Tutorial Computer

Informasi Seputar Computer

Tutorial Entrepreneur

Informasi Seputar Wirausaha

Motivation

Informasi Seputar Motivasi Kehidupan

Tutorial Video

Informasi Seputar Video

Tutorial Blogger

Informasi Seputar Blogger

Tutorial Wordpress

Informasi Seputar Wordpress

Tutorial Youtube

Informasi Seputar Youtube

Tutorial Pemrograman

Informasi Seputar Pemrograman

Saturday, 10 October 2020

Tips Melakukan Story Telling, Terapkan ini Agar Anda Mahir Cuci Otak Pendengar

Orang bisa dengan mudah mencuci otak atau mempengaharui lawan bicara dengan membawa dirinya merasakan langsung yang Anda bicarakan. 
Bila Anda bicara kesedihan, orang yang mendengar bisa merasa sedih, bila Anda bicara senang, orang mendengar akan merasa senang. Anda bisa mengatur suasana hati lawan bicara dengan ucapan Anda. 

Bagaimana caranya ? 
Mau tahu ? 
Yaudah, baca makanya, jangan banyak komentar, perbanyak baca baru komentar. 
Serius, oke, simak berikut ini seperti dikutip pada buku ‘Bicara itu Ada Seninya’ karangan Oh Su Hyang. 
Pada pembuka pembahasan, Oh Su Hyang membuat topik mengenai storytelling. Ia juga menjelaskan secara rinci. 

Storytelling Merupakan Plot yang Kokoh
Anda kenal sosok Steve Jobs ? nah itu pria penemu Apple Inc. Beliau ini selain pintar dalam dunia bisnis dan IT, ia juga mahir dalam melakukan storytelling, sehingga ada juga yang berpendapat keberhasilannya dalam membuat produk Apple berhasil seperti sekarang karena ia dulu mahir melakukan storytelling. 

Pernah suatu ketika Steve Jobs memulai presentasi mengenai iPod, ia tiba-tiba mengambil barang dari kantong celananya. 
Ia mengeluarkan iPod dari saku celana dan disambut tepuk tangan meriah dari para audiens, para audiens merasa tertarik melihat dari saku celana Steve Jobs. 

Dengan santai ia mengucapkan mengenai benda dari saku celananya itu. 
“Saya selalu penasaran apa fungsi kantong celana jeans. Sekarang pertanyaan itu telah terjawab. Dengan berat hanya 0,1 kg, iPod bisa dimasukkan ke dalam kantong.”Steve Jobs sedang memperkenalkan iPod. Sumber Foto : Wired.com

Pada masa awal dikeluarkan iPod, benda itu merupakan produk canggih dengan kapasitas penyimpanan sampai 5 GB dan termasuk barang mewah. 
Bila saat itu Steve Jobs hanya menyebutkan fakta mengenai benda itu, spesifikasi dan sebagainya, mungkin audiens hanya akan mendengar dan berpikir ‘performa bagus tapi mahal’. 

Namun, karena Steve Jobs mahir melakukan storytelling, ia dengan santai mengeluarkan barang itu dari saku celana dan secara tidak langsung ia menghipnotis audiens bahwa betapa kecil dan canggihnya barang yang ada disaku celananya daripada produk dari perusahaan lain. 

Selain itu, ia menyebutkan iPod dirancang khusus agar pas untuk kantong. Terutama bagi mereka yang sering memakai celana jeans ketat. 
Dengan ucapan langsung mengarah pada keseharian audiens, para audiens langsung membayangkan dirinya menggunakan iPod seperti Steve Jobs. 

“Saat memakai celana jeans, aku juga bisa ke mana-mana membawa iPod di kantong sambil mendengarkan musik tanpa perlu repot. Keren sekali, kan?”
Presentasi ala storytelling Steve Jobs berperan besar, la menjadi tokoh utama dalam kisah di atas panggung presentasi.

la secara dramatis memperlihatkan betapa senangnya menggunakan iPod dengan celana jeans. Akibat gambaran yang ia utarakan ketika presentasi, sontak iPod menjadi produk yang diimpikan setiap orang. 

Kisah yang Kuat Memerlukan Plot yang Kuat
Meski sebuah teknik ampuh, storytelling tidak bisa menceritakan segala hal, tidak semua cerita mau didengar oleh audiens jika yang Anda sajikan membosankan mereka. 
Dibutuhkan plot yang baik dalam storytelling. Berikut ini ada 8 plot seperti dalam buku ’20 Master Plots’ karya Ronald B. Tobias,

Tidak Ada Ketegangan = Tidak Ada Plot
Bercerita akan sangat membosankan tanpa adanya ketegangan, tanpa adanya kesedihan dan kejadian-kejadian lain baik itu bahagia, haru dan semacamnya. 
Semakin banyak suasana cerita, maka akan semakin menarik bagi pendengar, karena mereka menunggu inti dari cerita Anda. 
Namun bila tidak ada sesuatu yang menarik, alur cerita sudah ditebak, maka cerita sangat membosankan.

Ciptakan Ketegangan dengan Daya Konfrontasi
Cerita akan lebih mantap bila menceritakan antara si baik dan si jahat, hampir semua drama menggunakan cerita antara si baik dan si jahat. Cerita juga akan semakin menarik bila tokoh yang baik diserang oleh tokoh jahat, sehingga pendengar penasaran akhir cerita Anda. 

Maksimalkan Ketegangan dengan Daya Konfrontasi
Jika peperangan antara tokoh baik dan jahat cepat berakhir, maka cerita Anda akan berakhir. Maka, sebaiknya bercerita semakin lama dengan memperlihatkan kekuatan si jahat semakin hebat sehingga tokoh baik menjadi semakin sulit menjadi sebuah daya tarik. 

Sifat Tokoh Harus Berubah
Sifat tokoh yang berubah-ubah juga salah satu daya tarik pendengar menyimak cerita Anda. Misalnya orang jahat tiba-tiba berubah jadi baik, orang baik semakin menjadi baik. Dengan berbolak balik keadaan, menambah penasaran pendengar. Buat pendengar sulit menebak yang Anda ceritakan. 

Jadikan Semua Peristiwa adalah Sesuatu yang Penting
Tidak ada satu pun peristiwa baik kecil maupun besar dalam cerita yang bagus dan hits terjadi tanpa perhitungan. Semua peristiwa memiliki makna dan berkaitan dengan pengembang cerita selanjutnya seperti jaring laba-laba.

Membuat Masalah/ Peristiwa yang Terlihat Remeh
Bila Anda menceritakan petunjuk atau tanda-tanda dari akhir cerita, maka ketegangan cerita akan berkurang. Gunakan penyamaran agar semua peristiwa dan cerita terlihat seperti bukan perkara penting, 
Ronald B. Tobias mengungkapkan hal sebagai berikut. “Dengan membuat masalah yang tampaknya remeh, penonton akan menerima bahwa karya tersebut sangat mirip dengan kehidupan.”

Keberuntungan Tokoh Utama
Dalam sebuah drama ataupun film dan semacamnya, tokoh utama pasti selalu mendapatkan keberuntungan dari masalah sulit. 
Buatlah alur meski tokoh utama mengalami berbagai kesulitan, tapi masih ada keberuntungan memihak padanya. 

Peran Tokoh Utama dalam Klimaks
Cerita dengan alur diarahkan oleh tokoh utama. alur ini juga memperlihatkan tokoh menembus dan menghadapi segala rintangan, maka tokoh utama harus ditonjolkan. 
Untuk klimak cerita, penjahat jangan ditumpas oleh peran pembantu, tapi harus dihadapi oleh tokoh utama, buatlah klimaks dari cerita Anda, agar pendengar paham, kemana arah pembicaraan Anda.

10 Aturan Komunikasi, Lakukan ini Agar Bicara Anda Memiliki Daya Tarik

Komunikasi memiliki aturan, bukan hanya cuap-cuap selesai. Tidak demikianlah saudara, bicara juga punya aturan agar bisa dipahami oleh pendengar dengan baik. 
Aturan komunikasi tidak banyak, hanya ada beberapa point dan tidak sulit untuk dimengerti. Namun, kalau tidak dipahami juga gak bakalan ngerti lu.

Seperti pada buku ‘Bicara itu Ada Seninya’ karangan Oh Su Hyang, dijelaskan beberapa aturan komunikasi yang bisa Anda pelajari. 
Aturan yang dijelaskan pada buku juga tidak rumit, kami merangkum pembahasan tersebut kepada Anda, agar lebih mudah dibaca, kurang apa lagi? kami sajikan kepada Tuan dan Nyonya. 
Serius, baik kita mulai saja pembahasan mengenai 10 aturan komunikasi, agar bicara Anda memiliki daya tarik. 

Bicara Seperti Pembawa Acara
Jika Anda mengenal tokoh Korea satu ini yang bernama Yoo Jae Suk, jika ia berbicara maka penonton akan terkagum dan takjub. 
Ia merupakan salah satu pembawa acara terbaik di Korea. Yoo Jae Suk memiliki kelebihan bisa membuat bintang tamu nyaman berbicara dengan dirinya. 

Ia tidak pernah mengurui atau mendominasi acara yang ia bawakan. Bahkan ia tidak pernah berdiri di depan lalu banyak bicara. Yoo Jae Suk mampu mengendalikan diri dengan bicara seperlunya pada waktu yang benar-benar tepat. 

Selain itu Yoo Jae Suk memiliki kelebihan pada suara yang tinggi, sehingga sangat cocok untuk memandu acara hiburan. 
Yoo Jae Suk bisa menjadi komunikator yang baik karena menerapkan aturan dalam komunikasi. Aturan ini dibuatnya berdasarkan pengalaman-pengalamannya selama menjadi pembicara. 

Aturan ini merupakan pengetahuan umum bagi Anda yang tertarik dengan speaking dan komunikasi. 

10 aturan aturan komunikasi, agar bicara Anda memiliki daya tarik.
  • Kata-kata yang tidak bisa diucapkan di “depan”, jangan dikatakan di “belakang”. Gunjingan sangatlah buruk.
  • Memonopoli pembicaraan akan memperbanyak musuh. Sedikit berbicara dan perbanyak mendengar. Semakin banyak mendengar akan semakin baik.
  • Semakin tinggi intonasi suara, makna dari ucapan akan semakin terdistorsi. Jangan menggebu-gebu. Suara yang rendah justru memiliki daya tarik. 
  • Berkata yang menenangkan hati, bukan sekadar enak.
  • Katakan yang ingin didengar lawan bicara, bukan yang ingin diutarakan. Berbicara yang mudah dimengerti, bukan yang mudah diucapkan.
  • Berbicara dengan menutupi aib dan sering memuji.
  • Berbicara hal-hal yang menyenangkan, bukan yang menyebalkan.
  • Jangan hanya berkata dengan lidah, tetapi juga dengan mata dan ekspresi. Unsur non-verbal lebih kuat daripada unsur verbal.
  • Tiga puluh detik di bibir sama dengan tiga puluh tahun di hati. Sepatah kata yang kita ucapkan mungkin saja akan mengubah kehidupan seseorang.
  • Kita mengendalikan lidah, tapi ucapan yang keluar akan mengendalikan kita.
Maka, jangan asal berbicara, Anda bertanggung jawab penuh dengan apa yang Anda ucapkan. 
Memang kemahiran berbicara tidak semudah itu bisa dimiliki oleh seseorang, diperlukan latihan dan percobaan berpuluh kali bahkan ratusan kali untuk mendapatkan ketenangan ketika berbicara. 

Sama juga dengan Yoo Jae Sook yang memberikan aturan dalam komunikasi ini. Bukan berarti ia mahir berbicara di depan umum bawaan lahir. Ia juga berusaha menjadi pembicara yang baik dengan latihan keras. 
Ia juga pernah bicara gugup seperti Anda, semua orang juga pernah gugup, tidak mungkin pertama bicara depan umum langsung mahir dan bisa menguasai panggung. Pasti ada rasa gugup, meski hanya sedikit. 

Jadi tidak ada yang instan, semua butuh proses, Anda hanya perlu berlatih lebih keras dan sering berbicara di depan cermin seolah Anda sedang berbicara dengan orang lain. 

Semua bisa diubah dengan keinginan yang keras, semua orang hebat tidak instan, ia sudah mengalami banyak kegagalan sehingga dirinya berhasil menjadi salah satu orang yang bisa berdiri di depan umum dan menceritakan pengalamannya semasa berjuang.

Kemampuan Bicara Bukanlah Bawaan Lahir
Kemahiran berbicara sebagian orang dipengaharui oleh masa kecil. Tapi ingat bukan bawaan lahir ya, tidak ada orang lahir langsung bisa berbicara di depan umum. 
Seorang anak mahir berbicara ada dipengaharui oleh apa yang diperolehnya dari orang tua. Orang yang mahir berbicara mendapat pengaruh banyak dari orang tuanya. 

Orang tua yang bisa melatih anaknya sedini mungkin untuk bisa berani berbicara dan bisa menjadi teladan bagi anaknya dalam hal bicara. 
Orang tua harus bisa membentuk anaknya supaya ketika bicara bisa menyampaikan idenya dengan baik. 

“Saat berbicara, tatap mata lawan bicara.”
“Saat berbicara, selalu pikirkan posisi lawan bicara.”
“Lawan bicara tidak akan mengerti bila kita berbicara terlalo cepat. Karena itu, pelan-pelan saja.”

Lawan bicara Anda tidak akan mengerti jika bicara Anda seperti dikejar hewan buas, karena itu cobalah pelan-pelan dalam bicara dan kontrol ketenangan diri Anda.
Sebaliknya jika orang tua tidak bisa berbicara baik kepada anak maka memberikan pengaruh buruk bagi anaknya. 
Bila orang tua bicara terbata-bata, berbicara seenak hatinya, serta tidak dapat mengungkapkan sesuatu dengan tepat. Maka mereka biasanya akan berkata begini pada anaknya. 

“Kenapa kamu kalau bicara ujungnya selalu menggantung?”
“Kami tidak perlu mendengarkan ucapanmu.”
“Kamu benar-benar bodoh dalam berbicara.”

Kekurangan mereka dalam berbicara ini terbentuk dari kecil bahkan bisa dikatakan menjadi penyebab anak-anak tidak berani mengungkapkan keinginannya, karena ketika ia berbicara, ucapannya tidak didengar dan selalu diremehkan. 

Inilah yang bisa membentuk anak-anak takut untuk berbicara di depan umum. 
Kemahiran berbicara besar terbentuk dari lingkungan keluarga ia tumbuh. Sehingga penyebab awal seorang anak tidak mampu bicara karena kebiasaan buruk dari keluarga. 

Meski demikian, sebagian orang memang memiliki titik awal yang buruk dalam suatu hal. Namun itu semua bisa diperbaiki. Anda harus berubah, meski Anda memiliki pengalaman buruk ketika berbicara, jangan jadikan itu penghalang Anda untuk menggapai cita.

4 Tips Bicara Seperti Tokoh Besar Dunia, Ubahlah Bicara Anda, Maka Dunia Akan Berubah

Bila Anda melihat tokoh besar dunia bicara, Anda akan terkagum dengan yang disampaikan. Mereka mampu berbicara mengetarkan hati siapapun pendengarnya.
Seorang tokoh besar tidak memiliki daya tarik bila bicaranya tidak dimengerti oleh pendengar, berbicara mengetarkan hati pendengar sudah menjadi ciri khas mereka.

Seperti salah satu pidato Presiden Obama ketika melakukan kampanye, disambut meriah dan kepercayaan para pendengar.

“Jika masih ada yang ragu bahwa Amerika adalah negara dengan kemungkinan tak terbatas, jika masih ada yang bertanya apakah impian para leluhur masih hidup di zaman kita, jika masih ada yang mempertanyakan kekuatan demokrasi, maka malam ini adalah jawaban atas pertanyaan Anda semua.”

Seperti biasa, mengutip dari buku ‘Bicara itu Ada Seninya’ karangan Oh Su Hyang.
Menurut Jason Tomaszewski dari Education World, pidato Obama di depan para pendukungnya setelah memenangkan pemilu sangat luar biasa.

Obama termasuk dalam orator handal, ia memiliki kekuatan yang luar biasa dari bicaranya, meski jika melihat orangnya tidak sekuat ucapannya, namun ternyata ucapan Obama bisa mempengaharui siapa saja yang mendengar.

Ketika berbicara, Obama menggunakan intonasi yang hampir sama, ia memulai bicara dengan penuh berirama dan klimaks, menjelaskan kesimpulan dengan tenang dan sama sekali tidak membuat pendengar bosan.

Ia terkadang berbicara dengan nada lemah dan kadang dengan nada kuat, kadang lambat dan kadang cepat. Selain itu Obama bisa menyesuaikan emosinya ketika berbicara, ia benar-benar menguasai panggung.
Apa yang harus dilakukan untuk menghadirkan irama dalam berbicara?
Apa tipsnya agar berbicara seperti para tokoh besar, tidak membosankan dan nyaman di dengar ? simak berikut ini.

Ada empat unsur yang diperlukan: volume, kecepatan, intonasi dan jeda.
VOLUME
Suara yang terlalu kecil tidak memberikan pengaruh apapun. Meski demikian, suara keras juga solusinya.
Besar kecilnya suara harus dijaga agar pesan yang Anda sampaikan bisa diterima baik oleh audiens.
Suara harus disesuaikan dengan isi pembicaraan. Ini adalah kunci pertama agar bisa menciptakan irama dalam bicara.

KECEPATAN
Kecepatna bicara akan mudah didengar oleh audiens bila 200-300 kata permenit.
Namun biasanya orang yang gugup akan mengeluarkan segalanya dalam satu waktu.
Jika bicara terlalu cepat, maka akan menurunkan daya tangkap audiens karena terlalu cepat Anda bicara.

Maka coba perlambat cara bicara Anda, tenang dan tarik nafas sebelum bicara.
Lakukan seperti yang Anda ucapkan, bicara cepat jika mengatakan semangat, gembira, marah dan lebih santai lebih bicara mengenai kesedihan.

INTONASI
Bicara dengan intonasi dapat meningkatkan konsentrasi pada audiens.
Bicara yang tidak memiliki intonasi seperti bicara untuk mau tidur.
Lakukan penekanan suara dan lembutkan suara, cobalah bicara dengan intonasi, naik ketika memberi semangat, rendah ketika bicara duka.

Tinggi ketika bicara tentang peluang, kehebatan dan planing ke depan, intonasi rendah jika bicara kegagalan yang tidak tercapai.
Dengan kata lain, makna ucapan bisa berbeda tergantung letak penekanannya.

JEDA
Kita bisa memberikan tekanan pada makna ucapan melalui jeda di depan kata atau pada kalimat. “Untuk rakyat, (jeda) dari rakyat, (jeda) pemerintahan rakyat tidak akan pernah hilang dari muka bumi ini”.
Berikan jeda agar para pendengar penasaran dengan apa yang Anda ucapkan selanjutnya

Tips Bicara dan Persiapan Melakukan Presentasi Agar Sukses

Melakukan presentasi baik itu dalam dunia pendidikan maupun dunia pekerjaan, memang menjadi sesuatu yang lumrah.
Seseorang yang ingin maju dari orang lain harus bisa melakukan presentasi dengan baik, sehingga para audiens bisa menilai bahwa Anda mampu melakukannya dan dipercayakan pada sesuatu hal yang pastinya menguntungkan.

Nah, ada beberapa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam presentasi. Anda harus benar-benar memperhatikan ini agar tidak terjadi kesalahan yang membuar Anda malu berkepanjangan.
Apa saja hal tersebut?
Simak berikut ini seperti dikutip pada buku ‘Bicara itu Ada Seninya’ karangan Oh Su Hyang.

Lakukan Riset
Sebelum melakukan presentasi, maka ada baiknya Anda melakukan riset. Dengan adanya riset, Anda akan mengetahui baik tentang topik yang dipresentasikan.

Anda bisa memaparkan dengan rinci mengenai sebuah produk atau topik. Namun, jangan mengulang apa yang Anda baca, memang menghafal bukan sebuah kesalahan, tetapi jika Anda hanya mengulang yang dibaca, ini tentu akan sangat membosankan.
Coba setelah membaca dan mengingat, Anda bahasakan dengan bahasa sendiri dengan melibatkan audiens dalam presentasi Anda.

Caranya Anda bisa memberikan pertanyaan atau komentar cerdas, sehingga Anda tidak terlihat seperti membacakan kembali seperti ada dibuku atau bahan riset.
Selanjutnya, bila Anda membuat slide, jangan buat slide yang berisi banyak tulisan ketika presentasi.

Sajikan saja poin-poin yang ingin Anda sampaikan secara singkat dan padat. Anda juga dapat menggunakan gambar yang menarik dan sesuai.
Perasaan audiens akan lebih mudah tergerak dengan satu gambar daripada ratusan kata.

Pada hal inilah orang kebanyakan tidak lolos pada presentasi, karena tidak melakukan riset atau persiapan yang matang.
Secara umum, ada empat tipe presentasi yang tidak cukup persiapan yakni :

Presentasi yang Kurang Bahan dan Informasi
Sebelum melakukan presentasi, Anda harus menguasai data tentang produk yang akan Anda bicarakan. Namun, biasanya banyak yang hanya mengandalkan kemampuan bicara dan mempersiapkan data sekadarnya. Presentasi bukanlah ajang memamerkan kehebatan berbicara. Meskipun kemampuan bicara Anda sedikit kikuk, Anda dapat menutupinya dengan mempersiapkan materi dengan matang.

Presentasi ala Khotbah
Presentasi jenis ini akan mudah dilupakan oleh audiens. Pada dasarnya presentasi bertujuan untuk mengorek kebutuhan konsumen dan membujuknya agar membeli produk kita. Kebanyakan pemula tidak memerhatikan reaksi konsumen dan terus saja mengeluarkan argumen-argumennya.
Jika mereka memahami bahwa konsumen adalah yang utama, maka mereka tidak akan pernah berani untuk terus berkhotbah.

Presentasi yang Terlalu Bergantung Pada Slide
Memerhatikan lembar demi lembar Power Point adalah hal yang baik. Namun, terlalu bergantung pada slide akan membuat sang penyaji lupa bahwa dirinya merupakan inti dari presentasi tersebut.
Jika pandangan hanya terpaku pada slide sepanjang presentasi, audiens tentu akan semakin tidak tertarik. Penyaji selalu menjadi inti dalam presentasi, sementara slide cukup digunakan sebagai pelengkap saja.

Presentasi yang Membanggakan Diri Sendiri
Menjabarkan pencapaian perusahaan atau kelebihan produk untuk kebutuhan mendukung argumen tidaklah masalah.
Namun, bila sejak awal hingga akhir terus saja memuji perusahaan sendiri secara berlebihan, hal ini rawan menimbulkan penolakan dari audiens.
Anda harus menyesuaikan dengan ekspektasi audiens, mendekati audiens, dan menyampaikan informasi yang dibutuhkan audiens.

Persiapkan Presentasi Seperti Seorang Ibu Menyiapkan Makanan
Bagaimana cara mempersiapkan presentasi yang baik? Sesuaikan dengan 4P:
  • People (pendengar),
  • Place (tempati),
  • Purpose (tujuan), dan
  • Presenter (penyaji).
Selain itu bisa juga Product (produk),
  • Price (harga),
  • Place (tempat), dan
  • Promotion (promosi/percepatan).
Sedemikian dekatnya presentasi dengan marketing, seperti seorang ibu yang menyiapkan makanan dengan sepenuh hati, mempersiapkan presentasi dengan memerhatikan setiap aspek dari 4P.

People, Kenali Calon Pendengar
Sebelum melakukan presentasi, ada baiknya Anda mengenali calon pendengar Anda, bisa dari tingkat pendidikan dan ekonomi, serta keinginan audiens.
Presentasi umumnya cenderung ke arah audiens sehingga tidak berlebihan jika dikatakan bahwa keberhasilan atau kegagalan presentasi bergantung pada analisis tentang audiens.

Place, Amati Tempat
Perhatikan dengan baik lokasi presentasi, seperti layar, penempatan kursi, pencahayaan, dan penghangat atau pendingin ruangan.
Cek semua lokasi secara teliti, seolah Anda sedang mempersiapkan acara lamaran untuk kekasih Anda.

Purpose, Jangan Lupakan Tujuan
Presenter adalah nakhoda yang mengajak audiens berkeliling dengan kapal bermama presentasi. Oleh karena itu, ia harus selalu ingat arah menuju destinasi perjalanan tersebut.
Jangan sampai ia membawa kapal ke arah yang menyimpang di tengah perjalanan. Ingatlah bahwa tujuan utama presentasi adalah membujuk audiens dengan intisari yang mudah dipahami.

Presenter, Pembicara Harus Selalu Siap
Seorang penyaji harus menguasai materi yang diperlukan dalam presentasi dan mempersiapkan dengan baik mulai dari Powerfoint, handout, sikap, hingga suara.

Ciri dan Sifat Orang Mencintaimu dan Setia Padamu

Tokoh-tokoh terkemuka pun berbeda-beda pendapat mengenai makna cinta, boleh jadi Anda juga memiliki pendapat tersendiri mengenai mencintai insan lainnya.
Sering terdengar ucapan-ucapan cinta, ucapan ungkapan kepeduliaan dan sebagainya.
“Aku peduli padamu, aku ingin selalu bersamamu,” dan sejenisnya, banyak orang mengungkapkan yang ia rasakan.

Namun sayangnya, orang yang mendengar tidak bisa merasakan apapun, ia tidak bisa merasa, melihat, menyentuh, ia benar-benar tidak bisa melihat kecintaanmu padanya.
Seperti teori Psikologi cinta yang dikemukakan Abraham Maslow, yakni proses aktualisasi diri yang mana dapat membuat orang melahirkan beragam tindakan yang kreatif dan produktif.

Dengan adanya cinta, maka seseorang akan mendapatkan kebahagiaan jika mampu membahagiakan orang yang dicintainya.
Banyak teori mengenai cinta ini, bahkan siapapun memiliki teori masing-masing terkait perasaan cinta.
Lalu, apa ciri orang yang benar-benar mencintai dan setia padamu?

Orang yang mencintaimu, tidak akan memintamu jadi orang lain
Jika seseorang tertarik padamu karena fisik, maka sulit baginya menerima bila kamu menua atau tidak cantik lagi.

Mengapa?
Karena alasannya mencintaimu hanya karena dirimu cantik, kalau tiba-tiba kamu jelek bagaimana ?
Kebanyakan mereka akan meninggalkanmu, berpaling atau semacamnya.

Memang ada sebagian pertama tertarik padamu karena kecantikan/ ketampanan, seiring berjalannya waktu, karena adanya kesamaan sifat, nyaman dengan sikap, kecintaan terhadap kepribadianmu akan muncul dengan sendirinya.
Maka, jika ada orang yang sedang mencoba mendekatimu, perhatikan pertama sekali mengapa dirinya mendekatimu, karena kepribadianmu, atau karena rupamu.

Ia juga tidak memintamu menjadi orang lain yang tidak kamu sukai, ia akan tetap bersamamu, meski kamu menjadi tua, kamu tidak secantik dulu, karena ia mencintaimu karena sisi lain yang tidak bisa terlihat oleh orang lain.

Orang yang Mencintaimu tidak pernah menjatuhkanmu di depan orang lain
Kamu pernah melihat orang bertengkar di jalan, atau terjadi keributan di tempat umum, baku hantam, atau sampai bacok-bacokan?
Pernah tapi jarang orang yang memiliki perasaan mengasihi melakukannya.
Kecuali terlalu mencintai, pernah dengar gak ? orang yang terlalu berat mencintai, maka ia akan menyakiti.

Bisa saja, tapi jarang menyakiti sampai tega membunuh. Intinya orang yang mencintaimu tidak akan menjatuhkanmu di depan temanmu atau di depan temannya.
Ibarat pelindung, jika dirimu sedang diserang orang lain dengan stigma yang tidak mendasar, maka pasanganmu yang membenarkan dan berdiri paling depan melindungi.

Bukan malah dirinya yang memunculkan stigma sehingga orang berpandang buruk padamu.
Jadi, jika kamu merasa kesal pada pasanganmu, jangan luapkan di depan umum, karena itu hanya membuatnya semakin kesal padamu.

Cari momen yang tepat, saat sedang benar-benar bagus untuk bicara, lalu utarakan yang kamu rasakan dengan lembut dan minta pendapatnya terkait uneg-unegmu.
Jangan saling menyalahkan, tapi saling memperbaiki, itu lebih baik.
Semua orang pasti tidak ingin disalahkan, bukan? tapi hampir semua orang menyukai dinasehati.

Jujur dan terbuka padamu
Nilai paling besar dalam sebuah hubungan adalah kejujuran. memang sebagian orang takut berbicara jujur ketika dirinya salah, mengapa ?
Karena ia sering kamu marahi, mungkin. Ketika ia berusaha mengakui kesalahan, kamu malah menghantamnya bertubi-tubi dengan sumpah serapah.

Sehingga, ia trauma berkata jujur dan memilih mencari posisi aman dan terhindar dari makianmu yang menyakitkan itu.
Jujur dan terbuka sangat penting untuk menjaga hubungan tetap sehat.
Untuk kamu jika pasanganmu melakukan kesalahan, jika sudah berkata jujur dan berusaha tidak mengulangi lagi kesalahannya, sebaiknya tenangkan diri Anda dan maafkan dirinya.

Dengan konsekuensi jangan melakukan lagi kesalahan yang sama, namun jika ia kembali melakukan kesalahan itu lagi, kamu bisa bertindak tegas.
Jadi usahakan berkata jujur pada pasanganmu, apapun yang kamu alami.

Bagi kamu yang merasa marah, jangan langsung luapkan kemarahan jika kesalahan itu baru sekali dilakukan, kita tidak tahu kebenaran jika tidak pernah melakukan kesalahan, benar ?
Namun jika kesalahan dilakukan berulang-ulang, kamu bisa marah dan bisa bertindak tegas padanya.

Orang mencintaimu tidak akan mengekangmu
Tidak dapat dipungkiri lagi, mencintai bisa menyempitkan dunia yang begitu luas ini.
Ada benarnya, jika pasanganmu mengekangmu, tidak boleh ini, tidak boleh itu, sehingga kamu merasa tidak bisa melakukan apapun setelah bersamanya.

Sebelum bersamanya hobimu bermain game, hobimu bermain bola dan semacamnya yang bernilai positif.
Namun, ketika bersamanya, kamu tidak diizinkan apapun, kamu harus nunduk dan menuruti semua keinginannya.

Kelakukan seperti ini tidak mencerminkan ia mencintaimu, ia terlihat ingin menguasai hidupmu dan mengatur setiap langkahmu di bumi.
Pasangan yang baik tentunya mendukungmu, menyemangati dan memberikan kebebasan bagimu untuk memilih hidupmu.
Karena sejatinya pasangan itu mendampingi bukan menguasai.
Jika pasanganmu demikian, berusaha menguasai hidupmu, percayalah meskipun dirinya cantik/ tampan, kamu tidak akan bisa betah lama-lama dengannya.

Mengapa?
Karena kamu tidak bisa menikmati hidup sesuai keinginanmu sendiri.

Mencintai bukan berarti memiliki penuh 
Ada kan sebagian orang berlindung di balik “aku cinta kamu” sehingga ia bisa memintamu melakukan sesuai keinginannya.
Berlindung dari kata-kata tersebut memang dilakukan sebagian orang untuk bisa mengendalikanmu menjadi sesuai keinginannya.
Namun, hubungan seperti ini sebenarnya tidak baik bagimu.

Dengan alasan ia mencintaimu, ia tidak mengizinkanmu melakukan keinginanmu.
Dengan alasan mencintaimu ia berusaha menjauhkanmu dari teman-teman dan keluargamu.
Dengan alasan mencintaimu ia mengurungmu di rumah dan tidak melakukan apapun selain wifian dari pagi sampai dirinya pulang.

Karena orang yang benar-benar mencintaimu, ia akan memberikanmu peluang mencapai keinginan, mewujudkan cita-cita bersama dan mendampingimu apapun keadaan.
Ingat, mencintai bukan berarti kamu memilikinya, hubungan itu hanya sementara, pernikahan juga tidak selamanya, tetap akan berpisah dengan kematian.

Karena pada dasarnya manusia ini dilahirkan sendiri, memiliki tubuh satu dan jiwa satu.
Ketika mati pun akan dikuburkan pada kuburan satu.
Jadi untuk apa merasa memiliki orang lain dan berlindung dari kata-kata “Aku Mencintaimu” namunsebenarnya, kata-kata itu tidak bisa dilihat, diraba, bahkan kadang tidak bisa dirasakan oleh orang lain, bahkan sebagian pasangan tidak merasakan ucapan tersebut dari pasangannya.