Tutorial Computer

Informasi Seputar Computer

Tutorial Entrepreneur

Informasi Seputar Wirausaha

Motivation

Informasi Seputar Motivasi Kehidupan

Tutorial Video

Informasi Seputar Video

Tutorial Blogger

Informasi Seputar Blogger

Tutorial Wordpress

Informasi Seputar Wordpress

Tutorial Youtube

Informasi Seputar Youtube

Tutorial Pemrograman

Informasi Seputar Pemrograman

Sunday, 11 October 2020

Cara Menang Debat, Lakukan Empat Teknik ini Agar Anda Bisa Bungkam Lawan Bicara

Ada beberapa teknik berdebat yang bisa Anda lakukan untuk membungkam lawan bicara. Ingat, berdebat secara objektif, bukan berdebat tapi ujung-ujungnya menjatuhkan lawan dengan menyerang pribadi.

Sebagian orang memandang debat adalah tindakan yang tidak baik, karena bisa menimbulkan kebencian.
Ya bisa saja, debat bisa menimbulkan kebencian bila orang kalah debat menyerang pribadi lawan bicara dengan memaki untuk menjatuhkan, padahal tujuan dari debat adalah mendiskusikan sebuah perkara dan mencari jawaban.

Bukan ajang jatuh menjatuhkan harga diri atau jangan sampai Anda menyerang lawan bicara dengan bahan menyerang kepribadiannya, sungguh itu bukan orang yang paham, biasanya IQ rendah menyerang pribadi jika kalah dalam berdebat, gak mau kan dibilang IQ rendah?.

Nah, lalu bagaimana berdebat dengan baik dan bisa menjelaskan pada lawan bicara tanpa ada bantahan lagi darinya?
Simak berikut ini, seperti dikutip pada buku ‘Bicara itu Ada Seninya’ karangan Oh Su Hyang.

Dasar Dari Perdebatan, Dengarkan
Jika Anda pernah mendengar ‘Havruta’ maka Anda tidak asing lagi dengan metode debat satu ini.
Metode ini adalah teknik yang efektif yang berasal dari bangsa Yahudi. Sehingga, bangsa ini bisa menguasai dunia.
Alasan utama Facebook bisa menjadi aplikasi raksasa setaraf dunia adalah membudayakan diskusi sebagai penggerak pertumbuhan perusahaan.

Hasil dari usaha mereka membuahkan sebuah konsep bernama Hackathon.
Hackathon adalah kata gabungan dari hacking dan marathon bermakna “diskusi akhir” yang berguna untuk mendobrak pemikiran yang ada dan menciptakan nilai baru.

Hackathon sendiri dicetuskan oleh Mark Elliot Zuckerberg. Melalui hackathon ini, Facebook mendapatkan ide cemerlang dari para developer yang berkumpul dan memberikan kemampuannya sehingga perusahaan tersebut bisa menjadi sekuat sekarang dan menjadi salah satu aplikasi banyak digunakan umat manusia.

Selain itu, ada sebuah pengakuan menarik dari buku yang dikutip, yakni bangsa Yahudi berhasil memimpin dunia karena debat.
Data yang diperoleh sebanyak 25% mahasiswa Ivy League Amerika dan 30% mahasiswa Universitas Harvard adalah Yahudi. Terlebih lagi, 22% peraih penghargaan Nobel pun merupakan orang Yahudi.
Hasil yang diperoleh oleh bangsa Yahudi ini ada juga peran dari Havruta.

Metode Havruta ini membuat manusia selama melakukan terus berpikir dalam diskusi, sehingga otak mencapai tingkat terbaiknya.
Jadi tidak selamanya berdebat tidak baik, buktinya dengan debat bangsa Yahudi bisa menguasai dunia. Berdebat tidak baik itu debat yang mengeraskan urat leher, berucap hinaan, itu yang tidak baik dan dijauhi.

Karena, debat adalah kegiatan sekelompok orang untuk menyampaikan pendapatnya tentang sebuah topik atau masalah dan membuktikan kebenaran pemikirannya.

Dalam debat memang harus ada beberapa pendapat, jika tidak ada pendapat berarti bukan debat namanya tapi mengajar.

Pihak yang berdebat harus memberikan argument sekaligus alasan mengapa ia berargumen demikian.
Jangan Anda hanya memberikan argument namun tidak memberikan penjelasan maupun alasan, maka argumentasi Anda itu bisa dikatakan tidak kuat dan mudah untuk dipatahkan.

Debat Yang Baik
Agar debat berjalan dengan baik, maka pilihlah seorang moderator yang disetujui oleh para panelis. Terdapat dua kelompok panelis biasanya, kelompok setuju dengan juri dan kelompok yang tidak setuju.

Jika sudah lengkap dan struktur sudah mantap, maka debat bisa dimulai dengan diarahkan oleh moderator, masing-masing para panelis bisa menyampaikan argumen dan data-data dasar dirinya berargumen.
Arthur Schopenhauer berkata dalam bukunya The Art of Always Being Right’ sebagai berikut:

“Jangan berdebat dengan siapa pun dan apa pun yang Anda temui. Jangan pernah memberikan argumen yang tidak berdasar. Namun, jika sudah telanjur maka berdebatlah dengan orang yang cukup rasional. Jangan menekan dan berdebat hanya dengan orang yang mau mendengarkan alasan logis lawan bicara dan menerimanya. Orang yang adil dan tidak berpihak serta bisa menerima dengan lapang dada alasan yang tepat meskipun keluar dari mulut lawan bicara, orang tersebut harus rela mengakui kesalahan argumennya jika pendapat lawan dinilai benar,”

Trik Menang Tanpa Berkelahi, Mendengarkan!
Trik terpenting dalam berdebat ialah mendengarkan. Agar bisa berdebat dengan baik Anda tidak boleh bersikeras dengan pendapat Anda sendiri, tapi coba open mind untuk terbuka dengan pendapat lawan.
Rahasia berdebat dengan baik salah satunya dengan memberikan pendapat yang masuk akal. Selain itu, Anda bisa mengerti maksud lawan bicara dengan mendengarkan seksama maksud ucapan lawan.

Mendengarkan dapat membuat menang tanpa perlu berkelahi dan menghadapi debat dengan baik untuk menemukan ide-ide baru.

Empat Teknik Mendengarkan
Respons: Anggukkan kepala dengan ringan dan berikan respons kecil.
Dengarkan hingga selesai: Jangan memotong pembicaraan lawan yang sedang berbicara dan dengarkan hingga selesai. Namun, saat ucapan lawan melenceng dari tema, segera tanggapi dan sangkal pendapatnya.

Simpulkan: Apabila lawan berbicara panjang lebar, ringkas dan simpulkan terlebih dulu sebelum mengajukan pertanyaan untuk mengarahkan pembicaraan.

Ikuti: Ulangi beberapa bagian dari apa yang disampaikan lawan. Dengan begitu lawan dapat merasakan bahwa kita tertarik kepadanya.

Demikianlah tips berdebat seperti dikutip pada buku ‘Bicara itu Ada Seninya’ karangan Oh Su Hyang.
Mulailah Anda membuka pikiran, jangan terlalu menutup pikiran dengan pandangan Anda sendiri.
Penulis sendiri menanggap dunia ini ada tiga dimensi penglihatan, yakni dimensi ‘Aku, Kamu, Mereka.’
Jadi lepaskan kacamata kuda Anda, coba lihat dunia ini yang begitu luas. Ada berjuta pendapat di dunia ini. 

9 Cara Elegan Menghadapi Konflik

Debat, konflik, adu argumen adalah hal biasa dalam dunia kerja, bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Baik itu dengan bos, rekan, klien, bahkan petugas kebersihan di kantor. Kalau di lomba debat, Anda boleh saja memakai jurus bertahan supaya menang, tapi di lingkungan kerja, dibutuhkan cara elegan untuk mengakhiri "perang". 

1. Pelajaran penting dari sidang skripsi
Dosen penguji pasti akan mengeluarkan semua kritikan tentang skripsi yang kita buat. Itu juga yang mungkin akan terjadi saat kita mendiskusikan program baru dengan bos atau klien, apalagi bila kita tak menguasai masalah dengan baik. Pastikan apa yang kita utarakan punya alasan dan tujuan jelas agar risiko diserang tak jadi kenyataan. Ambil pelajaran penting saat sidang: persiapan itu penting. 

2. Satukan persepsi
Menurut ahli karier, alasan terbanyak mengapa konflik terjadi ternyata bukan karena perbedaan pendapt, melainkan karena salah persepsi. Nah, sebelum debat makin memanas, sebaiknya pahami dulu, apa sih sebenarnya tujuan berdebat. Apa maksud yang sebenarnya ingin di sampaikan lawan bicara. Jangan-jangan tujuannya sama tapi hanya beda cara pandang. 

3. Gunakan "bahasa jerapah"
Seringkali debat berujung pada pertengkaran. Di ruang rapat heboh, di kantin diam seribu bahasa. Itu sebabnya, para pakar karier menyarankan kita untuk menggunakan giraffe language, yaitu komunikasi untuk mengobati perang argumen melalui apresiasi dan minta maaf, seperti: Ganti kalimat “Kan Anda yang bilang sendiri kalau saya harus…” dengan “Maaf kalau saya salah mengerti tentang maksud Anda. Kita bisa membicarakannya lagi supaya tidak ada salah paham.” Contoh lainnya, ganti kalimat ”Kan sudah saya bilang kalau laporannya harus .... ” dengan “Terima kasih ya sudah menolong saya membuat laporan, tapi masih perlu perbaikan.” 

4. Tunjukkan dukungan
Saat rapat dengan klien, supaya "jualan" Anda sukses, tekankan dari awal kalau program yang Anda buat akan menguntungkan mereka, misalnya, “Program ini bagus untuk meningkatkan brand awareness, karena…” atau “Event yang saya tawarkan berpotensi meningkatkan penjualan produk Anda.” Konflik biasanya timbul saat ada pihak yang merasa kepentingannya tidak diutamakan. Tapi, jangan sampai tawaran yang kita sampaikan terlalu berbunga-bunga, nanti target perusahaan malah tak tercapai. 

5. Tersenyumlah
Saat menerima kritik, jangan ragu untuk pasang wajah seperti saat ingin foto buat KTP, SIM, atau profil di Twitter. Sebab, senyum dinilai bisa melancarkan masuknya oksigen dan aliran darah sehingga ampuh meredam emosi. Sama seperti efek menganggukkan kepala saat sedang adu argumen. Dan cara ini diyakini bisa membuat lawan bicara tertular sehingga suasana debat bisa lebih damai. 

6. Tidak menyimpang dari topik
Debat panjang berpotensi bikin obrolan jadi tak karuan. Dari yang awalnya membahas tentang konten, berujung pada membongkar aib lawan bicara. Kontrol diri Anda agar tak terjebak pada kondisi ini, sebab ini menunjukkan Anda kurang profesional. 

7. Mencari solusi bersama
Debat yang sehat bukan mencari ide siapa yang paling layak, namun bagaimana kita mengombinasikan ide-ide menjadi sesuatu yang lebih baik. Istilahnya win-win solution, sehingga tak ada pihak yang merasa dirugikan. Misalnya dengan mengutarakan kalimat “Saya setuju dengan pendapat Anda, itu akan lebih baik lagi bila (utarakan ide yang kita punya).” 

8. Berpikir positif
Wajar saja jika Anda merasa mengganjal saat ide ditolak atasan atau penawaran kerjasama tak memikat hati klien. Tapi, debat bisa mengasah kemampuan argumentasi, menajamkan ide, menguatkan mental "perang", hingga belajar terbuka menerima pendapat orang lain. Berpikirlah positif bahwa ide yang Anda hasilkan bagus, tapi mungkin belum jadi yang terbaik. 

9. Mengalah untuk menang
Sama seperti olahraga, butuh pendinginan biar otot enggak kejang. Debat juga perlu pendinginan supaya hubungan dengan lawan bicara tetap adem. Bila debat berakhir dengan bencana, jangan malu untuk minta maaf. Maaf bukan tanda kalah, namun pembuktian kalau kita bisa bersikap dewasa menghadapi konflik. Misalnya katakan, “Maaf ya kalau saya sempat emosional, maklum terbawa emosi.” Yakinlah, satu kata maaf bisa menghapus seribu benci di hati.

10 Cara Berdamai Dengan Diri Sendiri

Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan besar di dalam hidup. Bahkan mungkin kesalahan tersebut tampaknya sulit untuk dilupakan dan menjadi beban.
Namun menurut konselor dan ahli hipnoterapi klinis Louis Armstrong, jangan biarkan kesalahan itu menghantui hidup Anda terlalu lama. Lepaskan beban itu sehingga Anda bisa belajar cara memaafkan diri sendiri dan mulai mengalami kebebasan dalam hidup.
Dilansir dari Your Tango, Jumat (7/8/2020), berikut 10 hal untuk membantu Anda memaafkan diri sendiri, bahkan di saat-saat tergelap:

1. Jangan melekatkan emosi pada penyesalan
"Salah satu kesadaran pertama saya adalah bahwa saya melampirkan emosi pada hal-hal yang telah saya sesali. Saya sebenarnya menghubungkan kesalahan saya dengan keyakinan saya yang membatasi," ujar Armstrong.
Jika seperti itu, tidak heran sulit rasanya memaafkan diri sendiri atas tindakan tersebut. Lantas bagaimana caranya? Sebagai contoh, jika meneriaki ibu, pasti akan perasaan sangat bersalah muncul sesudahnya. Mencoba memaafkan diri sendiri atas teriakan itu tidak efektif karena perlu melihat rasa bersalah yang ditimbulkannya.

2. Pindah dari masa lalu
Masa lalu sebenarnya adalah masa lalu, dan ketika kita bisa meninggalkannya di sana kita menjadi lebih terbuka untuk diterima. Ini adalah pengalaman yang sangat menyembuhkan di mana Anda berhenti berusaha mengubah situasi.
Masa lalu mungkin sulit dilupakan, tetapi ingatkan diri Anda bahwa pada saat itu juga, Anda telah melakukan yang terbaik yang Anda bisa. Simpan apa yang telah Anda pelajari dari acara tersebut, dan lepaskan yang lainnya.

3. Lihatlah hubungan yang Anda miliki dengan diri sendiri
Anda bisa memaafkan orang-orang di sekitar Anda yang sangat Anda cintai dengan lebih mudah. Jadi, dengan mencintai diri sendiri dan tidak terlalu kritis, tidak terlalu kasar, dan memberi diri Anda keuntungan dari keraguan, itu akan membuat Anda lebih menghargai diri sendiri.
Mengutamakan diri sendiri, memenuhi kebutuhan, membuat batasan, dan mempraktikkan perawatan diri akan memberi Anda perspektif positif yang baru.

4. Kenali peristiwa di mana Anda bisa melakukan hal-hal yang berbeda
Merupakan pengalaman belajar yang luar biasa untuk menuliskan bagaimana Anda akan melakukannya secara berbeda di lain waktu. Ini menegaskan ke pikiran bawah sadar bahwa Anda telah belajar dari situasi tersebut. Dan jika Anda memiliki alat yang Anda miliki saat itu, segala sesuatunya tidak akan berjalan seperti dulu. Anda kemudian dapat membuat visualisasi yang jelas di benak tentang kreasi baru Anda. Inilah cara kita belajar untuk tidak mengulangi kesalahan.

5. Jangan melihat setiap kesalahan masa lalu
Lihat saja yang utama untuk memaafkan diri sendiri. Anda akan mengidentifikasi sebuah pola, dan begitu Anda dapat melihat perilakunya berkembang, Anda dapat berfokus untuk mengubahnya dan bukan hanya peristiwa "satu kali".

6. Akui kesalahan Anda
Kita dibesarkan untuk tidak membuat kesalahan, dan jika kita melakukannya, kita akan dihukum. Jadi, tentu saja, kita mencoba bersembunyi dari mereka. Ketika Anda dapat mengakui pada diri sendiri bahwa telah mengambil alih kesalahan itu, Anda menyadari bahwa Anda adalah manusia, dan itulah cara tumbuh dan belajar. Jika Anda membuat kesalahan, keluar dari zona nyaman Anda.

7. Jangan melalui ini sendirian
Mulailah membagikan perasaan Anda dengan seseorang yang Anda percayai. Niscaya Anda akan segera menyadari bahwa berbagi pemikiran sebenarnya akan menghentikan jalan penyangkalan dan penindasan.

8. Minta maaf kepada orang-orang atas sesuatu yang sudah dilakukan
Jika Anda kesulitan untuk memaafkan diri sendiri atas sesuatu yang telah Anda lakukan kepada orang lain, cara terbaik adalah dengan mengatakan "maaf" kepada orang itu.Lakukan dengan bertatap muka, jika memungkinkan, tetapi jika Anda tidak dapat melakukannya, coba kirim pesan atau email. Jangan mengharapkan tanggapan; ketahuilah bahwa Anda telah mengatakan "maaf."

9. Perbaiki sejak hari ini
"Saya tidak bisa kembali dan mengubah cara saya berperilaku terhadap keluarga,berteriak dengan marah pada ibu saya, atau dikenal sebagai 'polisi yang menyenangkan' oleh anak-anak saya. Tapi yang bisa saya lakukan adalah menjadi orang tua dan anak yang lebih baik sekarang," sebut Armstrong.

10. Renungkan seberapa jauh Anda telah berhasil
Sebelum Anda memejamkan mata sebelum tidur, renungkan kembali hari itu dan ingatkan diri Anda sendiri akan semua hal yang dapat Anda lakukan dan buat perbedaan, betapapun kecilnya, seperti senyum yang Anda berikan kepada orang asing, sampah yang Anda ambil di taman , makan malam yang kamu buat untuk suamimu, orang yang membiarkanmu di antrian supermarket. Pertahankan pikiran ini saat Anda tertidur. Mengapa? Karena Anda benar-benar telah menjadi orang yang luar biasa.

Pengampunan adalah alat terbaik yang memungkinkan kita menghadapi apa yang telah kita lakukan di masa lalu, mengakui kesalahan kita, belajar darinya, meninggalkannya dan melanjutkan hidup. Ini tidak berarti kita memaafkan apa yang telah terjadi, dan itu tidak berarti kita melupakan apa yang telah terjadi. Namun itu berarti Anda telah belajar dan melangkah dengan cara yang lebih baik.

7 Kunci Sukses agar Konsisten dalam Menggapai Mimpi

Seseorang berhak memiliki sebuah mimpi besar untuk digapai suatu hari nanti. Masalahnya, belum tentu setiap orang berusaha semaksimal mungkin dalam meraih mimpi tersebut. Kadangkala di tengah perjalanan, kamu dijerat kemalasan. Ini membuat motivasi menurun lalu hilang sikap konsisten.
Biar rasa malas tak menjadi bumerang, kamu mesti berusaha keras untuk tetap konsisten setiap harinya. 

1. Tentukan step-step kecil yang dapat membantu gapai mimpi besarmu
Mimpi besar mustahil diraih kalau kamu cuma berandai-andai tanpa bertindak. Biar mimpimu bukan hanya sekadar mimpi, lakukan langkah kecil yang bisa mendekatkanmu pada goals tersebut. Yang terpenting, lakukan setiap hari secara rutin dan secukupnya. Sebab kalau kamu bekerja secara berlebihan, bukan konsisten yang didapat. Malah yang ada kamu merasa usahamu adalah sebuah beban berat.

2. Atur sekelilingmu agar dapat memberi suatu kenyamanan tersendiri
Tempat yang rapi dan tertata memberi kenyamanan tersendiri untukmu. Hal ini pun turut bermanfaat meningkatkan semangat juangmu, lho. Melakukan sesuatu di tempat yang terlihat berantakan dan kacau balau justru membuat kamu malas. Jadi kalau kamu melihat meja atau ruangan kerjamu berantakan, sempatkan untuk membenahinya ya. 

3. Rajin mengingatkan diri sendiri alasan saat pertama kali memulai mimpi ini
Usaha yang dilakukan secara terus-menerus bisa saja membuat kamu bosan. Ketika sudah merasa seperti ini, jangan tergiur untuk menghentikan langkah. Kamu mesti tetap ingat alasan saat pertama kali memutuskan untuk memulai mimpi. Setiap orang pasti punya alasan luar biasa, maka sudah sepantasnya untuk mencoba mengingat kembali tujuanmu. 

4. Lebih peka terhadap berbagai pencapaian kecil yang sudah berhasil kamu raih
Pencapaian kecil yang sudah berhasil kamu raih tak boleh dilupakan begitu saja. Jadikan keberhasilan-keberhasilan yang telah lalu menjadi motivasi buatmu untuk menggapai mimpi terbesar dalam hidup. Sesuatu yang besar datang dari hal kecil yang sering tidak disadari. Sekarang waktunya kamu lebih peka atas hal itu agar konsisten menjemput mimpi. 

5. Belajar mengerti bahwa tidak semua hal dapat kamu kendalikan
Mengertilah bahwa tidak semuanya dapat kamu kendalikan, termasuk hasil dari usahamu. Dalam hidup, tugas kamu adalah lebih banyak fokus pada usaha yang tengah digeluti. Sudah jelas bahwa terus-menerus khawatir dan bertanya-tanya tentang hasil yang akan didapat bukan tindakan yang bijak. Biarkan sesuatu terjadi sebagaimana mestinya. Yang penting kamu sudah berusaha sebaik mungkin. 

6. Tetap sempatkan waktu untuk melakukan sesuatu yang kamu sukai
Giat mengejar mimpi bukan berarti kamu menyiksa diri dengan tidak mengizinkan untuk bersantai. Tiap orang pasti dapat menyempatkan diri melakukan sesuatu yang disukai. Nah supaya kamu tak merasa jenuh, berikan reward pada diri sendiri untuk istirahat sejenak guna melakukan sesuatu yang menyenangkan. Ketika energi terisi kembali, kamu lebih mampu pertahankan konsistensi. 

7. Banyak bergaul dengan mereka yang penuh dengan aura positif
Memasuki usia yang semakin dewasa, menyeleksi dengan siapa kamu bergaul dapat memberi efek pada kesuksesan. Kalau kamu bergaul dengan orang-orang yang penuh dengan aura positif, maka dampak baiknya akan menular. Begitu pun sebaliknya kalau kamu bergaul dengan mereka yang toxic. 

Singkatnya, semua nilai kehidupan yang baik akan memberi dampak baik pula. Mulai dari kebiasaan, tempat, hingga orang-orang di dekatmu. Sederet hal positif tersebut akan membuatmu otomatis konsisten tanpa disuruh, tanpa tunggu sampai kamu menyesal duluan.

Tips Menenangkan Teman yang Ditimpa Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial. Maka tidak heran ketika ditimpa masalah, kebiasaan kita akan mencari sosok yang paling dipercaya untuk bercerita panjang lebar.

Menjadi pendengar budiman
Jika teman Anda mengadu pada Anda tentang masalah yang ia hadapi, tugas pertama Anda dalam situasi begini adalah menjadi pendengar budiman.

Terlepas jika Anda pada akhirnya menyangkal kata-katanya, menceramahi atau mungkin menasehati teman Anda, minimal Anda harus bisa mendengarkan mereka dengan baik, karena selain mencari solusi, mereka sangat ingin didengarkan dan dimengerti.

Dalam buku “Listen like A Dog” karya Jeff Lazarus, penulis menyatakan bahwa manusia lebih suka berbicara mendalam (deep-talk) dengan hewan kesayangan ketimbang menceritakan permasalahan hidup kepada manusia.

Nah, mengapa demikian? Ternyata manusia lebih sering mendengar untuk menjawab, dan bukan mendengar untuk mengerti.
Maka, akhirnya teman Anda yang ditimpa masalah tadi berasa dirinya seolah tak dipahami, malah makin dihakimi.
Berujung, mereka akan merasa seolah beban mereka semakin bertambah lagi. Kasihan sekali, kan ya?

Belajar ‘seni’ berbicara
Berbicara juga ada seninya. Tidak hanya individu yang sedang ditimpa masalah, bahkan individu yang sehat juga senang mendengarkan kata-kata yang berunsur motivasi.

Dalam buku “Words Can Change Your Brain”, Andrew Newberg dan Mark Robert Waldman menuliskan bahwa sebuah kata punya kekuatan untuk memengaruhi ekspresi gen yang mengatur stres fisik dan emosi.

Lebih jauh, penulis mendasari tulisannya dengan penelitian, dan memaparkan kata-kata positif seperti “cinta” dan “damai” mampu mengubah ekspresi gen, memperkuat area di lobus frontal otak, dan meningkatkan fungsi kognitif otak.

Kata positif mendorong pusat motivasi di otak untuk melakukan tindakan yang rasional. Oleh itu, sering-seringlah menyemangati teman yang sedang berada dalam kesusahan atau ditimpa masalah, dengan kata-kata yang positif

Anda bisa mencoba kalimat berikut ini; “Aku yakin kamu pasti bisa”, atau “Semangat teman, kamu adalah orang yang kuat” dan apapun yang dapat menenangkan mereka.
Dengan demkian, mereka lebih merasa dipedulikan dan akhirnya matang merungkai solusi atas permasalahan yang dihadapi.

Menjaga lisan
Begitu pun dengan pantangan ketika menghadapi teman yang sedang berduka atau berputus asa, kata-kata negatif seperti “kamu memang tidak pantas”, “itu aja sedih”, atau “itu masalah kecil. Orang lain malah pernah lebih parah lagi” sebisanya dihindari, ya?

Jika Anda pernah mendengar tentang teori kebutuhan Maslow, tokoh Psikologi barat itu telah sangat jelas menerangkan bahwa salah satu dari kebutuhan (needs) manusia adalah kebutuhan rasa aman.
Kebutuhan tersebut secara psikis adalah yang tidak mengancam kondisi kejiwaan seperti tidak diejek, tidak direndahkan, dan tidak stres.

Maka, sebagai teman yang baik, hindarilah diri daripada menjadi penyebab terjadinya stres yang malah membuat kondisi teman Anda semakin memburuk, melalui apa yang terlontarkan oleh lisan Anda.

Menjadi teman terbaik versi diri sendiri
Akhirnya, penanganan terbaik kembali lagi pada diri Anda sendiri. Saya pribadi lebih memilih untuk mendengarkan setiap keluh kesah, tangis pecah atau curhatan panjang sebagai ‘katarsis’ (ungkapan emosi) teman-teman saya saat ditimpa masalah.

Saya percaya bahwa kebanyakan manusia mampu berbicara panjang dan mengutarakan apa yang terbesit dipikiran, tetapi belum tentu mampu untuk mendengarkan secara efektif. Terlebih untuk berusaha memahami dan bukan sekedar untuk menghakimi.

Maka, mendengarkan permasalahan teman Anda dengan baik, adalah semacam “first-aid” yang dapat Anda berikan. Nah kemudian, cari tau dulu bentuk penanganan seperti apa yang bisa Anda tawarkan.
Jika teman Anda kehilangan uang misalnya, maka pinjamkan ia uang terlebih dulu. Jika ia stres, berikan coklat. Setidaknya cukup untuk membuat emosinya meningkat baik.

Sekarang kembali lagi pada Anda. Semoga apa yang coba saya sampaikan disini sedikit dapat menambah pengetahuan dan mempertajam pikiran guna menjadi individu yang menyenangkan.

Saya percaya, untuk menangani kasus begini masing-masing kita pasti punya solusi penanganan sederhana tetapi tetap ampuh mencairkan suasana. Intinya, pilihlah langkah penanganan yang paling efekif menurut Anda.