalahkan Diri Sendiri
Salah satu ciri sifat toksik terletak pada kebiasaannya untuk menyalahkan orang lain. Oleh sebab itulah, mental kita harus dijaga.
Dan salah satu hal yang tak boleh dilakukan demi kesehatan mental kita adalah menyalahkan diri sendiri.
Ya, jangan pernah masuk dalam perangkap teman toxic yang gemar menyalahkan kita. Ingat, yang salah bukanlah Anda. Yang salah adalah sikap toksik teman Anda.
7. Kendalikan Emosi, Hindari Bergosip
Menghadapi teman toksik memang sangat melelahkan. Karenanya, beberapa di antara kita cenderung tergoda untuk melakukan “ghibah” sebagai pelampiasan.
Beberapa dari kita mungkin memilih menulis di media sosial mengenai sikap teman itu. Atau membicarakannya dengan kawan yang lain untuk mengeluarkan uneg-uneg.
Maksud kita pada mulanya memang tidak jahat. Toh, kita hanya ingin curhat. Tapi waspadalah, sebab katarsis yang kita lakukan tersebut bisa membuat situasinya semakin buruk.
Si teman toksik mungkin tahu “gibahan” Anda. Akhirnya ia marah dan membuat “drama-drama” yang baru. Tak mau itu terjadi bukan?
Makanya tahan diri Anda. Bilapun Anda ingin curhat, curhatlah pada sedikit orang yang betul-betul Anda percayai saja.
8. Jauhi Teman Toxic saat Tak Juga Berubah
Pada akhirnya, kita tak bisa mengatur perilaku orang lain. Kita juga tak bisa menuntut sesuatu pada orang lain bila yang bersangkutan terus-menerus menolaknya.
Maka dari itulah, ketika semua usaha yang Anda lakukan untuk menghadapi teman yang toxic tak juga berhasil, sebaiknya Anda mulai menghindarinya.
Agar tak menyebabkan banyak drama, hindari dia secara perlahan-lahan. Namun, bila si teman mulai protes dan malah koar-koar mengenai sikap Anda yang menjauhinya, jangan ragu untuk langsung memutus tali silaturahmi.
Memang tak mudah melakukan ini. Namun, Anda harus ingat bahwa Andapun berhak untuk bahagia dan mendapatkan teman yang baik.
9. Cari Teman Baru
Sama seperti mantan pacar, kita sering tergoda menjalin hubungan lagi dengan si teman toksik apabila kita belum mendapatkan penggantinya. Karena itulah, ada baiknya kita mulai mencari sosok sahabat yang baru.
Eits, sosok sahabat tak melulu harus teman sepantaran kita lho. Adik, kakak, ibu, bahkan ayah juga bisa mengisi kekosongan kita akan seorang teman. Jadi, jangan takut tak mendapatkan teman baru lagi nantinya.
Kesimpulan
Pada akhirnya, menghadapi teman yang toxic memang bukan perkara sepele. Mental kita harus kuat agar tak terpengaruh energi negatifnya.
Strategi yang kita lakukan juga harus tepat, sebab teman yang toksik biasanya suka dengan konflik dan menjadi “ratu drama.”