Tutorial Computer

Informasi Seputar Computer

Tutorial Entrepreneur

Informasi Seputar Wirausaha

Motivation

Informasi Seputar Motivasi Kehidupan

Tutorial Video

Informasi Seputar Video

Tutorial Blogger

Informasi Seputar Blogger

Tutorial Wordpress

Informasi Seputar Wordpress

Tutorial Youtube

Informasi Seputar Youtube

Tutorial Pemrograman

Informasi Seputar Pemrograman

Sunday, 11 October 2020

Cara Mempertahankan Usaha Agar Tetap Lancar Dan Semakin Berkembang

Sebenarnya memulai usaha tidaklah sesusah apabila dibandingkan dengan mempertahankan serta mengembangkannya.
Sebagai seorang usahawan baru, tentunya anda tergoda dengan keuntungan yang besar dalam waktu singkat bukan?
Umumnya, pengusaha tersebut ditempatkan pada kondisi dimana sebenarnya modal yang dimiliki masih cukup tetapi kemudian para pengusaha seakan terhipnotis untuk mengerahkan seluruh modalnya dalam rangka mengembangkan bisnis.

#1 Memisahkan keuangan bisnis dan juga keuangan pribadi
Ini merupakan masalah yang seringkali diabaikan oleh para pengusaha pemula. Keadaan ini adalah kondisi dimana para pengusaha menganggap bahwa keuangan bisnis mereka sama saja dengan keuangan pribadi miliknya.
Padahal, apabila mereka melakukan hal tersebut akan berdampak pada sulitnya mengetahui angka pasti pendapatan dan pengeluaran bisnis mereka.

Jadi, apabila anda ingin bisnis anda terus bertahan serta berkembang, yang perlu anda lakukan adalah memisahkan antara keuangan bisnis dan keuangan pribadi. Dengan demikian, maka seluruh transaksi bisnis anda dapat menjadi lebih rapi dan lebih mudah untuk dideteksi.

#2 Lebih efisien dalam pengeluaran bisnis
Yang perlu anda ketahui disini efisien bukan berarti anda menjadi pelit ataupun irit, tetapi sebagai seorang pengusaha anda harus memiliki kemampuan untuk menahan diri serta memilih pengeluaran antara yang perlu ataupun tidak.

Anda perlu mulai memisahkan antara keinginan bisnis ataukah itu memang merupakan kebutuhan bagi bisnis anda. Setelah anda selesai akan hal tersebut, anda juga perlu membuat perhitungan secara matang terkait pengeluaran biaya tetap dan juga tidak tetap yang dibutuhkan oleh bisnis anda.

#3 Membuat anggaran atau perencaan keuangan
Membuat perencanaan keuangan atau anggaran merupakan salah satu dari banyak aspek yang penting dan harus anda lakukan guna mempertahankan bisnis anda.
Dalam membuat pembukuan anggaran tersebut, anda perlu memprioritaskan pengeluaran tetap anda. Apabila ternyata kas bisnis masih mencukupi, baru anda dapat menggunakan uang tersebut untuk biaya yang tidak tetap seperti membeli mobil dinas, laptop, atau lain lain.

Anda dapat memanfaatkan media online seperti akutansi online, ataupun jurnal untuk membuat anggaran keuangan bisnis anda.
Selain berguna untuk menganggarkan keuangan bagi bisnis anda, ini juga membuat anda mudah untuk memonitoring kuangan anda secara cepat.

#4 Memperhatikan SDM (Sumber Daya Manusia)
Sumber daya manusia, dalam hal ini adalah karyawan anda, merupakan bagian dinamis perusahaan anda yang tidak boleh anda sepelekan.
Jadi apabila anda ingin bisnis anda terus berkembang dan bertahan, anda perlu memperhatikan mereka.

Apabila kinerja mereka baik, anda perlu memberikan mereka reward ataupun intensif. Selain masalah reward, anda juga perlu memperhatikan aspek kesehatan mereka dengan tunjangan kesehatan dan juga tunjangan hari tua, juga uang lembur apabila mereka melakukan pekerjaan lebih dari jam yang seharusnya.

Apabila anda memperhatikan mereka beserta hak-haknya, maka mereka akan menjadi lebih loyal kepada bisnis anda yang secara otomatis akan membantu melancarkan keberlangsungan bisnis anda.

#5 Bayar dan tagih tepat waktu
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu bisnis yang selanjutnya adalah bayar dan tagih tepat waktu (utang dan piutang).
Bahkan bisnis yang memiliki keuntungan berlipat juga akan dapat mengalami kegagalan apabila anda mengabaikan utang piutang anda.

Jadi sebaiknya anda membiasakan diri mulai sekarang untuk tidak menunda dalam pembayaran tagihan baik itu asuransi, pinjaman, pajak, listrik, dan lain sebagainya.

Juga anda harus melakukan tagihan piutang secara berkala dan rutin yang telah anda berikan pada konsumen/ pelanggan anda.
Anda dapat menggunakan fitur invoice reminder dari Jurnal untuk mengirimkan anda email pengingat pada pelanggan anda baik sebelum atau sesudah batas waktu yang telah ditentukan.

#6 Mengkonsultasikan pada ahlinya
Kiat terakhir yang perlu anda lakukan adalah menemui ahli untuk mengkonsultasikannya, terutama apabila anda adalah pebisnis pemula.
Anda dapat mengambil manfaat pada sebuah forum bisnis, seminar bisnis, maupun bertanya langsung kepada pengusaha sukses lainnya yang hitunganya telah lebih dahulu menggeluti dibidang bisnis. Apabila ternyata cara tersebut tidaklah cukup, anda dapat menemui tenaga ahli konsultasi yang lebih berkompeten.

9 Jurus Berdebat

Dulu dosen saya pernah mengatakan bahwa kuliah hukum di Amerika sana terdapat mata kuliah Berdebat. Sedangkan di Indonesia belum ada kurikulum tentang mata kuliah Berdebat. Hal ini dikarenakan Amerika Serikat memakai sistem hukum Anglo Saxon, sedangkan Indonesia masih setia menggunakan Eropa Kontinental. Perbedaan dari keduanya antara lain pada hukum acaranya. Hukum acara pada Anglo Saxon memungkinkan interaksi yang lebih intens antara pihak Tergugat/Terdakwa dengan pihak Penggugat/Penuntut Umum dan para saksinya, sehingga kemungkinan terjadinya perdebatan di ruang persidangan lebih besar.

Meskipun begitu, orang-orang Indonesia pada umumnya suka memperdebatkan sesuatu. Bahkan acara televisi diramaikan oleh ajang-ajang debat antar tokoh. Mahkamah Konstitusi saja membuat Lomba Debat Konstitusi Antar Perguruan Tinggi Se-Indonesia.

Saya sendiri pada dasarnya suka berdiskusi tentang apapun dengan siapapun (bilang saja cerewet). Kadang diskusi yang memanas juga akan menimbulkan debat. Dari beberapa pengalaman debat yang bisa dibilang masih dangkal, ijinkan saya membagi sedikit ilmu atau semacam jurus berdebat yang saya kumpulkan sendiri dari pengalaman maupun pengamatan pribadi.

1.Dalami Materi. Perluas dan Perbanyak Data
Ketika berdebat hendaknya kita memakai dasar argumen yang kuat, jelas, dapat dipertanggungjawabkan, dan tentunya “mematikan”. Hal ini bisa dicapai bila kita benar-benar menguasai materi. Maka penguasaan materi tak ayal merupakan pondasi kita dalam berdebat. Setelah pondasi kuat, maka harus ada kerangka bangunan yang kokoh. Hal ini bisa kita capai dengan jalan memperbanyak dan memperluas data yang kita miliki. Ingat! Memperbanyak dan memperluas.

Bisa diibaratkan materi dan data adalah kuda-kuda sebelum memulai pertandingan. Mereka harus kuat dan kita kuasai betul.

2.Fokus Pada Substansi Debat
Ini yang sering menjadi kesalahan kita ketika berdebat, tetapi sering tidak disadari. Pada awal debat mungkin apa yang kita sampaikan masih substantif, tetapi sering di pertengahan debat kemudian bahasannya menjadi melebar kemana-mana. Misalnya tadinya memperdebatkan tentang penyadapan Australia, tetapi lalu melebar sampai ke Pemilu 2014. Nah, ini sudah tidak substantif namanya. Meskipun terlihat berhubungan, tetapi hubungannya hanya terlihat dari luar saja, substansi atau isinya tidak berhubungan.

3.Kuasai Emosi
Bukan hanya emosi diri sendiri saja yang harus dikuasai, tetapi kuasai juga emosi lawan. Debat berbeda dengan bertengkar. Dalam pertengkaran kita boleh mengedepankan emosi kita. Sebab justru pertengkaran itu muncul karena adanya luapan emosi dari kita. Berbeda dengan debat yang harus mengedepankan argumentasi yang cerdas.

Maka dalam berdebat kita harus bisa menguasai diri agar tidak terbawa amarah. Selain itu kita harus pandai-pandai mengamati bagaimana kondisi emosional lawan debat. Jika sudah bisa menguasai kondisi emosional lawan, maka kita bisa menempatkan serangan argumen kita pada saat yang tepat. Ketepatan inilah yang membuat serangan kita menjadi telak dan mematikan, sehingga dengan emosi tinggi lawan akan cenderung mengedepankan emosinya dalam melakukan serangan balik. Ini keuntungan bagi kita.

4.Hindari Menyerang Pribadi Lawan
Sering kita melihat peserta debat yang ketika sudah kehabisan argumen lalu menyerang pribadi lawannya sebagai serangan penghabisan. Mungkin berhasil, tetapi keberhasilan yang tidak sportif, tidak membanggakan bahkan terkesan tidak gentle. Ibarat bertanding sepakbola, sudah frustasi karena tertinggal gol lalu melakukan tackling-tackling dan pelanggaran keras yang tidak perlu. Sekali lagi : tidak sportif, tidak gentle, tidak membanggakan, dan tampak sekali kalau takut kalah.

5.Serang Inkonsistensi Lawan
Ini strategi ofensif yang sering saya gunakan dan menjadi favorit saya ketika berdebat. Kita harus jeli menyimak dan mengingat argumen-argumen lawan. Ketika dalam berargumen lawan melakukan ketidakkonsistenan, inilah saatnya kita menyerang. Seperti dalam aikido, memanfaatkan tenaga lawan untuk membalas serangan. Misalnya :

A : Saya hari itu tidur jam 12 malam dan baru bangun jam 5 keesokan harinya. Nah malam itu saya melihat dengan mata kepala saya sendiri Pak Susilo sedang bermesraan dengan Bu Ani di depan rumah.
B : Loh? Katanya tidur? Tapi katanya melihat dengan mata kepala sendiri? Jadi mana pernyataan anda yang benar? Anda tidur atau anda melihat mereka bermesraan?
A : (dlongap-dlongop)

Kita tidak memerlukan banyak data pendukung untuk melakukan serangan ini. Cukup perhatikan, amati, dan ingat-ingat apa argumen lawan. Dan ketika kita menemukan inkonsistensi, segera lakukan serangan balik. Menggunakan tenaga lawan untuk melumpuhkan lawan. Hemat energi. Go Green pokoknya.

6.Membalikkan Logika Argumen Lawan
Ini juga strategi ofensif yang paling saya sukai, apalagi digunakan pada saat yang tepat, akan sangat mematikan.

Dalam menyampaikan argumen agar bisa diterima dengan baik maka harus logis, bisa masuk ke dalam logika berpikir manusia pada umumnya. Tetapi jika kita jeli dalam bermain logika, argumen selogis apapun bisa kita balikkan sehingga menjadi tidak logis. Atau paling tidak bisa memunculkan logika baru yang sama masuk akalnya. Contohnya :

A : Untuk mendukung seseorang melakukan ibadah saja kok negara pelit amat. Masak cuma menganggarkan selembar sarung untuk seorang PNS Muslim saja tidak mau? (Oke, sampai disini logikanya negara itu pelit, bahkan cuma membelikan sarung untuk sarana ibadah PNSnya saja tidak mau. Dari argumen ini memang logikanya negara yang pelit, maka serangan baliknya adalah….)

B : Nah, jadi PNS mau ibadah saja kok pelit amat. Mau pakai sarung buat ibadah saja kok minta anggaran negara? Emang gajinya nggak cukup buat beli sarung? Tukang becak yang penghasilannya pas-pasan saja bisa beli sarung sendiri, nggak minta negara. (sekarang muncul logika baru kan? Yaitu yang pelit bukan negaranya tapi PNSnya.)

See? As simple as that. Itu tadi kalau kita jeli. Syarat utama agar bisa mengeluarkan jurus ini kita harus jeli dan menguasai alur logika berpikir manusia secara umum.

7.Serahkan Hasil Debat pada Penonton/Pendengar sebagai Juri
Ini yang sering tidak kita sadari. Saat berdebat kita terlalu memaksakan diri untuk mendapat pengakuan dari lawan bahwa kita menang dan dia kalah. Sikap ini kalau dipelihara terlalu lama akhirnya akan menimbulkan kebencian yang mengakar. Sampai kapanpun, dalam kondisi apapun kita akan selalu benci dan mendebat lawan kita. Bahkan ketika sebenarnya sependapat dengannya kita lalu sok oposisi, asalkan beda dengan dia. Sing penting jothakan. Lalu dimana letak idealisme itu?

Dalam berdebat sebaiknya kita sebatas menyampaikan argumen untuk memperkuat pendapat kita dan memperlemah argumen lawan. Hasilnya menang siapa ya kita serahkan saja pada penilaian para penikmat debat.

8.Nglurug Tanpa Bala Menang Tanpa Ngasorake
Ketika berdebat sebaiknya jangan terlalu mengandalkan dukungan, jumlah massa, atau bala tentara untuk memperkuat pendapat kita. Lebih baik kita memperkuat argumen yang kita miliki. Ini debat, bukan voting. Yang banyak belum tentu benar dan menang, yang sedikit belum tentu salah dan kalah. Pemenang adalah pihak yang mampu menyuguhkan argumen-argumen yang logis dan faktual sehingga memperkuat pendapatnya.

Dan tidak ada pemenang yang lebih sejati daripada pemenang yang tidak merendahkan kekalahan lawannya. Bagai ilmu padi, makin berisi maka akan semakin merunduk. Semakin ia menang maka seharusnya ia makin rendah hati, bukan makin sombong. Apalagi kalau sudah kalah sombong pula. Alamaaak…

9.Kalah Jadi Abu, Menang Jadi Arang
Bagaimanapun juga berdebat itu pada intinya adalah pertarungan, pertandingan, perlombaan antara satu pihak dengan pihak yang lain. Dan seperti kata pepatah, dalam pertarungan apapun baik pemenang maupun pecundang keduanya sama-sama rugi. Yang satu jadi abu, tetapi yang satunya juga jadi arang. Tidak ada yang jadi pohon.
Jadi, seperti kata Jackie Chan dalam film “The Karate Kid” : Menghindari perkelahian adalah cara bertahan yang paling baik.

Cara Menang Debat, Lakukan Empat Teknik ini Agar Anda Bisa Bungkam Lawan Bicara

Ada beberapa teknik berdebat yang bisa Anda lakukan untuk membungkam lawan bicara. Ingat, berdebat secara objektif, bukan berdebat tapi ujung-ujungnya menjatuhkan lawan dengan menyerang pribadi.

Sebagian orang memandang debat adalah tindakan yang tidak baik, karena bisa menimbulkan kebencian.
Ya bisa saja, debat bisa menimbulkan kebencian bila orang kalah debat menyerang pribadi lawan bicara dengan memaki untuk menjatuhkan, padahal tujuan dari debat adalah mendiskusikan sebuah perkara dan mencari jawaban.

Bukan ajang jatuh menjatuhkan harga diri atau jangan sampai Anda menyerang lawan bicara dengan bahan menyerang kepribadiannya, sungguh itu bukan orang yang paham, biasanya IQ rendah menyerang pribadi jika kalah dalam berdebat, gak mau kan dibilang IQ rendah?.

Nah, lalu bagaimana berdebat dengan baik dan bisa menjelaskan pada lawan bicara tanpa ada bantahan lagi darinya?
Simak berikut ini, seperti dikutip pada buku ‘Bicara itu Ada Seninya’ karangan Oh Su Hyang.

Dasar Dari Perdebatan, Dengarkan
Jika Anda pernah mendengar ‘Havruta’ maka Anda tidak asing lagi dengan metode debat satu ini.
Metode ini adalah teknik yang efektif yang berasal dari bangsa Yahudi. Sehingga, bangsa ini bisa menguasai dunia.
Alasan utama Facebook bisa menjadi aplikasi raksasa setaraf dunia adalah membudayakan diskusi sebagai penggerak pertumbuhan perusahaan.

Hasil dari usaha mereka membuahkan sebuah konsep bernama Hackathon.
Hackathon adalah kata gabungan dari hacking dan marathon bermakna “diskusi akhir” yang berguna untuk mendobrak pemikiran yang ada dan menciptakan nilai baru.

Hackathon sendiri dicetuskan oleh Mark Elliot Zuckerberg. Melalui hackathon ini, Facebook mendapatkan ide cemerlang dari para developer yang berkumpul dan memberikan kemampuannya sehingga perusahaan tersebut bisa menjadi sekuat sekarang dan menjadi salah satu aplikasi banyak digunakan umat manusia.

Selain itu, ada sebuah pengakuan menarik dari buku yang dikutip, yakni bangsa Yahudi berhasil memimpin dunia karena debat.
Data yang diperoleh sebanyak 25% mahasiswa Ivy League Amerika dan 30% mahasiswa Universitas Harvard adalah Yahudi. Terlebih lagi, 22% peraih penghargaan Nobel pun merupakan orang Yahudi.
Hasil yang diperoleh oleh bangsa Yahudi ini ada juga peran dari Havruta.

Metode Havruta ini membuat manusia selama melakukan terus berpikir dalam diskusi, sehingga otak mencapai tingkat terbaiknya.
Jadi tidak selamanya berdebat tidak baik, buktinya dengan debat bangsa Yahudi bisa menguasai dunia. Berdebat tidak baik itu debat yang mengeraskan urat leher, berucap hinaan, itu yang tidak baik dan dijauhi.

Karena, debat adalah kegiatan sekelompok orang untuk menyampaikan pendapatnya tentang sebuah topik atau masalah dan membuktikan kebenaran pemikirannya.

Dalam debat memang harus ada beberapa pendapat, jika tidak ada pendapat berarti bukan debat namanya tapi mengajar.

Pihak yang berdebat harus memberikan argument sekaligus alasan mengapa ia berargumen demikian.
Jangan Anda hanya memberikan argument namun tidak memberikan penjelasan maupun alasan, maka argumentasi Anda itu bisa dikatakan tidak kuat dan mudah untuk dipatahkan.

Debat Yang Baik
Agar debat berjalan dengan baik, maka pilihlah seorang moderator yang disetujui oleh para panelis. Terdapat dua kelompok panelis biasanya, kelompok setuju dengan juri dan kelompok yang tidak setuju.

Jika sudah lengkap dan struktur sudah mantap, maka debat bisa dimulai dengan diarahkan oleh moderator, masing-masing para panelis bisa menyampaikan argumen dan data-data dasar dirinya berargumen.
Arthur Schopenhauer berkata dalam bukunya The Art of Always Being Right’ sebagai berikut:

“Jangan berdebat dengan siapa pun dan apa pun yang Anda temui. Jangan pernah memberikan argumen yang tidak berdasar. Namun, jika sudah telanjur maka berdebatlah dengan orang yang cukup rasional. Jangan menekan dan berdebat hanya dengan orang yang mau mendengarkan alasan logis lawan bicara dan menerimanya. Orang yang adil dan tidak berpihak serta bisa menerima dengan lapang dada alasan yang tepat meskipun keluar dari mulut lawan bicara, orang tersebut harus rela mengakui kesalahan argumennya jika pendapat lawan dinilai benar,”

Trik Menang Tanpa Berkelahi, Mendengarkan!
Trik terpenting dalam berdebat ialah mendengarkan. Agar bisa berdebat dengan baik Anda tidak boleh bersikeras dengan pendapat Anda sendiri, tapi coba open mind untuk terbuka dengan pendapat lawan.
Rahasia berdebat dengan baik salah satunya dengan memberikan pendapat yang masuk akal. Selain itu, Anda bisa mengerti maksud lawan bicara dengan mendengarkan seksama maksud ucapan lawan.

Mendengarkan dapat membuat menang tanpa perlu berkelahi dan menghadapi debat dengan baik untuk menemukan ide-ide baru.

Empat Teknik Mendengarkan
Respons: Anggukkan kepala dengan ringan dan berikan respons kecil.
Dengarkan hingga selesai: Jangan memotong pembicaraan lawan yang sedang berbicara dan dengarkan hingga selesai. Namun, saat ucapan lawan melenceng dari tema, segera tanggapi dan sangkal pendapatnya.

Simpulkan: Apabila lawan berbicara panjang lebar, ringkas dan simpulkan terlebih dulu sebelum mengajukan pertanyaan untuk mengarahkan pembicaraan.

Ikuti: Ulangi beberapa bagian dari apa yang disampaikan lawan. Dengan begitu lawan dapat merasakan bahwa kita tertarik kepadanya.

Demikianlah tips berdebat seperti dikutip pada buku ‘Bicara itu Ada Seninya’ karangan Oh Su Hyang.
Mulailah Anda membuka pikiran, jangan terlalu menutup pikiran dengan pandangan Anda sendiri.
Penulis sendiri menanggap dunia ini ada tiga dimensi penglihatan, yakni dimensi ‘Aku, Kamu, Mereka.’
Jadi lepaskan kacamata kuda Anda, coba lihat dunia ini yang begitu luas. Ada berjuta pendapat di dunia ini. 

9 Cara Elegan Menghadapi Konflik

Debat, konflik, adu argumen adalah hal biasa dalam dunia kerja, bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Baik itu dengan bos, rekan, klien, bahkan petugas kebersihan di kantor. Kalau di lomba debat, Anda boleh saja memakai jurus bertahan supaya menang, tapi di lingkungan kerja, dibutuhkan cara elegan untuk mengakhiri "perang". 

1. Pelajaran penting dari sidang skripsi
Dosen penguji pasti akan mengeluarkan semua kritikan tentang skripsi yang kita buat. Itu juga yang mungkin akan terjadi saat kita mendiskusikan program baru dengan bos atau klien, apalagi bila kita tak menguasai masalah dengan baik. Pastikan apa yang kita utarakan punya alasan dan tujuan jelas agar risiko diserang tak jadi kenyataan. Ambil pelajaran penting saat sidang: persiapan itu penting. 

2. Satukan persepsi
Menurut ahli karier, alasan terbanyak mengapa konflik terjadi ternyata bukan karena perbedaan pendapt, melainkan karena salah persepsi. Nah, sebelum debat makin memanas, sebaiknya pahami dulu, apa sih sebenarnya tujuan berdebat. Apa maksud yang sebenarnya ingin di sampaikan lawan bicara. Jangan-jangan tujuannya sama tapi hanya beda cara pandang. 

3. Gunakan "bahasa jerapah"
Seringkali debat berujung pada pertengkaran. Di ruang rapat heboh, di kantin diam seribu bahasa. Itu sebabnya, para pakar karier menyarankan kita untuk menggunakan giraffe language, yaitu komunikasi untuk mengobati perang argumen melalui apresiasi dan minta maaf, seperti: Ganti kalimat “Kan Anda yang bilang sendiri kalau saya harus…” dengan “Maaf kalau saya salah mengerti tentang maksud Anda. Kita bisa membicarakannya lagi supaya tidak ada salah paham.” Contoh lainnya, ganti kalimat ”Kan sudah saya bilang kalau laporannya harus .... ” dengan “Terima kasih ya sudah menolong saya membuat laporan, tapi masih perlu perbaikan.” 

4. Tunjukkan dukungan
Saat rapat dengan klien, supaya "jualan" Anda sukses, tekankan dari awal kalau program yang Anda buat akan menguntungkan mereka, misalnya, “Program ini bagus untuk meningkatkan brand awareness, karena…” atau “Event yang saya tawarkan berpotensi meningkatkan penjualan produk Anda.” Konflik biasanya timbul saat ada pihak yang merasa kepentingannya tidak diutamakan. Tapi, jangan sampai tawaran yang kita sampaikan terlalu berbunga-bunga, nanti target perusahaan malah tak tercapai. 

5. Tersenyumlah
Saat menerima kritik, jangan ragu untuk pasang wajah seperti saat ingin foto buat KTP, SIM, atau profil di Twitter. Sebab, senyum dinilai bisa melancarkan masuknya oksigen dan aliran darah sehingga ampuh meredam emosi. Sama seperti efek menganggukkan kepala saat sedang adu argumen. Dan cara ini diyakini bisa membuat lawan bicara tertular sehingga suasana debat bisa lebih damai. 

6. Tidak menyimpang dari topik
Debat panjang berpotensi bikin obrolan jadi tak karuan. Dari yang awalnya membahas tentang konten, berujung pada membongkar aib lawan bicara. Kontrol diri Anda agar tak terjebak pada kondisi ini, sebab ini menunjukkan Anda kurang profesional. 

7. Mencari solusi bersama
Debat yang sehat bukan mencari ide siapa yang paling layak, namun bagaimana kita mengombinasikan ide-ide menjadi sesuatu yang lebih baik. Istilahnya win-win solution, sehingga tak ada pihak yang merasa dirugikan. Misalnya dengan mengutarakan kalimat “Saya setuju dengan pendapat Anda, itu akan lebih baik lagi bila (utarakan ide yang kita punya).” 

8. Berpikir positif
Wajar saja jika Anda merasa mengganjal saat ide ditolak atasan atau penawaran kerjasama tak memikat hati klien. Tapi, debat bisa mengasah kemampuan argumentasi, menajamkan ide, menguatkan mental "perang", hingga belajar terbuka menerima pendapat orang lain. Berpikirlah positif bahwa ide yang Anda hasilkan bagus, tapi mungkin belum jadi yang terbaik. 

9. Mengalah untuk menang
Sama seperti olahraga, butuh pendinginan biar otot enggak kejang. Debat juga perlu pendinginan supaya hubungan dengan lawan bicara tetap adem. Bila debat berakhir dengan bencana, jangan malu untuk minta maaf. Maaf bukan tanda kalah, namun pembuktian kalau kita bisa bersikap dewasa menghadapi konflik. Misalnya katakan, “Maaf ya kalau saya sempat emosional, maklum terbawa emosi.” Yakinlah, satu kata maaf bisa menghapus seribu benci di hati.

10 Cara Berdamai Dengan Diri Sendiri

Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan besar di dalam hidup. Bahkan mungkin kesalahan tersebut tampaknya sulit untuk dilupakan dan menjadi beban.
Namun menurut konselor dan ahli hipnoterapi klinis Louis Armstrong, jangan biarkan kesalahan itu menghantui hidup Anda terlalu lama. Lepaskan beban itu sehingga Anda bisa belajar cara memaafkan diri sendiri dan mulai mengalami kebebasan dalam hidup.
Dilansir dari Your Tango, Jumat (7/8/2020), berikut 10 hal untuk membantu Anda memaafkan diri sendiri, bahkan di saat-saat tergelap:

1. Jangan melekatkan emosi pada penyesalan
"Salah satu kesadaran pertama saya adalah bahwa saya melampirkan emosi pada hal-hal yang telah saya sesali. Saya sebenarnya menghubungkan kesalahan saya dengan keyakinan saya yang membatasi," ujar Armstrong.
Jika seperti itu, tidak heran sulit rasanya memaafkan diri sendiri atas tindakan tersebut. Lantas bagaimana caranya? Sebagai contoh, jika meneriaki ibu, pasti akan perasaan sangat bersalah muncul sesudahnya. Mencoba memaafkan diri sendiri atas teriakan itu tidak efektif karena perlu melihat rasa bersalah yang ditimbulkannya.

2. Pindah dari masa lalu
Masa lalu sebenarnya adalah masa lalu, dan ketika kita bisa meninggalkannya di sana kita menjadi lebih terbuka untuk diterima. Ini adalah pengalaman yang sangat menyembuhkan di mana Anda berhenti berusaha mengubah situasi.
Masa lalu mungkin sulit dilupakan, tetapi ingatkan diri Anda bahwa pada saat itu juga, Anda telah melakukan yang terbaik yang Anda bisa. Simpan apa yang telah Anda pelajari dari acara tersebut, dan lepaskan yang lainnya.

3. Lihatlah hubungan yang Anda miliki dengan diri sendiri
Anda bisa memaafkan orang-orang di sekitar Anda yang sangat Anda cintai dengan lebih mudah. Jadi, dengan mencintai diri sendiri dan tidak terlalu kritis, tidak terlalu kasar, dan memberi diri Anda keuntungan dari keraguan, itu akan membuat Anda lebih menghargai diri sendiri.
Mengutamakan diri sendiri, memenuhi kebutuhan, membuat batasan, dan mempraktikkan perawatan diri akan memberi Anda perspektif positif yang baru.

4. Kenali peristiwa di mana Anda bisa melakukan hal-hal yang berbeda
Merupakan pengalaman belajar yang luar biasa untuk menuliskan bagaimana Anda akan melakukannya secara berbeda di lain waktu. Ini menegaskan ke pikiran bawah sadar bahwa Anda telah belajar dari situasi tersebut. Dan jika Anda memiliki alat yang Anda miliki saat itu, segala sesuatunya tidak akan berjalan seperti dulu. Anda kemudian dapat membuat visualisasi yang jelas di benak tentang kreasi baru Anda. Inilah cara kita belajar untuk tidak mengulangi kesalahan.

5. Jangan melihat setiap kesalahan masa lalu
Lihat saja yang utama untuk memaafkan diri sendiri. Anda akan mengidentifikasi sebuah pola, dan begitu Anda dapat melihat perilakunya berkembang, Anda dapat berfokus untuk mengubahnya dan bukan hanya peristiwa "satu kali".

6. Akui kesalahan Anda
Kita dibesarkan untuk tidak membuat kesalahan, dan jika kita melakukannya, kita akan dihukum. Jadi, tentu saja, kita mencoba bersembunyi dari mereka. Ketika Anda dapat mengakui pada diri sendiri bahwa telah mengambil alih kesalahan itu, Anda menyadari bahwa Anda adalah manusia, dan itulah cara tumbuh dan belajar. Jika Anda membuat kesalahan, keluar dari zona nyaman Anda.

7. Jangan melalui ini sendirian
Mulailah membagikan perasaan Anda dengan seseorang yang Anda percayai. Niscaya Anda akan segera menyadari bahwa berbagi pemikiran sebenarnya akan menghentikan jalan penyangkalan dan penindasan.

8. Minta maaf kepada orang-orang atas sesuatu yang sudah dilakukan
Jika Anda kesulitan untuk memaafkan diri sendiri atas sesuatu yang telah Anda lakukan kepada orang lain, cara terbaik adalah dengan mengatakan "maaf" kepada orang itu.Lakukan dengan bertatap muka, jika memungkinkan, tetapi jika Anda tidak dapat melakukannya, coba kirim pesan atau email. Jangan mengharapkan tanggapan; ketahuilah bahwa Anda telah mengatakan "maaf."

9. Perbaiki sejak hari ini
"Saya tidak bisa kembali dan mengubah cara saya berperilaku terhadap keluarga,berteriak dengan marah pada ibu saya, atau dikenal sebagai 'polisi yang menyenangkan' oleh anak-anak saya. Tapi yang bisa saya lakukan adalah menjadi orang tua dan anak yang lebih baik sekarang," sebut Armstrong.

10. Renungkan seberapa jauh Anda telah berhasil
Sebelum Anda memejamkan mata sebelum tidur, renungkan kembali hari itu dan ingatkan diri Anda sendiri akan semua hal yang dapat Anda lakukan dan buat perbedaan, betapapun kecilnya, seperti senyum yang Anda berikan kepada orang asing, sampah yang Anda ambil di taman , makan malam yang kamu buat untuk suamimu, orang yang membiarkanmu di antrian supermarket. Pertahankan pikiran ini saat Anda tertidur. Mengapa? Karena Anda benar-benar telah menjadi orang yang luar biasa.

Pengampunan adalah alat terbaik yang memungkinkan kita menghadapi apa yang telah kita lakukan di masa lalu, mengakui kesalahan kita, belajar darinya, meninggalkannya dan melanjutkan hidup. Ini tidak berarti kita memaafkan apa yang telah terjadi, dan itu tidak berarti kita melupakan apa yang telah terjadi. Namun itu berarti Anda telah belajar dan melangkah dengan cara yang lebih baik.